Prolog

15 2 0
                                        

Acara kelulusan di SMP Cakrabuana sudah selesai. Mattew yang tidak suka keramaian merasakan jika energinya terkuras habis. Lelah. Satu kata yang mendeskripsikan dirinya saat ini.

Mattew beranjak berdiri dari tempat duduknya. Dia ingin segera pulang dan tidur. Mattew merileksasikan tubuhnya. Menggerakkan otot leher ke samping kanan dan kiri hingga berbunyi krek.

Semakin cepat Mattew pulang, semakin cepat dia beristirahat. Mattew memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Menapakkan kakinya keluar gedung kelulusan.

"Mattew!"

Ah! Suara itu lagi.

Suara yang paling menyebalkan yang pernah Mattew dengar. Ingin rasanya Mattew menghilang dari bumi saat suara itu mulai muncul. Suara itu milik Shenina. Cewek centil, bodoh, tak tau diri yang selalu merecoki Mattew. Merusak keseharian Mattew.

"Ih Mattew budek!"

Shit! Mattew benci diolok!

Mattew berhenti. Dia memutar badan. Menatap tajam Shenina. Cowok itu merotasikan matanya. Sungguh menyebalkan, mata indahnya harus bertemu dengan mata centil Shenina.

"APA!!" pekik Mattew kesal.

Shenina nyengir kuda. Berlari kecil lebih mendekatkan diri pada sang pujaan hati. "Kasih tau Shenina dong di mana SMA Mattew nanti, biar kita sekelas lagi. Kalau beda sekolah, nanti Shenina kangen sama Mattew, gimana dong? Kan kita harus bersama-sama." Shenina menyatukan kedua jari telunjuknya.

Sudut bibir Mattew berkedut. Mengepalkan kedua tangannya. Mattew menghela napas panjang. Jangan sampai emosinya meledak dan menjambak rambut Shenina hingga botak.

"Di rumah lo ada kaca?"

Shenina mengangguk beberapa kali. "Ada, banyak." Jawabnya cepat.

"Lo ngaca," saran Mattew

Shenina mengernyit bingung. "Buat apa?"

"Buat lo sadar diri!"

Sesudah mengatakan itu, Mattew melengos pergi begitu saja. Bahkan mempercepat langkahnya. Bukan dua kali, tetapi tiga kali. Supaya Mattew terhindar dari Shenina. Bisa-bisa ia alergi jika terus berdekatan dengan Shenina. Walaupun sudah berkali-kali ditolak mentah, cewek itu tetap kekeuh pada pendiriannya. Yaitu, mengejar cinta Mattew.

"Tapi Shenina sudah sadar diri, kok, kalau bodoh. Makanya Shenina butuh Mattew supaya nanti keturunan Shenina jadi pinter." Ujar Shenina sedikit berteriak supaya Mattew mendengar isi hatinya.

"Dasar gila! Jangan sampai gue ketemu sama lo lagi," sahut Mattew dari kejauhan.

MATTEWOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz