Cupid

22 8 14
                                    

Suara ketukan palu sebanyak 3 kali terdengar di dalam ruang sidang siang itu. Daniel -yang saat itu masih berusia 10 tahun- menatap kedua orang tuanya yang tengah berbincang dengan kuasa hukum mereka masing-masing.

Ada senyum puas tergambar jelas di wajah keduanya, ketika putusan hakim dibacakan. Keduanya seolah lega sudah terlepas dari sesuatu yang selama ini dibebankan kepada mereka.

"Daniel" Suara manis nan lembut memaksa netra Daniel beralih dari pemandangan di hadapannya.

Sosok sang nenek, tengah tersenyum lembut pada Daniel sambil mengusap lembut surai pria muda tersebut.

"Kau baik-baik saja bukan?" Tanya sang nenek.

Daniel hanya diam, karena sesungguhnya dia sendiri tak mengerti dengan perasaan yang tengah ia rasakan. Daniel merasa dadanya sesak, tenggorokannya sakit dan seperti ada sesuatu yang menghimpitnya. Remaja itu ingin berteriak rasanya, tapi pita suaranya seolah rusak dan tak mampu mengeluarkan suara walau hanya satu kata.

"Daniel...mulai hari ini kau ikut dengan abojimu" Suara sang ibu tiba-tiba terdengar dari sisi kanan Daniel.

Menoleh ke asal suara, ternyata sang ayah juga sudah berada di sana tepat di sisi sang ibu. Jelas sekali raut tak suka tergambar di wajah pria yang selalu dipanggil aboji oleh Daniel tersebut. Pria yang memberikannya silsilah Kang itu seolah keberatan dengan keputusan yang dilontarkan oleh mantan istrinya tersebut.

"Kenapa aku? Seharusnya Daniel bersamamu, kau kan ibunya" Nada keberatan terlontar dari bibir Joo hwan, yang tak lain adalah ayah Daniel.

"Kau tak dengar keputusan hakim tadi? Daniel diputuskan untuk ikut denganmu" Balas Jung ah, ibu Changkyun.

"Tapi itu jika Daniel mau ikut denganku. Dia masih bisa memilih ikut denganmu, kalau dia memang bersedia bersamamu" Joo hwan kembali bersuara.

"Kau mau melepas tanggung jawab ya?" Dengan nada sengit menunjuk kearah tuan Kang.

"Aku tidak"

"Jangan mencoba berkilah!"

"Aku tak berkilah"

Joo hwan menatap kesal Jung ah, begitu pun sebaliknya. Senyum lega yang sempat Daniel lihat beberapa waktu lalu, kini sirna begitu saja. Hal tersebut semakin membuat perasaan Daniel tak nyaman, bahkan sesak yang sejak tadi menaungi hatinya semakin terasa dan membuatnya kian kesulitan bernafas.

"Holmoni" Daniel buka suara membuat kedua orang tuanya menatap kearahnya dalam waktu yang nyaris bersamaan.

"Aku akan tinggal bersama holmoni saja"

Tatapan syarat kecewa Daniel layangkan pada sang ayah dan ibu, namun hal itu justru tak dipadati oleh keduanya. Mereka justru tersenyum lebar mendengar keputusan dari Daniel, seolah-olah mereka baru saja memenangkan undian bernilai ratusan juta saja.

"Itu ide yang bagus, omma rasa akan lebih mudah menemuimu jika kau bersama holmoni" Tangan nyonya Jung ah terhulur guna mengusap pipi Daniel.

"Aboji akan mengirimkanmu uang tiap bulan dan kalau memang kau memerlukan apapun, cepat hubungi aboji" Joo hwan seperti tak mau kalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang