Part 1

1.1K 67 22
                                    

Cherry tersenyum tipis kearah Pria tampan yang duduk disebelahnya, kekasihnya, Saint. Yang dengan suka rela mau mengantar dan menjemputnya Kuliah setiap hari.

“Apa kamu tidak lelah mengantarkanku setiap hari seperti ini? Aku bisa menggunakan Bus jika kamu lelah” Ucap Cherry pelan, merasa tak enak dengan Saint yang selalu melindunginya ini.

Saint tersenyum manis, tetap memfokuskan pandangannya pada jalan dan terus mengemudikan mobilnya, “Mai pen rai (Tidak apa-apa)” Jawabnya singkat.

Cherry mendecih kesal, “Sudah kekatakan berkali-kali, saat bersamaku kau harus berbahasa Inggris! Aku tidak mengerti Bahasa asalmu itu, tahu!” Kesalnya.

Saint tertawa terbahak-bahak, senang sekali menggoda Cherry dengan menggunakan Bahasa asalnya, Thailand.

Pria bertubuh tinggi itu memang berasal dari Negeri Thailand, dan berpindah kewarganegaraan ke Indonesia bersama Ibunya untuk membangun bisnis baru yang kini sudah digelutinya selama hampir tiga tahun.

Kalian tahu bisnis apa itu?

Saint membuka bisnis Game Online bersama salah satu temannya yang tinggal di Indonesia sejak dulu yang kini berkembang sangat pesat, menggaet para generasi muda berbakat dibidang ini untuk bekerja sama, sedangkan Ibunya membuka bisnis Kuliner, dimana menu khas Thailand memiliki daya Tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia dan membuatnya laris manis setiap harinya.

Saint dan Cherry bertemu satu tahun yang lalu, ketika keduanya tak sengaja bertabrakan di sebuah acara festival kuliner di area Kampus Cherry.

Cherry masih ingat jelas, dirinya yang tingginya hanya sekitar 150 cm ini ditabrak oleh Pria bertubuh tinggi yang sedang membawa semangkuk besar es buah, dan membuatnya basah kuyup karenanya.

Berulang kali Pria itu memohon maaf padanya, Cherry tak pernah menanggapinya, dia memilih langsung pulang detik itu juga, dengan baju yang basah karena Es Buah.

Keesokan harinya, Pria itu datang ke Kampusnya, mencarinya sampai bertemu. Terus meminta maaf darinya dengan Bahasa Thailand nya yang membuat Cherry kesal setengah mati.

Lucu sekali, Pria yang dulu dia anggap sangat annoying, kini menjadi kekasihnya, yang amat ia cintai.

“Sudah sampai, makan siang nanti kujemput lagi, ok?” Ucap Saint setelah menghentikan Mobilnya didepan gedung jurusan Cherry.

Gadis manis itu menggaruk tengkuknya bingung, sebenarnya siang ini dia harus bekerja kelompok dengan teman-temannya untuk menyelesaikan tugas.

Bisa saja dia mengatakan langsung pada Saint saat ini, tapi Pria ini tipe Pria pencemburu akut. Yang selalu saja kesal melihatnya dekat dengan lelaki lain, bahkan adik lelaki Cherry sekalipun.

“Aku.. emm.. mungkin lain kali… siang ini aku harus menyelesaikan tugasku.. dengan teman-temanku” Ucap Cherry terbata.

Ekspresi wajah Saint seketika berubah, aura suram menguar disekitar tubuh tegapnya, “Siapa?”

Cherry berusaha mengingat-ingat, “Kemarin aku mendapat kelompok bersama Andi, Dion, Sebastian, dan Hendri”

“Kenapa lelaki semua?!”

Nah, kan?

Cherry menunduk, memainkan jemarinya takut-takut, “Aku tidak tahu, tiba-tiba namaku ada bersama mereka”

Saint menghela napas berat, dia tahu gadisnya ini adalah ‘Primadona’ di Fakultasnya, banyak Pria lain yang juga mengincar gadisnya, hal ini membuat Saint merasa luar biasa kesal.

Tapi dia tidak bisa terus mengekang Cherry, dia tidak ingin gadisnya merasa terbebani.

“Baiklah” Ucap Saint pada akhirnya.

Cherry tersenyum lega, senang sekali bisa mendapatkan izin dari Pria ini. Tangannya menarik leher Saint dan mengecup pipinya lembut.

“Terima kasih, Sayang!” Serunya semangat, kemudian keluar dari mobil begitu saja.

Meninggalkan Saint yang masih terpaku disana sembari memegang pipinya yang kini memerah, sialan!

**

“Arabella Cherry!”


Gadis itu menoleh kearah Dosen pembimbingnya yang tadi memanggilnya, berlari kecil menghampiri Pria paruh baya yang sudah lumayan akrab dengannya itu.

“Ya? Ada yang bisa saya bantu, Pak?” Tanyanya sopan.

Pak Reno terlihat salah tingkah dihadapan Cherry, hal ini seketika membuatnya curiga.

“Saya merekomendasikan kamu untuk melakukan Riset di luar kepada Rektor beberapa minggu yang lalu, dan hasilnya baru keluar tadi siang, kamu lolos”

Cherry mengernyit bingung, “Lolos apanya, Pak?”

“Kamu satu-satunya Mahasiswi disini yang lolos dalam seleksi pertukaran pelajar”

Hah?!

“Kamu kan butuh peneitian langsung untuk menyelesaikan risetmu, lagi pula jika risetmu itu berhasil, kamu akan langsung dinyatakan lulus tanpa harus melakukan sidang skripsi, keren bukan?”

Keren apanya?!

Ingin rasanya Cherry mengumpat, jika saja dia tidak ingat bahwa dihadapannya ini adalah dosennya yang harus ia hormati.

“Tapi Pak, kenapa Bapak tidak meminta persetujuan saya dulu? Masih banyak yang harus saya pertimbangkan, saya tidak bisa meinggalkan keluarga saya, Ibu saya pasti kerepotan menjaga ketiga adik saya sendirian, saya juga harus bekerja, saya--”

Pak Reno langsung menyela, “Kamu tenang saja, Pertukaran pelajar ini hanya berjalan selama satu tahun, kamu disana sudah mendapat tempat tinggal dan uang saku, kamu hanya perlu fokus pada penelitianmu”

Enak banget kalo ngomong?!

Cherry menghela napas lelah, “Memangnya saya mau ditransfer kemana, Pak?”

Dengan enteng, Pak Reno menjawab, “Thailand, ehe”

“APA?!”

Berpacaran dengan Pria asli Thailand selama setahun saja sudah membuat kepalanya hampir meledak karena bingung dengan bahasanya, apalagi tinggal selama setahun kedepan di Negara itu?

Bagaimana ini?

Jika dia menolak, maka dia harus melakukan penelitian penuh dengan sampel seluruh penduduk Kota ini selama dua tahun penuh.

Jika dia menerima, bagaimana dengan semua urusannya disini? Bagaimana jika Ibunya membutuhkannya sewaktu-waktu? Dan Bagaimana dengan Saint?

My PERTHfect sunSAINT [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now