First Year - 2

1.2K 218 38
                                    

(a/n) Belum 24 jam aku dah update lagi hehe

Jangan lupa vomment ^^

-

Kereta Hogwarts Express berhenti di stasiun Hogwarts. Para siswa berlomba-lomba turun dari kereta, sementara para siswa tahun pertama berkumpul di dekat kereta atas suruhan Hagrid.

Minho turun dari kereta dan melihat sekelilingnya. Semua memakai seragam yang sama, namun untuk siswa-siswi yang lebih tua memakai dasi dengan warna yang berbeda-beda. Chan yang daritadi di sebelah Minho, memperhatikan teman barunya ini seperti kebingungan.

"Kamu kenapa?"

"Itu, dasinya beda-beda... apa yang bikin mereka pakai dasi yang beda?" tanya Minho.

"Masa kamu gatau tentang hogwarts?" Minho menatap chan kemudian menggeleng dengan polos. Keluarganya memang tidak ada yang penyihir sehingga ia tidak tahu tentang sekolah seperti ini.

"Um, jadi nanti tuh kita bakal disortir ke 4 asrama. Disortir oleh topi ajaib. Asramanya ada Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw, & Slytherin," kata Chan.

"Kamu bakal tahu ngga kamu disortir dimana?" tanya Minho.

"Kalau aku pengennya Gryffindor! Tapi gatau lagi.." Chan seperti menyembunyikan sesuatu, Minho tidak ingin memaksanya jadi ia kembali diam.

"Gryffindor sepertinya keren Chan, aku ingin satu asrama denganmu di Gryffindor!" Chan tersenyum kemudian menepuk bahu teman barunya itu.

"Semoga kita satu asrama..." katanya tersenyum.

-

Para murid baru Hogwarts sudah berada di Great Hall. Setelah disambut oleh Kepala Sekolah, seorang professor memgambil topi dan mulai memanggil nama-nama anak baru tersebut.

"Woah! topi itu hidup.." kata Minho kaget. Chan tertawa melihat ekspresi temannya.

"Sudah kuberitahu topi itu ajaib.. ia dapat merasakan pantasnya anak ini berada di asrama mana," kata Chan dengan semangat.

Minho semakin gugup, ia tak bisa membayangkan topi merasakan kepribadiannya. Ia meremas jubahnya untuk menenangkan diri. Chan yang peka dengan kegugupan temannya, menggandeng Minho dan mengayunkan tangannya.

"Gapapa! Semua bakal baik-baik saja kok!" bisiknya kepada Minho.

"LEE MINHO!" ketika namanya dipanggil, Minho terlihat sangat tegang. Chan melepas gandengan mereka kemudian menepuk bahunya.

"Kau pasti bisa!" bisiknya. Minho tersenyum kemudian jalan ke depan. Ia duduk di kursi yang disediakan kemudian sang topi terpasang.

"Wah, another muggle born. Kau adalah anak yang spesial huh? Keluargamu tidak ada yang memiliki kekuatan sihir dan kau.. memilikinya. Kau pasti cukup pintar, kupastikan kau cocok di asrama ini.." setelah berceloteh sang topi diam membuat Minho semakin gugup.

"RAVENCLAW!" meja yang berisi anak-anak berdasi biru berdiri dan memberinya tepuk tangan, beberapa dari mereka terlihat sangat senang. Ia berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke meja makan Ravenclaw. Ia sempat melihat chan, dan teman barunya itu mengangguk dan memberinya jempol.

Ia duduk di meja Ravenclaw itu, kemudian anak di sebelahnya menjulurkan tangannya.

"Hi! Aku Jungwoo," Minho menjabat tangannya sambil tersenyum.

"Hi, aku Minho!"

"Orang tuamu muggle? Di keluargaku, ayahku seorang Muggle, ibuku penyihir,"

"Wah keren," balasnya.

"Kau akan senang berada disini, ibuku selalu menceritakan tempat ini. Dan aku senang karena akulah yang terpilih. Kakakku tidak memiliki kekuatan sihir, ia seperti ayahku, muggle," Minho mengangguk tanda mengerti.

