Sekolah Baru

31 4 1
                                    

Saat makan malam, Viola menatap Mama tanpa berkedip sedetikpun sambil menyuapkan potongan daging ke mulutnya, sedangkan yang ditatap merasa risih.

"Kenapa lihat-lihat Mama?"

"Jadi ... kapan Vio bisa pindah sekolah, Ma?" To the point. Viola tidak dapat menyembunyikan semangatnya. Terdengar suara Papa tersedak.

"Pindah sekolah?" tanya Papanya kaget dan mengambil minum.

"Iya, Papa. Vio mau pindah sekolah! Mama harusnya udah kasih tau ke Papa. Iya kan, Ma?" Viola memasang senyuman manisnya.

Papa melirik Mama, dengan tatapan menuntut jawaban. Mama hanya mengangguk karena mulutnya sedang mengunyah.

"Ke sekolah mana?" tanya Papa lagi sambil mengelap bibirnya dengan serbet.

"SMA-nya Daffa, Pa! Boleh, ya?"

"SMA Oazyra? Sekolah favorit itu? Kamu bisa memangnya di sana?" Papa seakan tidak percaya dengan pilihan anak bungsunya itu. Mengingat SMA Oazyra dikenal sebagai tempat anak-anak pintar.

Viola mengangguk kuat, "Pasti! Vio bakal berusaha dan banyak belajar kok, Pa!"

"Biar mamamu yang mengurusnya," Papa melirik Mama yang membelalakkan matanya.

Viola tersenyum sumringah. Dia tidak menyangka akan semudah ini.

*-*-*-*-*

Viola menginjakkan kakinya ke sekolah, untuk yang terakhir kalinya sebelum gadis itu 'hijrah' ke sekolah Daffa. Ia ingin berpamitan dengan teman-temannya terutama teman dekatnya, Carla dan Hani.

"What!?" teriak Carla begitu ia mengetahui Viola akan pindah sekolah, semua anak-anak di kelas menoleh ke arah mereka. Viola dan Hani menutup telinganya, sebab jarak mereka terlalu dekat dengan cewek itu. Suaranya melengking dan memekakkan telinga.

"Kenapa lo pindah sekolah, Vio!? Ya ampun gue bakalan kangen banget sama lo!" sembur Carla lebay dan memeluk Viola, menangis histeris.

Teman-teman sekelasnya yang mendengar kata 'pindah sekolah' datang menghampiri mereka. Tatapan mereka seakan menuntut klarifikasi Viola untuk pernyataan barusan dan pertanyaan yang ada di pikiran mereka.

"Bener lo bakal pindah sekolah?" tanya Faisal, sang ketua kelas yang menggunakan kacamata.

"Iya, gue ma-mau pindah ke SMA Oazyra," Viola menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa kikuk. 

"Lo serius? Gue tau lo pinter, kuat dan kayaknya bakal mampu di sana. Cuma ... lo tau kan SMA Oazyra itu serem? Anak-anaknya sombong dan gak ramah samsek. Memangnya lo yakin bakalan betah?" Della mencoba memecahkan suasana.

Viola mengangguk mantap, "Gue yakin gue bisa bertahan di sana."

"Gimana kalau kita buat pesta perpisahan untuk Vio?" Faisal tiba-tiba menyahut.

Mereka kompak mengangguk. Menyetujui usul tersebut. Diam-diam Viola bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.  Sepertinya Viola akan merindukan kelas ini.

Viola siap apapun yang terjadi di sekolah barunya nanti. Semua demi sebuah misi.

*-*-*-*-*

Viola sampai di rumahnya pada sore harinya, ia turun dari mobil Papa sambil membawa banyak hadiah dan berjalan masuk ke rumahnya. Hari ini melelahkan sekaligus menyenangkan dan akan ia ingat kenangan indah ini sampai kapapun.

Pesta perpisahan dadakan dari teman-temannya tadi begitu meriah. Suasananya hangat. Mereka berfoto-foto ria dan mengenang hal-hal yang terjadi di kelas mereka. Mulai dari kelas mereka yang di cap sebagai kelas terkotor se-SMA Caradalo, hingga beberapa guru yang 'ngambek' karena kelas XI A benar-benar kelas yang luar biasa berisik.

Keep You SafeWhere stories live. Discover now