E-ndapan Ketakutan

55 21 18
                                    

Sebelum baca klik gambar bintang yuk, biar Carlene tau kalau kamu baca ceritanya terimakasih ^_^

Ini adalah kisah antara manusia dan makhluk dari dunia lain

Manusia pecinta fantasi dengan Elementalist pembenci manusia

Dipaksa bersatu demi sebuah perburuan

Troll Rose adalah tujuan utamanya

_____________________________________________________________________

Gue kan gak bisa nolak kalo gini, ya gimana lagi, siapa juga yang mau sendirian dan gak ngapa-ngapain?

"Caeruleum," ucap Carla pelan, tak bersemangat seperti sebelumnya.

------------------------------

Cahaya putih mulai menyelimuti tubuh Carla, kehangatan menyebar seketika di kulit langsatnya. Ia tidak kaget, melainkan merasa nyaman hingga matanya menutup, menikmati. Semakin lama, semakin terang., tiba-tiba menghilang dan berubah gelap. Carla segera membuka mata, benda di sekitarnya terlihat buram. Butuh waktu lama agar mata coklatnya menyesuaikan kegelapan ini.

Tempat yang ia duduki tak seempuk kasur di rumah kak Devi, kotor dan sedikit lembek. Carla berusaha berdiri, tangan mungilnya berpegangan pada tembok untuk menyeimbangkan tubuhnya. Kemudian, dia mendengar suara ledakan kecil seperti petasan, mungkin ada perayaan di belakang tembok itu. Matanya jahil mengintip di ujung tembok, membuat sekujur tubuhnya mematung, bukan karena takut, tapi lebih karena terkejut.

Ada dua orang laki-laki, yang satu membawa sebuah piringan bulat, tameng, mungkin. Namun yang satu lagi tidak membawa apa-apa, ditambah lagi ia bertelanjang dada. Cahaya kuning memperlihatkan otot di lengannya, tidak besar, tapi cukup gagah di mata Carla. Bayangan hitam menutupi wajahnya karena dua obor yang menggantung di sisi pintu gerbang kayu tak mampu menyinarinya. Tunggu, obor? Gerbang kayu? Batu bata? tangan Carla meraba tembok di sampingnya, gua ada di mana? kepalanya menoleh dan matanya menyusuri segala arah.

Sebuah teriakan yang terdengar di tempat tadi, berhasil mendapatkan perhatian Carla 'kembali'. Lelaki bertameng itu berlari sangat cepat menyerbu laki-laki di depannya. Ia sangat percaya diri bahwa tameng itu akan melindunginya, tangan satunya yang bebas membuat sebuah kepalan dan siap menghancurkan lawannya. Mata Carla terkesima saat tangan itu bersinar terang persis seperti cahaya dari rapotnya.

Sekarang tatapan Carla tertuju pada lelaki satunya. Meskipun dalam kegelapan, wajah datarnya masih terlihat, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Padahal, dalam benak Carla, situasi ini tidak menguntungkan bagi laki-laki yang hanya bermodal celana itu. Namun, saat lelaki tak beruntung ini mengangkat salah satu tangannya, keluarlah semburan besar api berwarna merah hingga kekuningan. Carla segera menutup mulutnya, menahan diri untuk tidak berteriak. Pria bertameng terdorong mundur dan berhenti saat kobaran api tersebut menghilang, menyisakan api biru di telapak tangan si lawan.

Jantung Carla berdegup kencang, ia takut. Tubuhnya gemetar, napasnya menderu, keringat dingin mulai membasahi telapaknya. Refleks, Carla mundur perlahan, tapi ada tangan yang mendarat di pundaknya.

"Apa yang Anda lakukan di sini?"

Carla melonjak kaget dan membalik badannya. Kegelapan benar-benar menutupi sosok yang berbicara padanya. Carla bingung menjawab pertanyaan itu. Pandangannya bergerak tak tentu arah. Kemudian, kedua lelaki yang Carla amati tadi ikut memperhatikan dirinya, wajah penasaran mereka terpampang di bawah nyala obor. Ketakutan Carla menjalar ganas ke seluruh tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Coolest Fire and The Hottest IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang