Part 11

10 5 1
                                    


Jangan datang dan pergi sesuka hati, cinta bukan tentang dirimu saja.

-Satya-

'Kalian?" Evelyn yang batu saja datang kerumah Satya mendadak kesal atas apa yang dilihatnya. Saat Satya memeluk Alice dari belakang di dapur. Disaat yang bersamaan, Alice melepaskan rengkuhan tangan Satya di tangannya. Kemudian ia lari keluar menuju rumahnya

"Jujur sebenarnya apa hubunganmu dengan perempuan itu?" ada tekanan emosi dalam kalimat yang keluar dari mulut Evelyn. Sebenarnya Evelyn sendiri sudah tidak nyaman dengan kembalinya Alice ke kehidupan Satya. Ia tahu persis kalau Alice pernah menjadi sahabat dan tetangga yang baik untuk Satya, jauh sebelum ia bertemu dengannya.

"Memangnya apa urusanmu?" Satya balik bertanya.

Evelyn menyipitkan matanya, Jawaban Satya membuat hati Evelyn menjadi kacau. Ia tak menyangka kalau Satya akan mengatakan kalimat sekasar itu padanya. Apalagi hanya karena perempuan aneh bernama Alice itu.

Belum pernah ada lelaki yang memperlakukannya seperti itu, terlebih lagi karena itu Satya. Lelaki yang selalu menerimanya dan selalu ada untuknya. "Aku orang yang mencintaimu, dan kamu juga kan?" .
Satya membuang muka, "Tidak kau hanya mencintai dirimu sendiri Eve," balas Satya. Mereka terdiam sejenak. Evelyn tidak akan kalah pada Satya, apapun akan dilakukannya hingga Satya kembali mencintainya. Evelyn memeluk punggung lelaki itu. Ia merasa saatnya untuk mengeluarkan jurus andalannya. Evelyn memasang wajah sedih, ia tempelkan pipinya pada pungggung kekar Satya. "Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini yang mencintaiku sepertimu Satya, hanya kamu yang mau mendengarkanku,".

Hati Satya tersentuh oleh kata-kata Evelyn, tapi ia tidak bisa terima jika perempuan itu terus-terusan datang dan pergi sesuka hatinya. "Sudahlah Evelyn, aku sudah sering memberimu kesempatan, tapi kenyataanya kau tidak pernah menghargai keberadaanku," jelas Satya. Satya mencoba menepiskan pelukan Evelyn. Tapi Evelyn rupanya tidak gentar ia, ia semakin menguatkan pelukannya. "Oke..." Satya membalikkan badan mencoba memberikan pengertian pada Evelyn. Evelyn tak kehabisan akal, ia mendekatkan wajah cantiknya yang dapat melumpuhkan cowok manapun, apalagi bibir tipisnya yang ranum, dengan tatapannya yang tajam. Lelaki manapun pasti akan bertekuk lutut, sungguh tatapan itulah yang sulit Satya tepiskan. Evelyn terus menatap Satya, semakin lama semakin mendekatkan wajahnya kewajah Satya. Sebelum Satya tak mampu mengendalikan dirinya, ia lantas mendorong Evelyn menjauh. Kemudian tanpa pikir panjang ia beranjak keluar rumah.

"Aku akan berangkat bekerja?" jawab Satya dari luar rumah.

Evelyn mematung ditempat, ia nampak syok dengan apa yang barusan terjadi, wajahnya mendadak merah, menahan malu dan kesal. Satya menolaknya, ia benar-benar tidak menyangka Satya akan memperlakukannya seperti itu.

Satya membuka pintu mobilnya. "Aku akan mengunci pintu," teriak Satya dari luar rumah. Sesaat kemudian Evelyn dengan wajah cemberutnya keluar dari pintu depan rumah Satya. Satya tak mau ambil pusing dengan ekspressi Evelyn itu, dalam hati ia senang dapat mengerjai Evelyn. Satya masuk kedalam mobil, ia menghidupkan mesin, kemudian menurunkan kaca mobilnya. "Aku akan mengunci pagar," kata Satya kemudian. Evelyn menggerutu kemudian dengan terpaksa berjalan keluar. Usai mengunci pagar, Satya kembali mengendarai mobilnya, ia berlalu begitu saja. Tanpa niat sedikit pun mengajak Evelyn yang terdiam mematung dengan wajah cemberut didepan pagar. Satya tersenyum penuh kemenangan.

Vommentnya guys 

Luv You ^^

You Are My SunshineWhere stories live. Discover now