Part 20 Pertemuan Kembali

165 12 0
                                    


Selamat Pagi, malam ataupun sore untuk para pembaca sekalian.
Maafkan Penulis thread ini yang terlalu sering berhibernasi dalam waktu yang cukup lama sampai thread ini terabaikan.
Untuk menebus itu semua silahkan dinikmati Part Ke-20 kali ini.
Jangan lupa untuk share, rate dan juga komentar di bawah ya.
Agar Penulis ini tidak lupa kalau mau update Part selanjutnya.
Jangan lupa juga Follow Sosmed si Penulis di :
Facebook : Herdi Meidianto
Instagram : Mayhard20

Part sebelumnya :

Harimau Kumbang berwarna hitam dengan bola mata ungu ini kemudian berkata kepada Raden Kuning, "Kau tampaknya tau kemampuanmu sebatas apa! Aku tidak mau mengotori tanganku hanya untuk membunuhmu saat ini! Bilang kepada Fatah! Aku Si Ulung akan menghabisi semua keturunan Harimau Putih sampai tak bersisa!" ancamnya dengan raut muka ngeri.

***

Kakek Fatah merasakan bulu kuduknya berdiri ngeri. Ia paham benar dengan aura magis yang berkumpul tak jauh dari tempatnya berada. Ia mulai terlihat gelisah dan berbisik kepada Handaka, "Ayo cucuku, tampaknya Paman Kuningmu membutuhkan bantuan!" ujarnya pelan.

"Baiklah kakek! Ayo segera kesana!" aku segera memasang jaketku dan beranjak ke tempat dimana Paman Kuning berada. Apa yang kulihat saat ini adalah Paman Kuning tengah terdesak dikeroyok oleh seekor Harimau Kumbang berserta seorang pria berhoodie hitam yang mengarahkan tinjunya kepada Paman Kuning.

"Berhenti! Apa yang kau lakukan!" aku berteriak melihat Paman Kuning yang sedang dikeroyok.

Kakek Fatah segera menjadi harimau putih besar dan menerjang ke arah harimau kumbang yang mencoba menyerang Paman Kuning, "Akhirnya kau datang juga, Fatah! Aku sudah lama menunggu hari ini tiba!" ujar harimau kumbang tersebut.

"Kau tidak pernah tobat, Ulung! Masih saja bersifat kekanak-kanakan!" timpal Kakek Fatah.

"Kau juga masih tampak mengesalkan semenjak ratusan tahun berlalu!"

Keadaan kembali berubah dimana Handaka sedang berhadapan dengan pria muda berhoodie hitam yang kini tengah berada di depannya, "Apa yang kau mau dari kami?" tanya Handaka dengan raut muka serius.

"Haha ... aku? Kau bertanya seperti itu kepadaku?" Sungguh tidak sopan!" ujar pria tersebut sembari melesatkan tendangan kaki kirinya ke arah Handaka.

'Wuzzz' tendangan kaki kiri itu melesat ke arah Handaka.

Handaka dengan sigap mengatupkan kedua tangannya dan mencoba untuk menangkis serangan tersebut, 'Bughh!'

"Kau cukup cekatan juga! Mari coba yang ini!" pria berhoodie hitam itu kembali menyerang kali ini dia menggunakan kedua tangannya untuk memukul Handaka.

Handaka mulai mempraktikkan salah satu gerakan silat yang pernah ia pelajari sewaktu di bangku Sekolah Menengah Pertama. Handaka memang ditempa sebagai petarung oleh sang ayah untuk membela diri, jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, hal ini dikarenakan Handaka besar di lingkungan yang memang tidak aman. Handaka menyeringai, sudah lama rasanya ia tidak menghadapi keadaan seperti ini semenjak ia tiba di kota Palembang.

"Menarik! Sungguh menarik! Aku sudah lama tidak merenggangkan tubuh seperti ini!" balas Handaka sembari tersenyum.

'Ternyata anak ini memang gemar bertarung!' batin pria berhoodie hitam tersebut.

Pertarungan kembali terjadi, Handaka terlihat mulai serius meladeni pertarunganya dengan pria berhoodie hitam tersebut, sedangkan Kakek Fatah dan Raden Kuning masih sibuk bertarung bersama dengan harimau kumbang di tempat yang lain, keadaan menjadi begitu kacau pohon-pohon disekeliling tempat tersebut bertumbangan akibat cakaran dari para harimau penjaga. Tempat ini menjadi benar-benar sepi tidak ada manusia sama sekali, hal ini dikarenakan sebenarnya mereka telah berpindah ke alam lain, dimana manusia tidak dapat melihat dan merasakan apa yang sebenarnya terjadi di tempat tersebut.

HARIMAU PENJAGA IIWhere stories live. Discover now