"Siapa?" kali ini Sasuke yang bertanya kepada Hinata sembari melihat ke arah Toneri yang memasang senyum ramah. Toneri yang merasa terpanggil langsung mengulurkan tangannya dan berdiri di depan Sasuke.

"Perkenalkan aku pacar Hinata, Otsutsuki Toneri," Mata amethyst Hinata membulat dan menatap Toneri tajam, menyuruhnya jangan mengada-ngada.

"Pacar?" Sasuke melirik Hinata yang menggerakan matanya seperti berkata bukan.

"Iya pacar. Ya kan, babe?" tanya Toneri merangkul bahu Hinata.

"Buk-" Hinata mendelik ke arah Toneri yang menyela perkataanya.

"Kami langgeng hingga aku pindah ke Amerika lalu kau mendekatinya," kata Toneri mengubah nada bicaranya menjadi ketus, Hinata menatap Toneri tidak percaya, baru saja datang dan membuat senang sekarang dia malah berniat membuat keributan, belum tau Sasuke itu bagaimana.

Hinata menatap Sasuke, berharap pria itu maksud dengan tatapan yang ia lontarkan. Tapi Sasuke malah menatap Toneri dengan pandangan membunuh.

"Dia menerimaku, bukankah artinya kau sudah dilupakan?" tanyanya dingin sembari menoleh sekilas ke arah Hinata yang mengambil nafas dalam-dalam.

Toneri menggeleng cepat, "Aku dilupakan? tidak mungkin, aku merangkulnya juga Hinata tidak apa-apa," kata Toneri.

Hinata yang sadar dengan posisinya langsung menjauh dari Toneri, Toneri menoel pipi Hinata gemas.

Sasuke terlihat mengeraskan rahangnya menahan emosi, ia menepis tangan Toneri kasar. "Kau meninggalkannya ke Amerika? kenapa? berselingkuh hm?" tanya Sasuke, Hinata sudah bergerak tidak nyaman.

Ia mencoba menjauhkan Sasuke dari Toneri, "Sudahlah, Dia bukan--"

"Aku bekerja untuk menikahi Hinata? lalu kau? anak manja yah?" tanya Toneri memasang smrik.

Sasuke mendorong Hinata dan memukul Toneri tanpa berhenti, Toneri juga hanya diam. Hinata yang melihat itu mencoba melepaskan mereka hingga Neji datang dan berlari menghalangi Sasuke untuk memukul Toneri lebih.

"Sudah!!! kalian ini kenapa berkelahi di rumah orang?!!!" bentak Neji berkacak pinggang sembari menatap Sasuke dan Toneri tajam bergantian.

Hinata mengambil nafas dalam-dalam, "Sasuke... dia bukan pacarku, dia sepupuku," kata Hinata menggenggam tangan Sasuke.

"Kan sudah kubilang jangan lakukan," kata Neji yang paham dengan perkataan Hinata, ia memukul bahu Toneri pelan.

"Aw! apaan sih? aku pacarmu Hinata," kata Toneri kali ini Neji menatapnya tajam lagi.

"Toneri!!!" teriak Hinata kesal, Sasuke menoleh ke arah Hinata.

"Iya-iyaa, aku sepupunya, aduh pukulanmu kuat juga," kata Toneri memegangi pipinya yang mulai berubah menjadi warna biru, lalu duduk di sofa.

Hinata mengalihkan pandangannya ke Sasuke, "Dia sepupuku, dia memang aneh. Sudah, jangan marah...," kata Hinata merapikan rambut Sasuke yang mulai berantakkan.

Sasuke tanpa berbicara apa-apa menarik tangan Hinata keluar dari rumah Hyuuha, "Hey!!! harusnya kau---aw!" ringis Toneri ketika Neji melemparkan kotak p3k ke arahnya.

"Obati sendiri, aku tidak mau. Kau mengangguku, baru saja aku akan tidur," protes Neji kesal lalu naik ke atas.

Toneri menatap mereka tidak percaya, ia di tinggal sendirian di ruang tamu dengan wajah penuh luka. "Kau harusnya berterima kasih karena aku mengetesnya untuk Hinata," teriak Toneri kepada Neji yang baru saja membuka pintu kamar.

"Aku tidak butuh itu," balas Neji tidak peduli.
.
.
.
Sasuke menyuruh Hinata masuk ke mobil, mau tidak mau Hinata masuk. Sasuke menarik nafas dalam-dalam, sebenarnya ia masih kesal. Ia melirik ke arah Hinata, "Dia benar sepupu mu kan?" tanyanya memastikan, Hinata mengangguk cepat.

"Iyaa, kalau dia pacarku kenapa aku menerimamu," gumam Hinata. Sasuke mengangguk.

"Kita akan kemana?" tanya Hinata pasalnya Sasuke membawanya ke mobil.  Sasuke menggeleng, "Lalu kenapa kau menerimaku?" tanya nya menatap Hinata serius.

"Yaa... aku tidak punya alasan menerimamu, aku mencintaimu karena kau terus mendekatiku dan membuatku nyaman," jawab Hinata, Sasuke masih menatap Hinata dalam ia menggenggam tangan Hinata menyalurkan rasa hangat di tangannya.

Sasuke mengangguk, lalu menarik tangan Hinata untuk memeluknya. Hinata merasakan detak jantung Sasuke yang berpacu cepat seperti miliknya, deru nafas hangat di lehernya, dan gesekan ujung hidung milik Sasuke, Hinata mengambil nafas dalam merasakan geli menjalar di sekujur tubuhnya, harum mint di tubuh Sasuke benar-benar menyejukkan.

"Maaf," gumam Hinata.

Sasuke tidak menjawab dan sibuk menghirup harum lavender di rambut Hinata.

"Sasuke..." gumam Hinata melepaskan pelukannya, Sasuke terlihat menatapnya dalam menunggu gadis itu berbicara.

Hinata menggeleng lalu kembali menarik tangan kekar Sasuke dan memeluknya lagi, ia suka begini.

Sasuke tersenyum kecil dan mencium pelan leher Hinata. "Aku ingin membeli ice cream,"

.
.
.
tbc

Part 20😶

Permisi author mau lewatt~~🐌🐌🐌

She is mine || SH ✔Where stories live. Discover now