10🌧kotak bekal

2K 246 6
                                    

"Brain cancer is a malignant tumor in the brain. It can consist of several stages, depending on the type of cancer, location, spread, and level of aggressive cancer cells. In early-stage brain cancer, usually, the growth is slow and still localized in one place.

Treatment for this early stage is in the form of surgery. However, an alternative therapy is currently being developed specifically for glioma-type tumors, by means of electric field therapy, namely placing electrodes on the patient's head.

Brain cancer, especially in its early stages, if treated properly and in the absence of other comorbidities has a good prognosis for the first 5 years."

🌧🌧🌧

"mamih ayoo!" panggil sasha yang tengah memakai sepatunya.

mamih pun sudah siap dengan pakaian rapih karena hari ini mamih akan mengantar sasha ke kampus.

"tumben kamu udah gapernah berangkat sama jay?" tanya mamih.

sasha terdiam sejenak untuk mencari jawaban yang masuk akal.

"sekarang udah susah mih nyesuain waktu sasha sama jay buat ke kampus."

"jay juga udah gapernah main ke rumah, kalian lagi berantem?"

"mih, kita kan lagi sibuk skripsi. lagi fokus nih."

mamih hanya manggut-manggut paham.

memang jay selalu menjemput dan mengantar sasha ke rumah. jay juga sering kali berkunjung ke rumah, dan dekat sekali dengan mamih. makanya, mamih merasa bingung kenapa jay tidak pernah lagi menampakan dirinya.

namun sasha sendiri tidak bilang sama sekali soal hubungannya dengan jay yang sudah kandas.

saat sasha dan mamih hendak menuju mobil yang sudah terparkir di halaman, tiba-tiba sasha melihat ada mobil jay terparkir di depan rumahnya. tak lama, jay pun turun dari mobil sambil tersenyum ramah.

hal itu sontak membuat sasha kebingungan sedangkan mamih terlihat senyum kegirangan.

"loh? jay!!" panggil mamih.

jay pun masuk ke halaman dan menghampiri mereka berdua. jay salim kepada mamih sedangkan sasha hanya berdiri terpaku.

"ya ampun beneran loh baru aja mamih nanyain ke sasha kenapa kamu udah jarang banget main kesini? eh panjang umur taunya udah ada di depan rumah aja."

"iya mih, maaf ya soalnya-"

jay melirik sekilas kepada sasha yang mengkode untuk tidak mengatakan apapun.

"dibilangin kita lagi sibuk skripsi, iya kan jay?" tukas sasha dengan cepat.

"a-ah iya betul." jay gelagapan.

"oalah gituu.."

"yaudah, mih kalau gitu kita berangkat dulu ya?"

"kita?" sasha langsung mengernyitkan dahinya dan membuat jay membulatkan matanya.

"i-iya sha, kamu berangkat sama aku aja. sengaja aku jemput kamu hari ini."

setelah pamitan dengan mamih, kini sasha sudah berada di dalam mobil jay dan melanjutkan perjalanan menuju kampus. selama perjalanan, tak ada yang membuka percakapan dan justru membuat sasha menjadi canggung.

"k-kamu kenapa tiba-tiba jemput?"

"aku ada kelas pagi juga, jadi biar sekalian."

sasha hanya membulatkan mulutnya sambil mengangguk paham.

akhirnya mereka sudah sampai di kampus dan tepat sekali hujan langsung turun meskipun tidak begitu deras. sasha pun langsung mengeluarkan payung andalannya yang selalu dibawa kemanapun.

belum sempat membuka pintu, jay langsung mengambil alih payung sasha kemudian turun dari mobil. sasha sedikit kebingungan melihat tingkah jay yang tidak biasa.

jay berjalan menuju pintu samping dan membukanya.

"yuk."

sasha pun turun dari mobil dan kini ia berada di bawah payung yang sama dengan jay. dalam perjalanan menuju gedung fakultasnya, jay merangkul sasha dan menariknya agar sasha tidak terkena sama sekali air hujan.

sampai di gedung fakultas jay pun ikut mengantarkan sasha sampai ke kelasnya yang berada di lantai dua, padahal kelasnya jay berada di lantai satu.

"jay, lengan baju kamu basah banget." sasha mengeluarkan tissue dari tasnya kemudian menempelkan beberapa lembar tissue di lengan baju jay.

"gapapa kok, tenang." ucap jay.

"makasih ya, jay." sasha tersenyum manis dan membuat hati jay menghangat.

senyuman sasha memang yang paling cantik bagi jay.

"kamu selesai kelas jamberapa?" tanya jay.

"jam 11an, terus jam 1 aku ada bimbingan. kamu?"

"aku ada bimbingan juga jam 1."

sasha langsung membulatkan matanya.

"jadi, pagi ini sebenernya kamu ada kelas atau engga?"

"ga ada." jay memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

"ya ampun jay terus habis ini kamu balik lagi ke rumah? kalau gitu ngapain nganter aku segala? aku jadi ga enak sama kamu-"

"emang aku mau nganterin kamu kok, a-aku juga mau ke perpus. ngerjain revisian. kalau ngerjain di rumah ga enak, soalnya tetangga aku lagi hobi karokean."

jawaban yang entah jujur atau tidak dari jay mengundang tawa dari sasha.

"aneh banget malah nyalahin tetangga."

jay hanya mengerucutkan bibirnya.

"yaudah aku masuk ke kelas ya? dadah jay~"

"sasha, tunggu-"

jay menahan lengan sasha sebelum ia masuk ke dalam kelas. jay pun menyodorkan sebuah tas berisi kotak bekal yang tidak sasha sadari ternyata jay sudah membawanya daritadi.

"gausah jajan ke kantin pas break, makan ini aja ya." jay menyerahkan tas itu sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

jay benar-benar dibuat gugup dan salah tingkah di depan sasha. lebih tepatnya malu pada dirinya sendiri.

"udah ya sha, dah." ucap jay dan langsung berlalu.

sasha masih terdiam di tempat menatap punggung jay yang semakin menjauh. sebelum turun dari tangga, jay sempat membalikan badan untuk melihat ke sasha kemudian melemparkan senyum kecilnya.

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkWhere stories live. Discover now