Chapter 4. I Want To Be Alone

548 14 8
                                    


Andrea tidak jadi mengantarkan Putri pulang ke rumahnya. Putri beralasan tidak ingin membuat sepupu dan adiknya kuatir, karena melihat dirinya menangis. Andrea pun berinisiatif membawa Putri pergi ke Taman terdekat, agar bisa menenangkan diri di sana.

Setelah mendudukkan Putri di kursi Taman, Andrea beranjak meninggalkannya untuk membeli air minum. Dia tahu, bahwa mungkin Putri haus dan lelah sehabis menangis tadi, entah karena apa alasannya.

"Nih ..."

Putri menoleh menerima air minum kemasan yang disodorkan padanya.

"Makasih." ucap Putri tersenyum ramah.

Andrea mengangguk singkat. Putri mulai membuka segel kemasan di tutup botol, dan meminum isinya perlahan. Putri memang haus sekali, setelah kejadian diruang rapat tadi yang menguras seluruh tenaga dan emosinya.

"Kenalin nama gue Andrea ...kalau loe?" ujar Andrea memperkenalkan diri dengan menyodorkan lengan kanannya ke arah Putri, mengajak berjabat tangan.

"Putri ..." balas Putri menerima uluran tangan Andrea dengan senang hati, berjabat tangan sebentar, dan kemudian melepaskannya.

"Loe ada urusan apa di Kantor SMASH Entertaiment? Rasa-rasanya gue baru ngeliat loe disana?" tanya Andrea mulai menanyakan hal yang sejak tadi mengganjal dipikirannya. Jujur saja, meski sudah lama berkunjung ke kantor SMASH Entertainment, baru kali ini dirinya melihat gadis seperti Putri.

"Iya, gue baru kerja kemarin." jawab Putri singkat.

Andrea mengangguk mengerti, pantas jika ia tidak mengenalnya, ternyata Putri karyawan baru toh.

"Loe sendiri ngapain disana?" tanya Putri balik.

Putri tidak pernah melihat karyawan seperti  Andrea di SMASH Entertainment dan lagi sepertinya Andrea bukan termasuk salah satu aktrist di kantor Manajement itu.

"Gue mau ketemu pacar gue, dia kerja disana." jawab Andrea sembari tersenyum.

"Owh ya? Siapa?" tanya Putri mulai tertarik. Mungkinkah gadis di depannya ini kekasih salah satu karyawan di SMASH Entertainment.

"Dicky. Dicky SMASH. Loe tahukan?" tanya balik Andrea penuh semangat. Dia percaya  bahwa tidak mungkin ada orang yang tidak mengenal sang kekasih, yang merupakan  anggota boyband terkenal di Negeri ini.

Andrea tidak tahu saja, kalau nyatanya Putri saat pertama kali bertemu dengan SMASH, justru tidak mengenal mereka sama sekali. Gunturlah yang dulu dengan sukarela menjelaskan siapa itu SMASH pada Putri.

"Iya, gue tahu ...mereka teman SMA gue, hmm ...lebih tepatnya senior." jawab Putri malas.

Tidak Putri sangka, ternyata Andrea kekasihnya Dicky. Putri kira anak-anak SMASH hanya akan menjalin hubungan dengan orang yang sepadan. Seperti Candy, vokalist Band terkenal, Hime gadis anak pengusaha ternama di Jepang, atau mungkin seperti sepupunya, Nina yang seorang Rapper terkenal. Bukan seperti Putri, anak yatim piatu yang tidak terkenal sama sekali.

'Duh kenapa gue baper mulu sih. Udah, Putri lupain mereka semua. Mereka tuh cuman kumpulan cowok brengsek yang pernah loe kenal. Loe harus move on! Ganbatte Putri!' batin Putri menyemangati diri sendiri sembari menepuk wajahnya pelan, mengenyahkan pikirannya tentang SMASH.

"Owh iya!" pekik Andrea teringat sesuatu yang sangat ingin dirinya tanyakan tadi.

"Loe kenapa tadi nangis pas keluar dari kantor SMASH Entertainment? Terus Reza juga tadi ngejar-ngejar loe, kenapa?" tanya Andrea penasaran.

Putri terdiam, memikirkan jawaban yang pas. Tidak mungkin dirinya menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Andrea, gadis yang baru dikenalnya beberapa menit yang lalu. Putri tidaklah senaif itu untuk langsung percaya pada orang yang baru dikenalnya.

Cenat Cenut SMASH (CCC 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang