Part 4

344 47 8
                                    

“Kamu yakin, nak? Ayah bahkan baru saja berhenti dari pekerjaan Ayah untuk berkumpul dengan kalian” Ujar Ayah ketika Cherry menyerahkan berkas mengenai Perpindahannya ke Thailand.

Ibu meletakkan cangkir kopi milik Ayah dan meraih berkas dari tangan Putrinya, dan mengambil posisi duduk di sebelah suaminya, “Kenapa baru sekarang kamu bilang? Hm?”

Cherry menunduk, rasanya tak mampu lagi menatap dua wajah yang selalu mengasihinya itu, “Cherry minta maaf, Ayah, Ibu. Tapi Cherry sudah memutuskannya, lagipula penelitian disana hanya memakan waktu setahun saja, setelah semuanya selesai, Cherry akan segera pulang”

“Tapi Kak, Thailand itu jauh!” Seru Bayu tak terima, walaupun sering bertengkar dengan Kakak perempuannya ini, Bayu tetaplah menyayangi Cherry.

Keluarga kecil yang sedang berkumpul di Ruang tengah ini terdiam semua, tak mampu berkata-kata setelah mendengar keputusan Cherry.

“Bulan ini gaji Ibu belum cair, nak. Uang Pesangon Ayah juga sudah kita gunakan semua untuk Investasi, bagaimana ini?” Ibu mengeluh gusar.

Dengan lembut Cherry menggenggam tangan Ibunya, “Ibu tenang saja, biaya hidup Cherry sudah ditanggung Kampus. Lagipula uang tabungan Cherry selama ini lebih dari cukup untuk biaya berangkat dan pulang”

Well, jika gadis kecil nan keras kepala ini sudah bertekad, Ayah dan Ibu bisa apa selain mendo’akan?

Bayu menarik tangan Cherry untuk menoleh kearahnya, “Apa, Dek?” Tanya Cherry.

“Kakak udah pamitan sama Kak Saint?”
Cherry terdiam.

Bagaimana bisa dia berpamitan pada pria itu jika hubungan mereka sudah selesai?

Lagipula, Saint mungkin tak lagi peduli padanya, jadi untuk apa?

**

Ayah memeluk erat tubuh kecil anak gadisnya yang hari ini akan segera berangkat menuju Negeri Gajah Putih itu untuk melakukan penelitiannya, “Jaga diri baik-baik, selalu berdo’a dan jangan tinggalkan Sholat!” Pesan Ayah.

Cherry tersenyum haru, rasa bersalah perlahan menguar begitu saja.

Ayah rela meninggalkan pekerjaannya agar kembali berkumpul dengan keluarga kecilnya, tapi dirinya malah memilih pergi.

Cherry mengecup punggung tangan Ayahnya penh hormat dan menatap mata lembut itu, “Cherry minta maaf, Yah. Harusnya Cherry tetap di Rumah menemani Ayah” Sesalnya.

“Tidak apa. Selama niat kamu baik, Ayah akan terus mendukung kamu, dan menunggu kamu kembali” Jawab Ayah.

Cherry tersenyum dan berganti memeluk Ibunya, “Cherry pamit, ya?”

Wanita Paruhbaya itu tersenyum, garis-garis pemakan usia di wajahnya tak menyurutkan kesan cantik pada wajah Ibu, “Hati-hati ya, nak..”

“Pasti, Bu”

“Kak!” Cherry menoleh kearah Adik lelakinya yang turut mengantarnya ke Bandara saat ini, wajah remaja itu terlihat sedih dan memerah menahan tangis.

“Cowok kok nangis, sih?” Cherry mulai meledek.
Tangisan Bayu semakin deras, dengan cepat Cherry segera memeluk adiknya yang bahkan lebih tinggi darinya itu.

“Udah ah jangan nangis, malu tau, masa udah kelas 2 SMA masih cengeng!”

Bayu semakin erat memeluknya, “Jangan lupa oleh-olehnya ya, Kak!”

Sialan!

**

Ini adalah kali pertama Cherry menginjakkan kakinya di Negeri orang, belum pernah dirinya pergi keluar negeri selama ini.

My PERTHfect sunSAINT [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora