Pantau Lalu Menilai

738 103 6
                                    

Jika melihat sosial mediaku membuatmu berekspektasi tinggi tentangku, sepertinya kamu terlalu cepat menyimpulkan.

Barangkali kita perlu bertemu sejenak tanpa menatap dan berbincang sedikitpun, dan kuharap tanpa sepengetahuanku.

Atau, bila berkenan, boleh tanyakan pada orang-orang di sekitarku, terkait sikap dan ucapanku di keseharian.

Namun, aku sangsi kamu memandang dari sisi masih menganggapku baik. Kamu kurang observasi lebih tinggi, karena yang kamu tahu itu belum seberapa.

Maka, kusarankan untuk  bertanya pada teman-teman terdekatku. Siapa tahu, kamu menemukan sesuatu yang terasa mengganjal dari kepribadianku.

Jika masih tetap penilaianmu tidak berubah juga, aku mengarahkanmu untuk segera bertanya pada keluarga besarku.

Gelagat, gaya bicara, keanehan yang tak terpikirkan olehmu barangkali, akan terkupas di lidah mereka, dan yang satu ini bisa meragukanmu skor nilaiku perlahan, kujamin.

Namun, jika sampai sejauh ini kamu masih teguh pendirian, menjelaskan secara rinci dan yakin penuh bahwa sudah memandang tentangku dari sisi objektif, sepertinya, ini titik puncak.

Sebuah penelitian mendekati akhir.

Begini.

Kamu kuizinkan dengan pintu terbuka lebar, boleh bertanya kepada orangtuaku, silakan, tapi dengan catatan, pertanyaanmu kali ini bukan sekadar ingin tahu apalagi berdasar pada rasa penasaran.

Tidak ada larangan bagimu terkait berbagai pertanyaan yang akan terlontar, dan akan kupastikan kamu akan lebih tahu banyak hal, karena kamu akan tahu... the real me.

Ya, aku sebenar-benarnya aku.

Dan tulisan ini, kudedikasikan pada siapapun yang menganggapku baik hanya karena melihat aktivitasku di sosial media manapun.

Kusampaikan dengan penuh kehati-hatian bahwa, jangan menilai orang lain hanya dari sosial media,

karena kuperingatkan dengan sungguh bahwa, semua orang bisa berpura-pura baik di sini.

Panggil Aku IntroverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang