First Year - 3

999 186 37
                                    

(a/n) akhir-akhir ini aku lagi mood nulis ✨👏

Jamgan lupa vomments!

-

Minho dan Bangchan jarang sekali mendapatkan kelas yang sama. Namun di pelajaran kali ini mereka dipertemukan. Pelajaran Terbang.

"Minho! Akhirnya kita bertemu!"

"Setiap pagi kita selalu bertemu di hall untuk sarapan Chan..."

"Enggak! Maksudnya di kelas! Kita ada kelas yang bareng!"

Minho memandang Chan dengan tatapan membatin.

"Kenapa Minho? Kau tak suka?" Minho langsung menggeleng sebagai jawaban.

"Bukan Chan, tapi kau juga ada temannya kan di Slytherin?"

"Umm... iya, ada Yugeyom dan Bambam, tapi kau tetap sahabat pertamaku! Jadi aku bakal semangat kalau tau kita satu kelas gini," Minho merasa hatinya menghangat. Ia melemparkan senyum kepada Chan.

"Hey, Minho! Kesinii!" Jungwoo memanggil Minho dari jarak agak jauh.

"Chan, aku sebaiknya kembali ke temanku,"

"Tentu! Nanti kita bisa bicara lagi!" Chan tersenyum kemudian mencubit pipi Minho, yang dicubit pipinya memerah.

(a/n) heleh masih kecil udah baper itu Minho

PRIIIIIITTTTTTTTTT

"GOOD MORNING CLASS!!"

"GOOD MORNING MADAM HOOCH!!"

Serempak murid-murid tahun pertama menjawab salam Madam Hooch. Beliau kemudian menjelaskan tata cara terbang menggunakan sapu terbang.

Minho menatap sapu terbangnya lesu. Sepertinya ini akan menjadi pelajaran yang sangat ia benci.

Minho takut ketinggian.

"Jelas semua? Sekarang ayo coba kita praktikan!"

Para murid berdiri di sebelah sapu terbang masing-masing. Minho semakin gugup, ia membayangkan dirinya ketika terbang, dan melihat ke bawah.. rasanya ia ingin menangis.

"Minho!" Chan memanggil Minho kemudian melambaikan tangannya. Minho mendengus, sahabatnya itu mencuri kesempatan untuk menyapanya.

"Kau pasti bisa!" katanya, Minho hanya tersenyum.

"Cih, temanmu itu ngapain sih?!" tanya Jungwoo. Minho hanya mengangkat pundaknya.

"Semua! Posisikan tangan kalian di atas sapu terbang dan berkatalah 'UP!'"

"UP!" "Up!" "uP!"

Beberapa siswa berhasil menangkap sapu terbangnya, salah satunya Chan. Minho perhatikan ia sepertinya sudah sangat handal. Sementara ia masih kesulitan.

"Minho! Gunakan perasaanmu!" kata Chan. Minho menoleh sebentar kemudian kembali mencobanya. Kali ini dengan saran Chan.

"Up!"

Ia tersenyum melihat sapunya yang berada di genggaman tangannya. Chan menepuk tangannya dan memberi jempol kepada Minho.

"'Makasih Chan," Kata Minho.

"Kamu kok sudah bisa sih?! Aku belum bisa!" Kevin cemberut melihat teman yang sama sepertinya itu sudah bisa.

"Gunakan perasaanmu Kev,"

"Oke! Semua sapu sudah di tangan masing-masing? Sekarang, naiklah ke sapu kalian!" Minho menaiki sapunya perlahan. Sekarang rasanya ia ingin muntah.

"Sekarang cobalah kalian mendorong diri kalian dari tanah dengan keras dan kalian pasti bisa terbang,"

Beberapa siswa tidak berhasil, Madam Hooch membetulkannya. Namun ada beberapa siswa yang berhasil, salah satunya Bangchan dan teman Minho, Jungwoo.

