Package Love

19.2K 150 4
                                    

Diingetin kembali, budayakan follow sebelum baca:v
Btw, aku gak tau ini disebut cerpen atau apa.

---

Beby adalah gadis cantik dan sangat berbakti pada orang tuanya. Dia sangat mencintai hidupnya dan- pasangannya. Bukan suami, tapi baru pacar. Nama lelaki itu Vigo. Vigo juga mencintainya tapi juga tidak, eh? Gimana sih? Pokonya gitu!

Mereka berdua kini tengah berbincang hangat di sebuah cafe, ditemani dengan dua cangkir latte matcha.

"Kamu kapan mau nikahin aku?" Tanya Beby dengan raut wajah cerahnya.

Wajah Vigo mendadak pucat, dia menyesap latte matcha-nya lalu mengalihkan mata ke arah luar jendela.

"A-aku belum siap Beb" jawabnya terbata. Terlihat jelas wajah cerah itu berubah kecewa. "... maaf" kata lelaki itu lagi.

"Lalu kapan kamu mau ngenalin aku ke orang tua kamu? Terus mengakui hubungan kita ke orang-orang?"

"Entahlah. Tapi yang jelas aku memang belum punya keinginan untuk berkeluarga"

Kalimat yang Vigo lontarkan, membuat Beby beranjak dari kursinya. Tak ada tempat untuk mendapatkan kepastian atau pengakuan disini. Begitulah fikirnya.

Cepat-cepat Vigo memegang tangan gadis itu. Gadis itu menatap ke arah Vigo sembari merebut tangannya kembali dari tautan.

"Maaf Beb" ujarnya lirih.

Beby langsung melesat saja dari tempat itu, tentunya ditemani air mata yang sudah mengalir di pipinya.
Tak perduli dengan kondisi wajahnya, dia langsung naik taksi ketika ada taksi yang berhenti.

Dia fikir dia siapa ngegantungin perasaan gue hampir 5 tahun ini? Dia lupa kalau usia gue bahkan udah 26 tahun? Dan perasaan gue ke dia rasanya sudah menjamur di dalam sana, saking lamanya. Keluhnya dalam hati, sembari menghapus foto-fotonya dengan Vigo di ponsel.

Sesampainya dirumah dia langsung memasuki kamarnya tak mau tahu tentang beberapa pasang mata yang menatapnya heran. Orang-orang itu tak lain adalah Abi, Ummi dan Kakaknya.

Kini dia hanyut dalam tangisannya, mengurung diri seharian dikamar.

---

Keesokan harinya..
Wajahnya masih pucat, Vigo juga belum memberi kabar. Dia sudah hafal betul dengan lelaki itu yang akan bersikap seperti ini dikala ada masalah atau putus secara tidak langsung.

"Beby?" Panggil Ummi dari luar pintu.

"Iya mi?" Beby bergegas membuka pintu kamarnya.

Munculah seorang wanita paruh baya tengah membawa sepotong kue. Mereka berdua pun masuk dan duduk nyaman di kasur.

"Ada apa Ummi?" Tanya Beby.

"Tidak apa-apa. Ummi lihat kemarin sepertinya kamu sedang ada masalah. Dengan siapa memangnya?" Umminya tentu tak tahu soal hubungannya dengan Vigo.
Yang Ummi tahu, Beby selalu menolak ajakan ta'aruf dari pria-pria yang ditawarkan Ummi selama 3 tahun ini.

"Gak tahu Ummi. Tiba-tiba aja pengen nangis" Rengeknya manja.

"Oalah, Ummi kirain ada apa" Katanya tersenyum sambil mengelus lembut bahu putrinya. "Oh iya, Ummi mau tanya. Kalau ada pria yang mengajak mu ta'aruf, kamu menerimanya atau menolaknya lagi?"

Sekarang mata gadis itu berkeliaran seolah tengah memutuskan sesuatu yang berat.

"Emm.. emangnya Ummi mau banget yah kalau Beby buru-buru nikah?" Tanya Beby balik.

"Ya iyalah sayang. Ummi mana mau liat kamu jadi perawan tua" Kelakar Ummi.

"Astaghfirullah Ummi, Beby lebih gak mau kali mi.."

CERPENWhere stories live. Discover now