26 - Imma Big Liar

Începe de la început
                                    

Aaron meminta Amoura untuk duduk sila di ujung dermaga danau.

“Pelatihan ini lebih mirip sugesti. Karena sekuat apapun fisikmu jka batin sangat lemah maka tamatlah riwayatmu”  Aaron berdiri tepat dibelakang Amoura yang sedang duduk.

“Kau bisa anggap ini sebagai pelatihan yoga, bedanya ini sedikit ekstrim” Gurau Aaron.

Setelah itu Aaron mulai melatih Amoura mulai dari mengendalikan air dan tanaman disekitarnya. Amoura sangat menikmati pelatihan ini. Mengontrol semuanya dan membuat air danau menari-nari dengan segala bentuk yang sangat cantik berhasil membuatnya terpengarah.

Tiga jam? Empat jam? Sepertinya waktu berlalu dengan cepat, Aaron lalu menghentikan pelatihannya. Mengeluarkan kekuatan membutuhkan energi, Aaron tidak mau Amoura kehabisan energinya.

“Sudah untuk hari ini. Kita lanjut besok”  Ucap Aaron.

Aaron mengajak Amoura duduk ditepi danau untuk istirahat. Sesekali Aaron melempar batu ketengah danau.

“Apakah kekuatanku tadi sudah bisa untuk menyerang? Yang kita lakukan tadi hanya bermain-main dengan alam” Tanya Amoura

“Tadi aku hanya mencoba memperkenalkanmu dengan kekuatan yang kau miliki. Kekuatanmu menyatu dengan alam yang terhubung langsung dengan emosimu. Jadi kendalikan emosimu atau kau akan mengacaukan alam!”  Jelas Aaron sambil melempar batu.

Amoura hanya mengangguk menjawab Aaron. Amoura memandangi Aaron dengan intens. Awalnya Aaron mencoba tidak peduli tapi melihat Amoura yang tidak mau berhenti, Aaron menyerah.

“Berhenti melubangiku dengan tatapanmu. Katakan apa maumu”  Ucap Aaron tanpa menoleh kearah Amoura.

“Hanya.. Akhir-akhir ini kau sedikit aneh. Biasanya kau akan selalu membuatku kesal dengan semua ocehanmu tapi belakangan ini sangat sepi dan kau jadi terkesan dingin. Apa semuanya baik-baik saja?”  Tanya Amoura khawatir

Aaron menoleh menatap Amoura dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Amoura bisa melihat kesedihan dari tatapan Aaron.

Namun dengan cepat Aaron langsung merubah raut wajahnya menjadi tersenyum lebar.

“Itu hanya firasatmu. Aku baik-baik saja”  Jawab Aaron

Liar”  Ucap Amoura sambil berdecih.

Sepertinya Amoura benar-benar mengenal Aaron, kebanyakan senyum lebar Aaron tidak selaras dengan matanya. Mungkin Aaron bisa membohongi semua orang tapi tidak dengan Amoura. Amoura sangat memahaminya, Aaron tersenyum memikirkan hal itu.

Aaron dan Amoura terdiam cukup lama dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa saat kemudia Amoura kembali melihat Aaron.

“Kau bilang aku harus ditandai satu minggu lagi, tapi kenapa harus satu minggu?” Tanya Amoura

“Kenapa? Memangnya kau tidak mau hidup dengan matemu sendiri?”  Balas Aaron. Hatinya kembali tak menentu saat membahas ini semua.

“Bukan begitu. Ehmm.. Ohh entahlah Aaron... Terkadang aku ragu tapi disaat tertentu aku menaruh kepercayaan padanya. Rasanya aku tidak tau apakah ini benar jalanku atau kesalahan. I feel stuck”   Amoura mengeluarkan semua uneg-unegnya.

“Apakah kau belum memaafkannya? Kau masih membencinya?” 

Aaron bertanya sambil terus melempar batu-batu disampingnya. Terkadang terbesit pikiran jahat kalau Amoura akan terus membenci Sean. Terdengar kejam tapi memang itulah yang terjadi. Aaron tidak bisa mengendalikan perasaannya.

Amoura menghela napas pelan sambil mengusap rambut indahnya kebelakang.

“Memaafkan jauh lebih mudah daripada melupakan. Aku sudah memaafkannya tapi bayangan masa lalu selalu saja menghantuiku saat bersamanya. Sepertinya aku sudah tidak membencinya, hanya sajaa.. kau tau aku takut dengan fakta bahwa perasaanku sudah tidak sama”  Rasanya Amoura lega bisa membicarakan ini dengan seseorang.

Reject My Luna QueenUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum