Penyesalan Terbesar

1 0 0
                                    

Perkenalkan namaku Andi, umurku 19 tahun. Aku adalah seorang pekerja. Dan saat ini aku sedang bekerja di sebuah toko di Surabaya. Keseharianku adalah menyapa Pelanggan dan membantu pelanggan untuk dapat menemukan barang yang sedang dia cari.

Di sana aku sudah memiliki banyak teman dan sudah akrab sekali dengan mereka. Akan tetapi ada satu teman yang bagiku sangatlah istimewa namanya adalah "Tika" dan aku pun ingin sekali bisa dekat dengan dia, namun menurutku itu sangatlah mustahil, dikarenakan menurutku derajat dia masih tinggi menurutku. Dia cantik, manis, pintar, cerdas dan ramah. Sedangkan aku hanyalah seorang yang pemalu, kikuk dan nggak seberapa pintar.

Pada keesokan harinya aku berangkat bekerja pagi-pagi sekali karena aku habis mengantar ibu ke pasar dan aku langsung berangkat bekerja, dan pada saat tiba di toko ternyata aku nyampe duluan ketimbang teman-teman yang lain dan disusul dengan Tika. Dan sampai di sana aku pun tidak menyangka tika menyapaku lebih dulu.

"Hai Ndi"
"Hai Juga Tik"
"Kamu kok tumben berangkatnya pagi-pagi sekali. Biasanya kan kamu berangkatnya mepet. Hehehe..."
"hehehe bisa aja kamu tik. Soalnya tadi aku habis dari pasar nganterin ibu belanja. Dari pada aku menghabiskan waktuku yang sedikit di rumah mendingan aku langsung berangkat kerja."
"ouhala... Gitu..."

Dan kami pun saling berbincang-bincang sampai teman-teman yang lain datang dan tokonya pun dibuka. Sejak saat itu aku dan Tika mulai sangat akrab. Saat waktunya kerja kita sering bercanda, menyelesaikan masalah bersama-sama dan kita saling membantu satu sama lain.

Akan tetapi pada suatu hari, pada tepatnya pada hari Rabu kita berbeda sift. Dia masuk pagi dan aku masuk sore. Pada saat aku absen masuk karyawan aku melihat absennya Tika yang sudah absen izin pulang duluan. Dan aku pun mulai bertanya-Tanya "Kok tumben Tika Absen Izin pulang duluan. Apakah dia sakit atau ada masalah?" itulah yang terlintas di dalam pikiranku. Kemudian dari pada aku kepikiran terus. Aku coba bertanya kepada sahabat dekatnya Tika namanya Reni.

"Ren..."
"Ya Ada apa ndi?"
"Tika kok tumben yah izin pulang duluan"
"Ciyee Kamu kangen yah... hahaha"
"kamu bisa aja hehehe"
"Tadi itu Tika Izin pulang duluan karena ada keperluan keluarga ndi katanya..."
"ouhala... gitu... Yaudah Ren Makasih."
"Iya Sama-sama"
Dan aku pun meneruskan pekerjaanku.

Dan pada saat waktu sore telah tiba Tika pun dating ke Toko. Dan disitu pikiranku paling yah dia Cuma main atau beli sesuatu. Ternyata tidak. Dia datang ke Toko untuk meminta Izin Resign. Dan disitulah aku mulai kepikiran "Kalo dia Resign apakah aku bisa bercanda dengan dia lagi? apakah aku bisa menyelesaikan masalahku tanpa dia? dan apakah dia tetap ingat kepadaku?" itulah yang terlintas di pikiranku pada saat itu.

Aku pun mencoba mendekati dia untuk meminta Kontak dia seperti WA atau BBM Ternyata dikarenakan aku banyak sekali pekerjaan jadi aku tidak bisa sedikitpun berbicara ataupun mendekatinya.

Pada saat itu aku sangatlah menyesal dan menurutku itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku. Kenapa aku bisa berkata demikian. Karena pada saat dia ada di sisiku aku menyianyiakannya dan tidak berani untuk mengungkapkan perasaanku kepada orang yang aku kagumi dan aku sukai sampai dia pun pergi entah kemana.

Aku pun mencoba meminta Kontaknya kepada sahabatnya. Tapi Ternyata Kontaknya pun tidak bisa dihubungi atau bisa dibilang off. Dan pada saat itu aku pun berjanji tidak akan melupakannya dan untuk tidak menunda-nunda untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang yang aku sukai

A Weird StoryWhere stories live. Discover now