BAB 31

1.6K 74 0
                                    

Jakarta

"Mana adik kamu," tanya mama kepada Tatang. Masalahnya ini sudah hampir jam tujuh putri bungsunya masih belum juga turun ke bawah.

"masih di kamarnya ma," ucap Tatang.

"Cepat suruh turun, suruh makan, emang dia enggak kerja," ucap Mama.

"Tatang udah ajak ma, tapi Dian nya enggak mau, kayaknya enggak mau kerja juga," ucap Tatang lagi.

Papa yang mendengar itu lalu menoleh ke arah Tatang, "Adek kamu kenapa, cepat suruh turun !, cari penyakit aja, enggak mau makan," ucap Papa, meletakkan koran di meja.

"Udah pa, Tatang sudah suruh turun, tapi Dian nya tetap enggak mau, nangis nangis enggak jelas lagi,"

"Kenapa adek kamu tingkahnya kayak gitu," tanya mama.

"Galau ma biasa, putus cinta lah sama si gondrong itu," ucap Tatang.

"Putus dari William, maksud kamu," tanya mama lagi.

"Iya ma,"

"Dari mana kamu tahu, kemarin Dian masih di jemput pacarnya," ucap papa.

"Semalam pa putusnya," ucap Tatang menyudahi makannya, dan meneguk air mineral di hadapannya.

"Dian ada cerita sama kamu," tanya mama penasaran.

"Enggak, semalam Tatang nelfon pacaranya. Masalahnya tingkah Dian tadi malam aneh banget, marah-marah enggak jelas, terus nangis-nangis gitu, biasalah kayak patah hati gitu," ucap Tatang mencoba menjelaskan.

"Apa kata pacarnya?" Tanya mama lagi.

"Kata Liam, Dian yang mutusin dia, padahal dia lagi sayang-sayang nya sama Dian. Gila kan ma, masa Liam baik-baik kayak gitu di putusin sama Dian. Dian aneh ma, enggak ada masalah apa-apa minta putus," ucap Tatang lagi.

"Jadi itu yang buat adek kamu tingkahnya aneh,"

"Iya pap, biasalah,"

"Adek kamu emang aneh, putus cinta kok enggak mau makan,," timpal mama.

"Dia yang minta putus, kenapa dia yang galau," ucap papa, diselingi tawa.

"Tau tuh pa, aneh, muter lagu-lagu galau di kamarnya sampe berisik. Kalau papa enggak percaya lihat aja di kamarnya," ucap Liam lagi.

"Owalah, bocah itu, ya sudah mama mau ke atas," ucap mama. Beliau menyudahi makannya, menegakkan tubuhnya berjalan menuju kamar Dian.

Sementara Tatang mengikuti mama dari belakang.

*******

Dahulu terasa indah
Tak ingin lupakan
Bermesraan selalu jadi
Satu kenangan manis

Tiada yang salah
Hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua ini permainkanku
Berulang ulang kali

Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Jalani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir

Tak ayal tingkah lakumu
Buatku putus asa
Kadang akal sehat ini
Tak cukup membendungnya

Dian menatap dirinya di cermin, sambil bersenandung.

"Tok...tok...tok...,"

"Siapa?" Ucap Dian, menyadari ada seseorang yang mengetok pintu.

"Ini mama,"

"Masuk aja ma, enggak di kunci kok," ucap Dian. Ia sebenarnya malas jika sang mama ikut campur urusan pribadinya seperti ini. Ia yakin Tatang lah yang memberitahu keadaan dirinya.

TERJERAT CINTA TUAN POSESIF (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang