"Untuk apa? Tidak biasanya kau mengajakku kesana?"
"Kemarin sudah ku katakan akan membantumu sebelum aku pergi. Aku memang tidak bisa mengajarimu tapi aku bisa membantumu dengan cara lain."
"Cara lain, apa?" aku mengernyitkan keningku. Tidak paham apa yang ia maksudkan.
"Em, nanti juga kau tahu."
Mulai lagi. Ini salah satu kelakuan Yein yang tidak aku suka. Kadang dia suka memberikan kode yang tidak kupahami. Sudah tahu aku bukanlah orang yang mudah peka, dia masih saja mengulanginya lagi dan lagi.
Baiklah aku turuti kemauannya kali ini. Dengan tanganku yang masih dalam genggamannya dia menarikku agar aku tetap mengikuti langkah disampingnya. Terserah apa maunya aku ikuti saja. Meskipun terkadang mengesalkan, tapi dengan begitu aku tahu bahwa dia benar-benar perduli padaku sebagai sahabatnya. Aku pasti akan merindukannya saat dia pergi nanti.
___
"Ada apa dengannya?" bisik seorang siswa pada teman disebelahnya.
"Entah, mungkin kesambet," timpal siswa itu dengan seringainya.
"Aku jadi cemas akan kesehatan otak dan jiwanya. Akhir-akhir ini dia terlihat begitu stres. Aku khawatir jika dia jadi benar-benar tidak waras."
"Kalau itu benar terjadi aku tidak akan mau jadi temannya lagi."
Mata seorang yang menjadi objek pembicaraan kedua temannya mendelik tajam. ingin sekali rasanya mengikat lidah kedua orang itu lalu menggantungnya ditiang bendera. Bersyukurnya hari ini moodnya sedang baik, jadi dia masih berbaik hati untuk tidak melakukannya.
Alih-alih memarahi kedua tamannya yang diketahui bernama Jungkook dan Yoongi, Taehyung yang menjadi objek pembicaraan mereka hanya memberikan sebuah senyuman.
Rasanya dia benar-benar sudah tidak waras.
"Apa kita perlu dokter untuk menangani jiwanya?" tanya Jungkook pada Yoongi disebelahnya ketika mendapati Taehyung kembali terkekeh sendiri.
"Ya, itu ide bagus," timpal Yoongi
"Aku setuju. Dan bawakan juga dokter cinta untukku," Taehyung ikut menimpali disertakan cengiran khasnya.
"Selain tak waras Kau juga menggelikan," Yoongi memutar bola matanya, jengah.
Taehyung menarik sudut bibirnya kebawah, "Ya itu aku," dengan bangga dia menunjuk dirinya sendiri.
"Apa yang membuatmu seperti ini?"
"Kau salah makan, hum?"
"Kau salah minum obat?"
"Apa kemarin kau mengalami kecelakaan hingga membuat kepalamu terbentur sesuatu?"
"Atau kau—"
belum selesai Jungkook melanjutkan pertanyaan beruntunya kepada Taehyung, Yoongi lebih dulu memotong perkataannya.
"Jatuh cinta."
Dua pasang mata itu melebar menatap Yoongi. Taehyung tidak menyangka kalau tebakannya benar atau bahkan lebih tepat disebut dengan sebuah pernyataan yang keluar dari mulut pedas seorang Min Yoongi.
Sedangkan Jungkook sempat mengernyitkan wajahnya kemudian mencari kebenarannya diwajah Taehyung, "apa itu benar?" tanyanya.
Taehyung masih belum menanggapi.
Lagi-lagi Yoongi membuka suaranya, "Jelas! Kau pikir apa yang membuat si jenius menjadi bodoh. Cinta adalah alasannya."
"Jadi benar. Siapa orang itu?"
Taehyung menatap Jungkook, bukannya jawaban yang ia berikan melainkan senyuman, sungguh itu membuat Jungkook semakin geram. Terlintas sebuah nama dipikirannya, apa mungkin temannya itu masih berharap dengan gadis yang jelas-jelas sudah menjadi kekasih orang lain.
"Jadi benar dia orangnya." Jungkook menyimpulkan sendiri.
"Ya, kau benar Jungkook. Dia masih belum bisa moveon dari gadis itu," Kata Yoongi membenarkan kesimpulannya.
"Dan lihatlah, orang yang sedang dibicarakan kini tengah berjalan kearah kita."
Dengan cepat Taehyung dan Jungkook menoleh kearah dimana orang yang ditunjukan oleh Yoongi.
◇◆◇◆◇
T. B. C
Hollaaaaa.👋
Masih adakah yang baca cerita absurd ini?? 😂😂😂
*enggak adaa!!!
Menyedihkan😅 yasudahlah gpp..
Jika ada yang nggak sengaja mampir kesini jangan lupa tinggalkan jejak vote+komennya yaa.
Next? ⏩
고마워 🙏🙏
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