"Kedua orang tuaku muggle, aku tidak tahu dari siapa aku memiliki kekuatan sihir.."

"Anggap saja itu sebuah anugerah Minho! Disini juga banyak kok sepertimu, depanmu ini    Kevin, ia juga muggle born," Jungwoo menunjuk anak di depannya. Yang ditunjuk tersenyum kemudian menjulurkan tangannya.

"Namaku Kevin,"

"Minho,"

"CHRISTOPHER BANG!" ketika nama itu tersebut, seluruh anak-anak di aula berbisik.

"Wah itu yang bernama Christopher Bang," bisik Jungwoo. Minho yang bingung segera bertanya.

"Memang ada apa dengannya?"

"Dahulu, ketika masa perang, Kakek dan ayahmya adalah Death Eaters, pengikut you-know-who, meskipun sekarang sudah tidak, namun tetap saja.. keluarganya sangat terkenal dengan kebenciannya terhadap muggle. Aku juga tidak tahu mengapa mereka membenci muggle sampai sekarang.." jelas Jungwoo. Kevin yang ikut memperhatikan penjelasan Jungwoo, melihat chan dengan tatapan tidak suka.

"Kalian berdua harus berhati-hati dengannya.. bisa jadi kalian diapa-apain olehnya," Minho ingat kata Chan, ayahnya tidak suka muggle, namun bisa saja buah jatuh jauh dari pohonnya kan? Mungkin saja Chan berbeda.

"Dia berbeda, aku berkenalan dengannya di kereta tadi. Dia bahkan memberiku coklat," kata Minho.

"Huh, bisa jadi itu penipuan!" Minho cemberut mendengar kalimat Jungwoo. Ia fokus melihat Chan yang terlihat lebih santai daripada dia tadi.

Chan pasti tahu dirinya akan berada di Gryffindor... batin Minho.

"SLYTHERIN!" siswa-siswi yang duduk di meja Slytherin berdiri dan bersorak ketika Chan berjalan ke arah meja mereka.

"Hm, sudah kuduga! Seluruh keluarganya berasal dari asrama yang sama!" beberapa kakak kelasnya membicarakan hal ini. Bahkan Jungwoo ikut membicarakan Chan. Minho kembali melirik Chan yang sedang berjabat tangan dengan beberapa anak Slytherin, ketika mata mereka bertemu, buru-buru Minho menunduk.

-

"MINHO!" Chan buru-buru mengejar Minho yang sedang berbaris dengan rombongan Ravenclaw menuju kamar asrama. Minho menoleh ke belakang, melihat temannya kecapekan mengejarnya. Jungwoo dan Kevin menatap tak suka, namun Minho menyuruhnya pergi duluan.

"Hey! Kau bodoh?? Kita harus kembali ke asrama! Kau ingin merusak hari pertamamu di hogwarts?!" kata Jungwoo. Minho menatap Chan iba kemudian mengangguk.

"No! It's okay! Minho dan aku akan berada di belakang kalian, aku ingin berbicara sebentar dengannya. Aku ikut barisan kalian sebentar," Minho akhirnya mundur sedikit agar bisa bersebelahan dengan Chan.

"Kau seharusnya kembali ke asramamu Chan.. Kita bisa berbicara besok pagi!"

"Tak apa, aku hafal jalan menuju asrama Slytherin,"

Mereka berdua akhirnya terdiam, Minho perhatikan ternyata barisan slytherin tidak jauh dari barisan mereka.

"Cepat bicaralah!"

"Meskipun kita beda asrama, dan ya.. aku masuk Slytherin.. kau tetap mau menjadi temanku kan? Jangan meninggalkanku!!"

Minho terkejut mendengarkan Chan.

"Bodoh! Sana kembali ke barisanmu! Jika pertanyaanmu seperti ini, jawabannya aku tetap mau menjadi temanmu! Dan kau bodoh karena kau bisa menanyakan hal ini besok!" Chan tersenyum dan memeluk Minho.

"Terima kasih Minho! Sampai jumpa besok pagi!"

Incantato • Banginho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang