• jealousy

2.1K 282 10
                                    

Kalau harus dibuat list, ada banyak hal yang bisa dimasukkan ke dalam list mengenai hubungan kami. Salah satunya adalah perasaan cemburu. Di antara aku dan Samudera, siapa yang paling mudah untuk cemburu? Jawabannya tentu aku.

Kayaknya sebuah hubungan belum bisa dibilang hubungan kalau belum ada perasaan ini. Tapi yang biasanya aku rasakan masih dalam tahap wajar kok, kayaknya. Yang aku lihat cemburu didasari oleh rasa tidak percaya seseorang kepada partnernya, atau rasa percaya diri orang tersebut kepada dirinya yang sebenarnya kurang. Aku bukan ahlinya tapi yang aku rasakan sih begitu.

Kadang aku merasa minder, ketika aku sedang bersama Samudera. Samudera memiliki banyak teman, di luar lingkup pertemanan yang sudah aku ketahui. Aku serius, ada banyak sekali yang mengenal Dera. Setiap kami sedang bersama kayaknya ada saja yang menyapa dia. Tapi mestinya bukan masalah kan kalau hanya menyapa.

Kalau baru-baru ini yang membuat aku cemburu adalah ketika ada beberapa junior di prodinya yang gencar menyapa Samudera. Wajar sih ya, dia cakep dan jago bermain drum. Aku saja waktu awal kenal sama dia juga diam-diam senang. Padahal kami sudah lumayan sering bertemu jika kami memiliki waktu istirahat yang sama, atau pulang bersama-sama, bergandengan tangan, hampir setiap hari. Alias mestinya orang tahu ya Samudera Arkana itu statusnya sudah tidak available lagi dan punya pacar. Tapi kayaknya ngga menghalangi beberapa orang untuk usaha mepet dia.

Samudera sih santai, kalau ada yang memanggil dia tersenyum atau menyapa balik. Kalau ada yang meminta tolong, dia pasti akan mencoba untuk membantu sebisanya. Seperti saat dia menjadi salah satu panitia untuk acara prodinya. Samudera menjadi bagian dari divisi perlengkapan, yang membuat dia menjadi sangat sibuk. Harus urus ini itu setiap harinya. Dirusuhin juga dari panitia divisi lain, apalagi saat acara semakin dekat, semakin sibuk deh dia.

Selama dia menjadi panitia kami jadi lebih jarang bertemu, hanya berkomunikasi secara tidak langsung. Kami baru bisa bertemu kalau dia sedang tidak pulang telat, atau di akhir pekan saja. Belum lagi tugas yang menumpuk, membuat kami jadi lebih jarang lagi berkomunikasi. Terdengar klise sekali tapi memang begitu adanya.

Aku pertama biasa saja melihat dia sibuk. Tetapi rasa cemburuku memuncak ketika aku kerap kali melihat salah satu uh, panitia lain, yang selalu menghubungi Samudera. Padahal dia bukan ketua dari divisi perlengkapan. Kenapa ngga menghubungi ketua saja?

Dalam hati aku hanya bisa bertanya, ngga ada yang lain yang benar-benar bisa dihubungi apa? Geram juga melihat dia terus-terusan menghubungi Dera. Awalnya bertanya tentang urusan acara tapi lama-lama jadi membahas hal yang tidak berkaitan sama sekali. Mungkin masih berkaitan sih bagi mereka, secara kadang mereka membicarakan masalah beberapa mata kuliah yang mereka ambil.

Aku meyakinkan diriku sendiri, kamu ngga boleh cemburu hanya karena Samudera sering berkomunikasi dengan orang lain. Siapa kamu bisa mengatur-atur pertemanan seorang Samudera?

Aku bahkan ngga mau menyebut namanya.

Aku juga awalnya merasa konyol, kok bisanya aku cemburu hanya karena Samudera terus-terusan diajak ngobrol oleh cewek ini. Tapi aku pernah tidak sengaja melihat ia membalas chat. Percakapan darinya...buatku seperti orang yang sedang pedekate. Aku berani sumpah aku ngga mengganggu privasi Samudera, saat itu kami sedang duduk bersebelahan jadi aku bisa melihat langsung ke layar ponselnya dan chat mereka. Aku tidak bertanya apa-apa karena Samudera juga membalasnya seperti teman biasa.

Tapi aku khawatir saja. Karena sejak awal aku sudah merasa tidak percaya diri, sehingga membuatku mudah merasa khawatir.

Lalu satu hari aku sudah berencana untuk pulang bersama Dera. Kami sudah berjalan bersama ke arah parkiran saat ada yang menghubungi dia. Masalah peminjaman barang atau apalah itu katanya. Aku hanya bisa sedikit mencuri dengar percakapan mereka lewat telepon.

Hello, Hi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang