4 » command from him

658 176 22
                                    

Tadi malam aku bermimpi. Bukan mimpi yang spesial, sih. Tapi di sana Jimin datang menghampiriku. Ia terlihat seperti orang yang berbeda; tidak ada lagi rambut kucel  berbau sinar matahari, tidak ada lagi kaus kebesaran dengan celana pendek berlubang, tidak ada lagi tubuh kurus kering bak ranting kayu. Jimin benar-benar menjadi sosok yang berbeda.

Tungkainya perlahan menghampiriku dengan sepatu mahal yang menggesek rerumputan hijau bak savana tak berujung. Netranya menyipit tatkala sudut bibir tersebut terangkat dengan satu kata manis melecut di udara, "Hyung!"

Aku ingin merengkuh Jimin. Aku ingin memeluk Jimin. Aku ingin bersama Jimin, lagi. Namun, semesta seolah menepis keinginanku dengan semilir angin yang bergejolak.

"Hyung, kau kurus sekali," ujar Jimin dengan nada sedih.

Perlahan, kutundukan wajahku—menatap tubuh kurus keringku yang mulai memunculkan tulang belulang. Tersenyum miris, aku bersuara, "Aku ingin menyusulmu, Jim. Tolong bawa aku sekarang bersamamu, ya?"

Jimin menggeleng. "Tidak bisa, Hyung. Kau harus tetap bertahan." Tubuhnya kembali mendekat ke arahku dengan jemarinya yang mencoba memegang kedua pundakku. "Kudengar kau masih menyimpan tubuhku. Apa itu benar?"

Aku hanya bisa mengangguk lemah membenarkan pertanyaan yang terlontar dari bibir merahnya. Rasanya benar-benar menyakitkan jika mengingat raga Jimin yang kini terbaring kaku tanpa alas yang cukup layak. "Aku hanya ingin bersamamu, Jimin."

"Kalau begitu, ikutilah saranku. Ketika kau bangun nanti, ambilah pisau atau benda apa pun yang bisa memotong sesuatu. Siapkan api dari ranting yang dulu kita kumpulkan." Pemuda Park itu terdiam sejenak. Matanya menatap lamat ke arah rahangku yang mulai melancip. Memejam dalam waktu singkat, Jimin kembali melanjutkan, "Potong kaki kananku dan makanlah."

"TIDAK MAU!"

Kupikir Jimin benar-benar gila pada saat itu, dan tentu aku dengan sigap membantahnya. Akan tetapi, setelah mendengar penjelasannya berupa, "Dengan kau memakan tubuhku, itu berarti aku akan tetap ada bersamamu." Telapak tangannya kemudian menyentuh dadaku, "Di sini."

Dan barangkali aku benar-benar mengikuti perintahnya. Sebab kini aku telah mengangkat tinggi-tinggi kaki kanan Jimin yang telah membengkak ke udara sebelum melemparnya ke dalam api menyala dengan kayu yang meretih kuat. []

Eat My Friend | ✔Where stories live. Discover now