18

5.6K 395 39
                                    

Fb on.

"Hey, Dhi. Main dululah ke rumah! Kalau mami tahu kamu udah di Indo lagi, bakalan pingsan dia."

Radhi mengerutkan dahinya, "Apa hubungannya?"

Reinald mengangkat bahunya, "Mamikan care banget sama kamu. Lebih sayang kamu daripada anaknya sendiri," jawabnya dramatis.

Radhi mendengus geli, "Hmmm."
Sebenarnya dia memang sudah ada rencana buat mampir. Selain bermaksud untuk bersilaturahmi, dan memberikan cenderamata yang belum sempat dia berikan pasca kepulangannya dari Negri orang. Dia juga mempunyai satu tujuan kepada Zamzam, ayah dari sahabatnya sekaligus calon mertuanya. Semoga saja.

Reinald tak tahu saja, jika dirinya mungkin sudah beberapa kali bertemu dengan ayahnya itu pasca kerja sama yang dia sepakati bersama Zamzam. Dan sepertinya Zamzam tak memberitahukan berita kepulangan dirinya pada keluarganya. Terbukti dari sikap terkejutnya Reinald juga Maira ketika bertemu tadi siang.

Mendengar tanggapan sahabatnya, Reinald hanya mampu memutar bola matanya saja. Biarlah!! Mungkin kata 'Hmmm' memang sudah mendarah daging pada diri sahabatnya itu.

.......

"ASSALAMU'ALAIKUM-WAROHMATULLOOHI-WABAROKAATUH!" Reinald mengucap salam ketika masuk rumahnya dengan suara lantang bagai seorang Da'i yang akan memulai da'wahnya.

"HEYY. Kalau mau pidato, sono di Mesjid!" Siapa lagi yang akan menanggapi dengan omelan khasnya jika bukan ibunya sendiri. Ratu Agung Keluarga Husain.

Dan benar sekali, Kayla sudah menghadangnya dengan mata melotot sambil berkacak pinggang. Tak lupa kedua tangannya dilengkapi dengan serok dan susuk. Benar-benar khas Ibu Rumah Tangga. Untung wajahnya cantik. Meski wajah glowing kinyis-kinyis penuh minyak, sang ayah dijamin takkan mudah berpaling.

"Assalamu'alaikum, Mami Rei yang kesatu," sapa Reinald polos.

Kayla tambah membesarkan matanya, "Mami Rei kesatu? Apa maksudnya itu?" Tangannya sudah take-off ke awang-awang dan siap landing dengan cantik di pantat sang putra, andai saja ....

"Ekhem! Assalamu'alaikum, Tante!" Radhi menengahi atraksi operamini ibu dan anak ini. Sebenarnya dia menikmati pemandangan dihadapannya itu, tapi jika dibiarkan dia yakin akan butuh panggung dan waktu yang tidak sedikit. Sedangkan dirinya sudah tak sabar ingin bertemu dengan kepala keluarga ini. Om Zamzam.

Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Krik-krik-krik! Hening.

Benar kata Reinald, Kayla bagai orang yang tersambar petir, tak bergerak, juga tak berkedip. Jangan lupakan bibirnya yang menganga, molohok.

Melihat reaksi Kayla, Radhi menjadi salah tingkah. Percayalah! Sekalem apapun dirinya, jika ditatap sebegitunya oleh ibu dari gadis incarannya, tentu dia juga agak grogi. Untung dirinya bisa mengendalikan diri.

"Ekhem!" Semoga dengan berdehem, dia mampu menghilangkan rasa groginya. Dia kembali membuka mulut, berniat menyapa kembali, "Assalam---"

"KYAAA."

Bukan hanya Radhi saja, Reinald yang memang posisinya lebih dekat dengan Kayla hampir menjengkang. Kaget dengan jeritan ibunya.

"Mi---"

"Aduh-aduh-aduh! Bagaimana ini?" Teguran Reinald terpaksa harus ditelan kembali, melihat ibunya begitu heboh tak terkendali. "Rei. Tolong pegangin ini!"

Reinald menautkan kedua alisnya, dan semain memicing pula matanya tatkala melihat tingkah ibunya yang semakin .... "Mi! Mami ngapain ngaca pada susuk?" tanyanya heran. Sekilas ujung matanya memperhatikan reaksi Radhi. Bagaimanapun juga, dia merasa tak nyaman jika orang lain melihat tingkah ajaib sang ibu. Tapi sepertinya dia bisa bernafas lega. Karena reaksi Radhi tidak menilai ibunya yang tidak-tidak. Mungkin dia lupa, jika Radhi sudah hapal dengan tingkah ajaib keluarganya.

Suami Killer-ku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang