Chapter 2. I Will Stay Away

575 24 4
                                    


Nina membawa Putri ke kontrakannya yang baru, hanya butuh berjalan beberapa menit dari kantor SMASH Entertaiment untuk sampai kesini. Nina hanya mampu mengusap bahu sepupu nya yang kembali menangis, menghibur dengan kata-kata menenangkan.

Reza hanya diam menatap miris, tidak tahu harus berbuat apa. Tidak mungkin kan, ia ikut mengusap bahu Putri juga, yang ada Reza di gampar gadis itu nanti. Mengingat sifat galak Putri dulu, pasti belum berubah. Rafael aja keder, apalagi dirinya.

Beberapa menit berlalu, terlihat Putri mulai tenang.

"Udah baikan?" Tanya Nina dibalas anggukan singkat Putri.

"Sebenernya loe kenapa, Put? Kenapa loe bisa ada di kantor SMASH Entertaiment?" Tanya Nina yang sejak tadi terus menahan rasa penasarannya.

Putri diam sejenak. Ia sadar sepupunya ini pasti tengah bingung sekarang. Tapi Putri tak bisa menceritakannya pada Nina. Jika ia bercerita, mungkin ada banyak hal yang akan berubah.

"Gue kerja disana." Jawab Putri setelah lama berpikir.

"Hah, sejak kapan?"

Reza kaget bukan main, ia memang tidak tahu, sendari pagi terus berlatih Rapp menemani Nina. Jadi, ia tidak tahu apa yang terjadi dikantornya.

"Baru aja tadi pagi."

Putri menjawab singkat, lalu mengernyit menatap Reza.

"Loe kok bisa ada di kontrakan Nina? Ngapain?" Tanya Putri beruntun.

Ia baru sadar bahwa sendari tadi memang ada Reza didekatnya, lebih tepatnya dekat Nina.

Reza tersenyum canggung. "Salah kalau gue ke tempat cewek gue sendiri."

"Asal jangan nyakitin dia aja." Gumam Putri tanpa rasa kaget sama sekali, ia memang sudah menduganya dari awal.

"Beres!"

Hening ...

"Selama ini loe kemana aja, Put?"

Reza memecah keheningan, sendari tadi ia  ingin menanyakan hal itu. Tapi, terus ditahannya, karena keadaan Putri juga tadi tidak memungkinkan untuk diajak bicara.

Nina menaikan alis tak mengerti.

"Gue gak bisa cerita itu. Kalau ceritapun percuma. Gak ada untungnya buat gue." Jawab Putri datar.

Nina makin tidak mengerti dengan jawaban Putri, lebih tepatnya ia bingung dengan arah pembicaraan ini, seolah-olah mereka telah saling kenal.

"Oke, sekarang gue yang nanya. Kenapa tadi loe nangis, Put?"

Nina menyahut kembali bertanya setelah Putri dan Reza sama-sama diam, seperti kehabisan bahan obrolan, mungkin tengah sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Gue gak papa!" Jawab Putri singkat.

"Kalau gak papa, loe gak akan mungkin nangis." Bantah Nina tak percaya.

"Ya sih." Putri berpikir sejenak.

"Hmm ... gue cuman belum betah aja kerja di kantor SMASH Entertaiment. Kerjaannya banyak, melototin komputer terus ...bikin sakit mata!" Bohong Putri berkelit memberi alasan.

"Yakin cuman karena itu? Kok gue ragu yah?" Tanya Nina curiga menatap penuh selidik.

"Iya. Itu doang kok!"

"Perlu gue cariin loe pekerjaan baru?" Tawar Nina.

"Gak usah! Gue gak mau ngerepotin loe."

"Apa sih kayak ke siapa aja. Gue kan sepupu loe."

Cenat Cenut SMASH (CCC 4)Where stories live. Discover now