BAB 28

1.6K 76 0
                                    

"Lo ada di mana sih, gue cari-cariin lo di halte. Gila lo, gue panik tau," ucap Lilis.

Dian melirik Liam, laki-laki itu memandangnya, sedetik kemudian laki-laki tersenyum. Ia tahu dengan tatapan laki-laki itu mencoba mengerti dengan keadaanya. Mungkin ini efek dirinya telah terlalu lama menjomblo. Jujur laki-laki itu menarik perhatiannya. Dari segi fisik, dia sangat keren, tampang oke lah, ia tidak terlalu suka dengan laki-laki metroseksual. Masalahnya ia pernah berpacaran dengan model pria seperti itu, dan hubungannya berakhir sia-sia. Laki-laki itu pendengar yang baik, dan laki-laki sangat cerdas menurutnya, cerdas yang ia maksud bukan kutu buku. Tapi kecerdasan yang laki-laki itu miliki mencakup aspek pengetahuan yang cukup luas. Selama ia berbicara dengan laki-laki itu cukup berbobot dan juga memiliki selera humor yang bagus. Terlebih laki-laki itu pecinta binatang, itu menandakan bahwa laki-laki itu penuh komitmen dalam hidupnya.

"Maaf, gue ada di rumah temen gue nih,"

"Temen lo yang mana? Perasaan di New York temen lo cuma gue, Yan," ucap Lilis.

"Temen gue banyak lah di New York, emang lo doang. Tadi siang hape gue mati, makanya enggak bisa hubungin lo," ucap Dian

"Rumah teman lo di mana?" Tanya Lilis penasaran.

"Gue enggak tau sih ada di mana, yang pasti enggak terlalu jauhlah dari halte tadi. Gue enggak sengaja ketemu dia di sini," ucap Dian.

"Lo jadi enggak ketempat gue?" Tanya Lilis lagi.

"Jadi lah, kirim aja alamat lo, nanti gue minta antar dia,"

"Nanti gue kirim alamatnya,"

"Sekarang lo dimana?" Tanya Dian penasaran.

"Gue balik lagi lah ke flat gue, gue pikir lo balik lagi ke hotel," ucap Lilis.

"Syukurlah, gue pikir lo masih di halte, nungguin gue,"

"Gila aja, nungguin lo. Bisa-bisa gue mati beku di sana," timpal Lilis.

"Hahaha," Dian terkekeh.

"Temen lo cewek apa cowok,"

"Cowok," ucap Dian jujur, ia kembali melirik Liam. Laki-laki itu nampak tenang menunggu dirinya selesai menelfon.

"Gila, lo menginap sama cowok," ucap Lilis tidak percaya.

"Macam lo enggak pernah nginap tempat cowok aja. Gue yakin di New York lebih liar dari gue. Ngaku aja deh, lo pasti sering bawa cowok lo ke flat lo kan" timpal Dian di diselingi tawa.

"Ya udah deh, kapan nih kita ketemu. Gue kangen sama lo," ucap Lilis.

"Besok lah, ini udah malam juga," ucap Dian, ia melirik jam yang menggantung di dinding, menunjukkan pukul 19.40 menit.

"Oke, hati-hati sama temen lo. Ini cuaca dingin, takutnya lo berdua kebablasan. Pulang-pulang malah bawa Dian Junior, kan berabe," ucap Lilis sambil tertawa.

"Ya enggaklah, gue bukan kayak lo," sungut Dian.

"Dingin-dingin gini enaknya ya kayak gitu lah, bergairah, membara, hangat dan lo bakalan ketagihan,"

"Ih, semenjak di New York, pikiran lo ngeres banget sih Lis,"

"Biasa ajalah, itu udah kebutuhan biologis kali," ucap Lilis dan sambil tertawa terbahak-bahak.

TERJERAT CINTA TUAN POSESIF (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang