Part 6

290 33 10
                                    

“Tadi malam ada beberapa orang mencurigakan disini” Adu Cherry pada Bibi Pram begitu wanita paruh baya itu masuk kedalam Toko.

Wanita itu mengernyit, “Siapa?”

“Saya tidak tahu, mereka terus mengikuti saya sejak pulang dari pertokoan didepan sana, dan ketika sampai disini, mereka terus mengetuk pintu berkali-kali”

“Tapi kau baik-baik saja, kan?” Tanya Bibi Pram khawatir, “Sudah kukatakan berkali-kali untuk selalu berhati-hati, kau ini perempuan kecil yang lemah, bahaya bisa datang kapan saja!” Omel Bibi Pram.

Cherry tersenyum lembut, rasanya sudah lama sekali dirinya tidak mendapat perhatian kecil seperti ini lagi selain dari Ibunya di Indonesia sana.

Ah, bagaimana kabar mereka, ya?

“Ada apa?” Tanya Bibi Pram seolah mengetahui kegelisahan Cherry.

“Saya belum mengabari Keluarga saya di Indonesia selama ini” Cicitnya.

“Kau tidak punya ponsel?”

“Punya, tapi sudah lowbatt, mungkin nanti saya akan membeli charger di sekitar sini” Jawab Cherry pelan.

**

“Phi yakin dia orangnya?” Tanya Perth memastikan.

P’Gem mengangguk semangat, “Kemarin orang-orangku pergi ke Bandara meminta informasi dari Gadis itu, mereka sudah menemukan kopernya, tapi gadis itu tidak bisa dihubungi, jadi aku mengaku menjadi walinya dan mengambil kopernya”

Perth membelalak kaget, “Kenapa kau bawa?”

“Tentu saja untuk kita berikan padanya, bukankah itu baik jika dia menganggap kita adalah pahlawannya karena sudah menemukan barangnya?” Jawab P’Gem enteng.

“Terserah saja, lalu bagaimana? Phi sudah menemukannya?”

P’Gem kembali mengangguk, kali ini diikuti P’Gin disebelahnya, “Setelah mendapatkan beberapa data dan foto miliknya, kami mulai melakukan pencarian, singkatnya kami mengutamakan di Siam Paragon karena disana sangat rama. Dan kami menemukannya, kami sudah tahu dimana dia tinggal sekarang” Jelas P’Gin.

Senyum Perth mulai timbul, “Bawa aku menemuinya, Phi. kumohon” Pintanya.

Siapkah Perth menemui gadis ini?

Dan disinilah dia berada, didepan sebuah Toko kecil yang terhimpit diantara dua gedung berukuran besar di kanan dan kirinya, mungkin tokonya belum buka, karena masih tertutup rapat.

Perth ke tempat ini sendirian, tanpa didampingin para managernya, karena dia ingin menyelesaikan semua sendiri. Dengan menggunakan celana dan kaos santai, dengan topi, kaca mata, dan masker berwarna hitam yang semakin menambah kesan maskulin pada dirinya.

Ini baru jam tujuh pagi, jam berapa Toko ini buka?

Dan tidak ada yang bisa dia lakukan selain berjongkok di sebelah pintu toko sendirian, seperti gelandangan ditengah keramaian Siam Paragon.

Dalam hatinya, Perth bertekad, dia akan meminta maaf dengan sepenuh hatinya, tak peduli jika gadis ini menolaknya, karena dia akan terus meminta maaf hingga gadis ini bosan.

“Maaf, Tokonya baru buka jam sembilan” Ucap seseorang yang berdiri didepan Perh sambil menenteng beberapa kantong plastik.

Perth mendongak, gadis itu?

Dengan segera, Perth berdiri dan maju selangkah mendekati gadis bertubuh kecil itu, gadis yang sudah ia permalukan di Bandara beberapa saat yang lalu.

“Akhirnya aku menemukanmu” Desah Perth lega.

Cherry mengangkat alisnya bingung, siapa dia?

Who are you?” Cherry akhirnya bertanya.

Perth berkedip bingung, bagaimana bisa gadis ini melupakannya?! 

Perlahan ia melepaskan kacamata miliknya, “Kau mengingatku?”

“KAU?!”

**

Cherry menatap pria yang sedang duduk di salah satu meja Toko dengan tatapan menuntut, “Kenapa kau ada disini?”

Perth mendongak, balik menatap gadis yang terus menghujaninya dngan tatapan curiga, “Aku ingin--”

“Ah, tunggu sebentar!”

Perth melongo ketika Cherry berlari melesat kedalam Toko, seperti mencari sesuatu, kemudian kembali lagi menghampirinya sembari menyodorkan sebuah kotak.

“Ini, hutangku sudah lunas, kan?” Ucap Cherry setelah memastikan Perth menerima pemberiannya.

Perth membuka kotak itu perlahan, sebuah Ponsel? Ponsel yang sama dengan miliknya yang rusak karena tabrakan dengan gadis ini di Bandara itu.

“Kau membeli ini, untukku?” Tanya Perth tak percaya, pasalnya ponselnya ini benar-benar mahal.

Cherry mengangkat bahunya acuh, “Aku sudah berjanji untuk menggantinya padamu, dan aku selalu menepati janjiku” Jawabnya santai, kemudian meraih sapu di pojok ruangan dan mulai menyapu lantai, membiarkan Perth duduk sendirian mengamatinya.

“Maafkan aku”

Cherry tersentak, Pria angkuh ini meminta maaf padanya?

“Aku tahu apa yang kulakukan di Bandara saat itu benar-benar keterlaluan, maafkan aku. Aku terlalu banyak pikiran saat itu, aku tidak tahu jika masalahnya akan menjadi sebesar ini”

Cherry mengernyit bingung, “Menjadi besar? Apa maksudmu?”

Perth terlihat salah tingkah, “Emm.. kau tahu, menjadi public figure benar-benar menuntut kami untuk selalu sempurna, dan ketika terjadi masalah kemarin, beberapa penggemarku sempat melakukan boikot besar-besaran, mereka menginginkan klarifikasi darimu dan aku”

Eh?

Cherry menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Perth tajam, “Jadi kau meminta maaf padaku hanya karena ingin mengembalikan namamu? Begitu?”

“Tentu saja tidak! Aku benar-benar tulus ingin meminta maaf padamu” Seru Perth tak terima, enak saja dibilang begitu, padahal dirinya sudah susah-susah datang kesini.

“Lalu apa lagi yang diinginkan lelaki sok keren sepertimu selain hal itu, hah?!” Cherry balas berseru.

Perth berdiri dari posisi duduknya, “Aku benar-benar meminta maaf padamu!” Bentaknya, membuat Cherry mundur beberapa langkah.

Kok ngegas?

“Ada apa ini?”

Cherry seketika menoleh kearah pintu, “Bibi Pram?!”

My PERTHfect sunSAINT [SUDAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें