• when it's raining

1.5K 205 6
                                    

Musim hujan adalah musim yang paling tidak aku suka. Walau hanya ada dua musim, dengan keduanya yang sama-sama tidak menyenangkan, aku lebih memilih udara panas dengan sinar matahari yang terik dibandingkan udara dingin dengan langit berwarna kelabu.

Banyak orang yang bilang mereka suka dengan aroma hujan, aroma yang timbul saat air hujan menyentuh tanah. Tetapi tidak denganku. Aku belum menemukan sesuatu yang spesial dari turunnya hujan. Yang ada aku paling malas jika hujan sudah datang, apalagi jika aku sedang berada di luar ruangan.

Kalau aku tidak membawa payung, maka aku harus berteduh saat aku di luar rumah. Kalau aku tidak berjalan dengan hati-hati, maka aku bisa terkena genangan air atau tetesan air dari pinggir bangunan. Kalau anginnya sedang kencang, sebaik apapun aku mencoba berlindung pasti akan terkena hujan juga.

Seperti saat ini, aku sedang berada di sebuah halte bis yang sedikit ramai karena banyak orang yang sedang menunggu hujan berhenti. Aku memeriksa jam pada ponselku, sudah jam tiga siang. Sudah hampir 30 menit aku menunggu di sini, dengan orang-orang yang semakin bertambah pada setiap menitnya.

Aku kembali melihat ke arah langit, hujannya masih belum juga reda, setidaknya aku bisa menerobos jika sudah tinggal rintik-rintik saja. Tetapi aku juga tidak mau menjadi tontonan orang karena memaksakan diri untuk melalui hujan.

Penyelamatku lalu datang.

Ponselku baru saja bergetar, ada pesan masuk dari Samudera menanyakan posisiku sekarang. Aku membalasnya dengan mengatakan aku sudah dekat dengan tempat kami janjian untuk bertemu. Aku biasanya datang lebih cepat dari dia, mungkin dia heran karena aku belum memberinya kabar sama sekali.

Aku jemput ya

Terima kasih Tuhan, terima kasih.

...

Tanpa menunggu lama, Samudera sudah datang menghampiriku dengan memegamg sebuah payung berwarna biru tua. Ia juga mengenakan hoodie untuk menutupi tubuhnya dari air hujan yang menetes dari sisi yang tidak tertutup payung. Aku buru-buru mendekat dan ia merangkulku agar aku terlindung sepenuhnya di bawah payung. Ia membawaku ke tempat mobilnya diparkir. Setelah sampai ia membiarkanku untuk masuk terlebih dahulu, sebelum ia berlari ke kursi pengemudi.

Saat ia sudah duduk dengan segera ia melepas hoodie-nya. Belum sempat aku berkomentar ternyata dia mengenakan kaus hitam di bawahnya. Aku menutup mulutku kembali dan menunggu hingga ia menjalankan mobilnya.

Mesin mobilnya sudah menyala, udara dingin langsung menerpa lenganku karena hari ini aku memang memakai baju dengan lengan pendek. Aku langsung mengarahkan pendingin udaranya ke arah pinggir, agar aku tidak terkena angin lagi. Samudera yang melihatku langsung menyodorkan hoodie yang baru saja dia lepas ke arah pangkuanku.

"Kamu mau pake? Eh tapi basah ya..."

"Ngga apa kok, gausah. Maaf ya ngerepotin...kamu kebasahan?"

"Dikit aja, hehe. Yaudah jalan!"

Aku tertawa mengikutinya. Setelah memasang seatbelt dan memastikan pintu sudah terkunci, ia baru menjalankan mobilnya. Seperti biasa agar suasana tidak sepi ia lalu memasang lagu dari mesin di mobilnya. Tangannya mengutak-atik tombol sebelum berhenti pada sebuah lagu yang terlalu lembut tapi cocok untuk didengarkan pada saat hujan.

"Kamu kok...pasang lagu macem gini. Nanti aku ketiduran."

"Ha? Jangan dong?? Udah deket loh ini." dengan sedikit panik iya berteriak padaku, membuatku tertawa di dalam hati. Lucu sekali memang Samudera ini.

"Iya iya, aku ngga tidur."

"Jangan tidur Nora!"

"Kamu fokus nyetir aja, masih hujan loh."

Hello, Hi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang