🌹7 janji

48 6 1
                                    

"Jimin-ah jika kau benar benar membenci wanita itu bukankah ini terlalu kejam?"  ucap taehyung

"Apa ini kejam taehyung? Hei kau terlalu lembut kepada semua wanita ayolah...aku hanya butuh dia datang menemui ku maka sepeda itu akan baik baik saja" jawab jimin sambil menyenderkan punggungnya di kursi kebesarannya

"Bukankah kau juga sebenarnya lembut dengan wanita jimin-ah hahahha"

"Apa kau lupa? Sifat itu akan mempan jika aku benar benar mencintai wanita tersebut"

"Ah terserahlah"

Tak lama setelah dua pria tersebut berbincang singkat Tuan Park  tiba tiba datang tanpa sepengetahuan jimin dan taehyung

"Ayah"

"Ah maaf ayah kesini tidak memberitahumu lebih dulu"

"Tidak apa apa paman kami senang paman kesini" ucap taehyung membukuk dan mempersilahkan Tuan park untuk duduk disofa

Jiminpun beranjak dari kursi kebesarannya dan menghampiri ayahnya disofa

"Ada apa appa kemari?"

"Harus  berapa kali lagi appamu ini berbicara hal itu kepadamu?"

Pria dengan rambut yang disisir rapi kebelakang itu mengangguk dan tersenyum. Ia lantas berbalik dan berdiri lalu melangkah mendekati meja kerjanya. Entah sepertinya ia mengerti arah bicara ayahnya itu.

"tenanglah ayah kebun mawar itu sebentar lagi ak-"

"Kapan kau akan memperkenalkan calon istrimu jimin?"

Taehyung yang duduk disamping Tuan Park itupun melotot kearah jimin dan sesekali terkekeh. jimin langsung memutar bola matanya dan kembali duduk disofa.

"Apakah ayah bersabar lebih lama lagi? Aku mohon"

"Harus sampai kapan ayah akan bersabar menunggu kau menggandeng wanita kerumah? Sampai ayahmu ini meninggal?"

"Tapi ayah-"

"Ayahmu ini sudah menua putraku...begitu juga eomma mu, kami mengharapkan cucu dan keluarga kecilmu yang senantiasa menemani masa tua kami....kamulah putra kami satu satunya,apalagi yang kami harapkam darimu? ....aku harap kau mengerti perasaan kami" tuan Park pun memutuskan untuk pulang tanpa berpamitan

Jimin menunduk tidak berkata-kata taehyungpun hanya diam dan mengantar Tuan Park untuk menuju ke mobil. Kini hanya jimin yang berada didalam ruangan kebesarannya itu.

"iya Appa benar..."

☔☔☔

Hanji tiba ditoko bunga tempat kerjanya dengan nafas terengah engah ia tak langsung masuk ke toko karena takut bibi hyejin marah besar jika tahu bahwa sepeda toko miliknya tidak Kembali ke toko.

Lalu hanji memutuskan duduk dibalik dinding sebelah kanan toko sambil mengatur nafasnya
Tiba tiba bibi hyejin keluar dari balik pintu dan melihat hanji yang sedang duduk bersender di dinding.

"Hanji apa itu kau?"

Hanji sontak kaget dan bingung harus bilang apa ke bibi hyejin perihal masalah sepeda.

"Ah bibi ak aku ta tadi hanya duduk sebentar disini hehe dan...ya seperti itulah"

"Kenapa kau duduk diluar? Ayolah masuk bibi dan soorin tadi membuat bolu coklat kau harus mencobanya"

Hanjipun masuk kedalam bersama bibi hyejin, pemilik toko yang juga menganggap hanji sebagai anaknya itu sama sekali tidak merasa kehilangan sepedanya bahkan ia selalu memperlihatkan senyum khasnya setiap saat.

"Hanji kau kemana saja eoh kenapa lama sekali mengantar bunganya apa tempat itu jauh?" tanya soorin sembari meletakkan sepiring kue bolu dimeja

"Ah bibi, soorin, ah... sebenarnya sepeda toko yang aku bawa tadi ditahan oleh CEO perusahaan yang kuantarkan bunga tadi"

Soorin seketika kaget begitu juga bibi hyejin

"Bagaimana bisa?"

Raut wajah bibi hyejin sama sekali tidak memperlihatkan wajah marah akan tetapi wajah khawatir yang sekarang terlihat dimata hanji.

"Apa bibi marah kepadaku? Aku minta maaf bibi bukan itu yang aku inginkan sebenarnya"

"Ceritakan dulu apa yang terjadi nak, bibi tidak marah sedikitpun"

Hanji lalu menceritakan kejadian tadi

"Kalau begitu kau akan menemui pria itu?" tanya soorin setelah mendengar cerita hanji

"tentu, aku tidak akan membiarkan sepeda itu hancur ditangannya! Tenang bibi jangan khawatir sepeda itu pasti akan kembali!" ucap hanji dengan berdiri semangat lalu melahap sepotong bolu.

Soorin dan bibi hyejin  terkekeh melihat tingkah hanji yang menggemaskan. Lalu bibi hyejin hanya mengangguk tersenyum kearah hanji begitu juga soorin yang mencubit gemas pipi hanji yang penuh dengan bolu coklat di mulutnya.

"Nanti malam kau tidur dirumah bibi saja hanji bagaimana?"

Seketika hanji yang tadinya berdiri kemudian duduk kembali setelah mendengar perkataan bibinya

"Tapi aku takut merepotkan bibi"

"Tidak bibi akan senang sekali jika kamu menginap dirumah bibi"

"Ah baiklah bibi"

"Soorin-ah bisakah bolumu untukku ehehe"

"Ani"

"Ah jjinjja"

"hahhaahhah"

☔☔☔

"Appa...eomma...ak aku akan segera menemukan wanita pendamping untukku...se se secepatnya" Jimin yang membuka suara saat makam malam dirumah yang sedikit canggung dan tidak ada yg berbicara sedikitpun.

"Appa....aku serius" ucapnya lagi tetap tidak ada yg merespon, appanya sibuk mengiris steak

"Eomma...apa kau percaya? Aishh" ucapnya lagi berusaha meyakinkan eommanya.

Nyonya Park hanya tersenyum dan meminum tehnya.

"Kapan kau akan membawa wanita itu, apa menunggu kami berdua tiada?" nyonya park menyenggol lengan istrinya setelah mendengar tuan Park berbicara sembrono

"Appa jangan berbicara seperti itu kumohon, besok aku janji akan membawa wanitaku kemari"

"Jinjja?!" Tuan dan nyonya Park sontak kaget dan menatap jimin bergantian.

"N nee nee appa, eomma" ucap jimin dengan nada tak yakin

"Baiklah kami akan pegang janjimu itu jimin, jika kau benar berbohong dengan kami lihat saja"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

you're my rose •pjmWhere stories live. Discover now