Bangchan memilih terbang bersama temannya, tidak terlalu jauh dari area pembelajaran. Feeling Minho mengatakan, Bangchan sudah mempelajari caranya terbang sebelum sekolah.

Kevin akhirnya menyusul Jungwoo terbang, kali ini tinggal ia sendiri.

"Ayo Minho singkirkan rasa takutmu!" gumamnya. Ia mendorong dirinya lebih keras namun yang terjadi, sapunya bergerak kencang ke atas, ia tak tahu cara mengontrolnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA,"

"MINHOO!" Jungwoo mengejar temannya namun ia juga takut karena Minho benar-benar jauh.

"SESEORANG TOLONGLAH DIA DULU!! SAPUKU?! MANA SAPUKU" Madam Hooch teriak panik.

Bangchan akhirnya mengejar Minho tak peduli ketinggian yang ia lalui.

"BERHENTI!!! KUMOHON!!" Kesalahan besar, sapu Minho benar-benar berhenti di angkasa.

"AAAAAAAAAAAAAAA,"

Grep

Minho membuka matanya dan ternyata ia sudah di pelukan sahabatnya.

"Tak apa Minho, ada Channie disini!" Minho memeluk Chan erat, takut ia akan terjatuh lagi.

Chan membawanya turun ke lapangan, bersamaan dengan Madam Hooch yang baru saja menemukan sapunya.

"Oh my gosh! Kau tak apa nak? Kau seharusnya terbang menggunakan perasaan! Dan Christopher? Terima kasih... 5 poin untuk Slytherin," beberapa anak Slytherin senang karena poin asrama mereka ditambah.

"Chan? Makasih,"

"Anytime bestfriend!"

-

Hari Minggu ialah hari yang tepat untuk belajar. Bangchan mengajak Minho belajar terbang sekali lagi, dan sebagai gantinya Minho harus mengajarkan Astronomi kepada Chan.

"Teman-teman, aku pergi dulu!" Minho pamit kepada Jungwoo dan Kevin selesai sarapan.

"Padahal ia bisa belajar denganku.." curhat Jungwoo.

"Menurutmu apakah Minho dan Christopher pacaran?" tanya kevin lugu.

"Bodoh! Kita masih bocah, gak mungkin pacaran!" Jungwoo mencubit lengan kevin kesal. Kevin mengusap lengannya dan cemberut.






Minho dan Bangchan sudah ada di lapangan, untuk belajar terbang.

"Chan, kau pasti sudah belajar caranya terbang?"

"Tentu, aku mempelajarinya sebelum masuk Hogwarts! Pamanku pemain Quidditch terkenal! Jadi aku memintanya untuk mengajariku. Sekaligus mengajariku bermain Quidditch,"

"Pantas saja kau bisa..." Chan berhenti kemudian menatap temannya.

"Jangan marah.. Kamu pasti bisa! Pertama kali aku terbang, aku justru tersangkut pohon!" Minho tertawa membayangkan Chan tersangkut pohon.

"Sudah ah! Jangan diketawain, ayo kita belajar!"

Minho memulainya dengan menangkap sapunya yang tergeletak di tanah, kemudian dilanjut ke posisi akan terbang.

"Bentar, ini pegangannya eratin lagi, terus majuin dikit," dengan sabar, Chan mengoreksi kesalahan-kesalahan Minho.

"Nah sekarang, kalau terbang itu pakai perasaan!"

Chan mencontohkan dahulu, kemudian menunggu Minho mencobanya.

Minho menghembuskan nafasnya, kemudian berusaha menghilangkan ketakutannya terhadap ketinggian.

"Oke, you can do it Minho!" Minho menginjakkan kakinya kemudian mendorong tubuhnya ke atas.

"MINHO! YOU'RE FLYING! NOW CONTROL YOUR BROOM!"

Siang itu, Minho dan Chan menghabiskan waktu mereka untuk terbang bersama.

Incantato • Banginho Where stories live. Discover now