Picka baru saja membeli handphone baru, ia beli dari hasil kerja kerasnya. Tidak sebagus yang pernah ia punya, tapi bisa digunakan untuk buka instagram, WhatsApp ataupun foto. Job Picka semakin hari semakin bertambah, ia juga menerima beberapa pemotretan. Liburan nanti akan Picka gunakan untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.

Apartemen sudah seperti kapal pecah, tas, sepatu, baju dan barang lainnya berserakan di lantai. Picka meluruskan kakinya di sofa, membuka aplikasi instagram. Siapa tau ada kabar terbaru dari Capta. Setiap kali Picka membuka profil lelaki itu, Picka bersemu sendiri. Ada fotonya disana. Gila ya, Picka bisa sesenang itu.

"Woy, Capta otw kesini katanya," Rean yang sedang tiduran di lantai terduduk menatap ponselnya. "Gue kasih tau kalau kita semua lagi di apartemen Picka,"

"Bagus dong!" Kata Picka semangat.

"Wait," Gail meletakkan segelas minuman yang baru di ambilnya dari dapur. "Gue punya ide," Mendengar itu mereka berkumpul, Picka tetap di posisi. "Kita nge-prank Capta gimana? Sekalian buat konten di YouTube gue, habisnya gue bingung, terus juga banyak yang penasaran sama Capta gara-gara vidio di kantin waktu itu,"

"Nggak," Jawab Rean dan Nean bersamaan. Berbeda dengan jawaban Picka.

"Ayo!" Picka merubah posisinya menjadi duduk, tertarik dengan ide Gail. "Prank apa?"

"Apa dulu nih, lo tau sendiri Capta itu gimana. Kalau dia marah gue nggak ikutan," Rean angkat tangan. "Gue nggak mau masa-masa sekolah terakhir gue punya musuh disekolah,"

"Prank nya simple aja. Jadi lo sama Picka ceritanya punya hubungan di belakang dia,"

"Gila lo," Nean melempar kulit kacang ke wajah gail. "Kenapa gue? batunya aja gue,"

"Tadinya sih gue yang mau akting, tapi Capta mana percaya, masa iya Picka tinggalin Capta demi orang kayak gue? Nggak masuk akal kan? Kalau lo masih ada tampang lah," Ujar Gail malas mengakui. Nean terbahak mendengarnya. "Ye bangsat." Gail mendengus pelan. "Gimana Pic?"

"Oke, akting doang kan? Hidup gue udah drama tiap harinya, kecil," Mereka menoleh bersamaan. Picka mengerjap ketika suasana hening sesaat. "Nggak salah kan gue?"

Nean menghembuskan nafasnya. Sebenarnya Nean juga penasaran akan sesuatu. Orang yang paling bersemangat adalah Picka, sama seperti Nean, Picka penasaran bagaimana Capta menanggapinya.

Gail meletakkan dua kamera yang ia bawa di posisi yang strategis. Memastikan semua akan masuk dalam kamera terutama Capta. Setelah kamera di aktifkan, mereka kembali bersikap seperti biasa.

"Gila anjing," Kekan membuka pintu kesal. "Sialan gue mengayuh sepeda tanpa ada pertolongan. Mana ada orang gila di turunan,"

"Iya, cowok kan? Udah heboh soalnya, katanya suka buka celananya kalau ada cewek yang lewat." Kata Picka yang sudah mendengar kabar itu dari seminggu yang lalu.

Mereka tertawa. "Kaki lo potel?" Tanya Rean terbahak.

"Stres kalian," Kekan merebahkan tubuhnya di karpet bulu, mencoba beradaptasi dengan ruangan yang dingin karena di luar panas terik. Kekan menepak pantat Nean. "Heh, lo ngapain cuk di situ? Tempat masih luas,"

Baru saja Gail ingin menjelaskan, pintu apartemen terbuka. Capta datang.

"Hai Cap!" Sapa Kekan mengangkat tangannya tinggi.

"Hei Babe?!" Picka tersenyum seperti biasa. Setelah Picka menyapa, ia kembali menyibukkan diri membuka apa saja yang ada di Handphone. Nean berada di sebelahnya juga melakukan hal yang sama.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPWhere stories live. Discover now