Mbok Jegeg

119K 7K 603
                                    

Setelah dari Nusa Dua, mereka kembali ke hotel yang masih berada di dekat kawasan pantai Kuta. Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan Waktu Indonesia Tengah, Salsa masih bersama Juna di luar, sedangkan teman-temannya sudah di dalam kamar. Salsa hanya ingin mencari angin malam pulau Dewata.

"Keluar hotel dong, bosen nih." Salsa menarik tangan Juna untuk mengikuti langkahnya, namun Juna berat hati bergerak dari tempatnya.

"Kenapa?" Salsa menoleh dengan raut wajah kecewa. Apa mungkin Juna tak mau menemaninya? "Gak mau ya? Ya udah aku keluar sendiri, kamu istirahat aja." Salsa melepaskan genggamannya, lalu Juna segera mendapatkan tangan itu kembali.

"Angin malam itu gak baik. Mending balik ke kamar, kamu pasti capek habis perjalanan." Juna mendekap Salsa sambil mengelus rambut panjangnya.

"Enggak, aku mau keluar. Justru kalau capek aku butuh udara segar. Ya, temenin ya? Please, sepuluh menit aja." Salsa mendongak untuk melihat wajah tunangannya.

Juna tak sampai hati menolaknya, alhasil dia setuju saja dengan permintaan Salsa kali ini. "Ambil jaket dulu sana!"

Salsa menggeleng, "enggak perlu."

"Jangan bandel deh!" Juna menatapnya tegas. "Aku gak bakal masuk angin yaelah", terus saja Salsa membantah.

"Kali ini jangan nolak!" Juna melepaskan jaket yang melekat di tubuhnya, dan memakaikannya di tubuh Salsa. "Oke, Sayang."

"Apa kamu bilang? Coba ulangi, aku mau dengar." Juna mendekatkan telinganya pada bibir Salsa.

"Enggak mau, perasaan tadi udah jelas." Salsa pergi meninggalkan Juna yang masih stay di tempatnya. "Cepetan, atau aku tinggal!" Sambungnya.

[]

"Sal, dingin nih, balik yuk?" Juna melingkarkan tangannya di pundak tunangannya. Namun bukannya mau, yang ada Salsa terus saja menolak. "Enggak mau, Arjuna Megantara. Eh kesana yuk?" Salsa malah menariknya menuju tempat lain.

"Mau apa sih, yaelah Juleha." Juna pasrah mau ditarik-tarik gimanapun juga. Meski begitu, mulutnya tak berhenti ngedumel.

"Aku mau jagung."

"Pak, jagung bakarnya dua, satu barbeque, satunya super pedas. Menteganya dibanyakin dikit ya Pak, biar asinnya terasa. Saya bilang kayak gini supaya bapak tau, soalnya kalau saya beli di tukang jagung biasanya pada pelit-palit ngasih menteganya. Padahal kan mentega gak mahal. Oh iya, jangan lupa mmmbbhhh..." Juna terpaksa harus menyumpal mulut tunangannya ini agar tak bicara lagi.

"Udah buatin aja, Pak, jangan didengerin ini cewek. Gak penting." Juna menarik Salsa agar sedikit menjauh dari bapak penjual jagung bakar tadi.

"Oh jadi aku gak penting? Oke fine." Salsa sedikit menjauhkan posisi duduknya dari jangkauan Juna.

"Tuh kan tuh kan, merajuk kan? Lihat itu mukanya, ngeselin banget sumpah." Ujar Juna sambil menyentil hidung Salsa. "Sinian ah duduknya, jangan jauh-jauh gitu. Dingin tau." Juna menarik Salsa agar mendekat lagi padanya.

Tiba-tiba Salsa merasakan dua tangan besar kian melingkari tubuhnya. Memberikan kehangatan kala dinginnya malam. "Kalau jauh-jauh aku gak bisa peluk kamu. Tau gak sih, aku kedinginan? Kalau peluk kamu jadi hangat."

"Mana ada ceritanya, yang peluk yang ngerasain hangat, ha? Yang ada itu yang dipeluk yang hangat."

"Kamu ngerasa hangat?" Tanya Juna sambil menatap Salsa.

"Iya."

"Iya udah, aku niat." Salsa tersenyum dan tak jadi merajuk karena penuturan Juna barusan. Juna semakin mengeratkan pelukannya.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang