Bab 1

3.4K 109 1
                                    

Happy reading

Hai kembali lagi karya terbaru saya yang ke-19, "We're Hiring" aku enggak tau sih kenapa ngasi judul ini. Seperti cerita-cerita aku sebelumnya settingnya tidak jauh-jauh dari seputar hotel dengan segala romansa percintaanya.

****


"Ya enggak bisa gitu lah pak, ini kan bukan kerjaan saya. Masa' saya yang ngerjain," Mince bertolak pinggang, melihat berkas-berkas ijin prusahaan di meja kerjanya. Sambil memandang pak Hilman, yang sedang menatap layar komputer.

"Enggak apa-apa lah, kamu bantu bu Ghea, dia kan sekretaris pak Adi,"

"Mau sekretarisnya pak Adi saya juga enggak peduli kali pak. Pokoknya saya enggak bisa ngerjain ini, enak aja. Kerjaan saya juga banyak, liat nih form saya banyak, schedule anak-anak juga belum saya input ditambah ini lagi. Si Ghea cuma bisa cantik-cantik doang. Emangnya kerjaanya ngapain?," dengus Mince, Walau ia hanya seorang admin biasa, bukan berarti ia tidak diperlakukan adil.

Pak Hilman melirik Mince yang sudah manyun satu senti, "Ya sudah, Biar saya yang bicara sama Ghea,"

"Gitu kan enak, enggak bisa limpahin ke saya pak,"

Mince tersenyum penuh kemenangan menatap pak Hilman yang kini berada di pihaknya. Ini merupakan setahun ia bekerja di Zuri Hotel sebagai admin human resource.

Human resource (HR) merupakan bagian penting bagi perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah ataupun perusahaan besar. Seorang Admin HR memegang peranan penting dalam manajemen sumber daya perusahaan, mengurusi administrasi personalia, rekrutment, dan evaluasi karyawan.

Ia bekerja di sini atas rekomendasi dari Ibas sahabatnya yang bekerja di Swiss Hotel. Ia akan berterima kasih kepada Ibas karena sudah mencarikan pekerjaan yang layak untuk dirinya. Setidaknya ia berkerja di office, bukan tukang bersih-bersih. Jika tidak, sudah ia pastikan nganggur dan berteman sama si Sinem bertahun-tahun lamanya.

Mince memandang pak Hilman berdiri mengambil berkas-berkasnya, "Saya keruangan pak Adi dulu,"

"Iya, pak,"

"Pak Adi jadi mau keluar dari sini,"

"Iya,"

"Resign kemana pak?,"

"Katanya sih balik ke Bali lagi,"

"Terus pengganti beliau siapa pak?,"

"Pengganti temannya pak Adi,"

"Owh gitu,"

"Kapan pak?,"

"Perpisahaanya, nanti jam 3 di Ulin Kariung, sekalian memperkenalkan GM baru,"

Pak Hilman melirik Mince selaku adminya berparas cantik itu. Selama wanita itu bekerja dengannya, dia bisa diajak kerja sama,

"Kenapa?,"

"Cuma nanya aja kok pak," Mince duduk ke kursinya kembali.

"Oiya, nanti ambil kartu jamsostek,"

"Iya pak, nanti saya ke sana,"

Mince tersenyum memandang pak Hilman keluar dari ruangan membawa berkas-berkas ijin perusahaan. Mince memandang layar komputer menekuni pekerjaanya kembali. Beberapa menit kemudian ia mendengar suara ponselnya bergetar, ia menatap ke arah layar persegi itu.

"Sinem Calling,"

Mince menggeser tombol hijau pada layar, "Iya bi,"

"Non, ibu muntah-muntah,"

Mince memijit kepala mendadak hatinya sesak mendengar sang bunda sakit lagi. Sudah berapa bulan ini ibunya mengalami penyakit diabetes melitus. Yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah dan berada di atas ambang normal yang bersifat kronis dan jangka panjang. Berat badan bunda mengalami penurunan secara berangsur-angsur. Di akibatkan glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh.

We're Hiring (TAMAT)Where stories live. Discover now