Part 14

1.5K 33 1
                                    

Esoknya aluna enggan menerima telepon dari fathan. 37 panggilan dan 47 sms dari fathan.

"Baby, ada fathan di luar. Katanya kamu nggak ngejawab panggilan dia" teriak Reihan dibalik pintu kamar aluna

"Aku mandi kak" balas aluna. Meski sebenarnya ia memang tidak berniat menemui Fathan hari ini

" ya sudah. Kakak kerumah sakit yah. Kamu baik-baik sama Fathan"

Tak ada sahutan dari aluna. Membuat reihan menganggap jika aluna pasti akan menemui Fathan
Di ruang keluarga

"Than gue udah panggilin Aluna. Katanya dia sedang mandi. Lu mau nunggu atau gimana?"

" gue nunggu disini Rei"

"Okelah. Gue berangkat duluan. Jagain adek gue"

"Pasti Rei!"

Aluna menuruni tangga berniat menghampiri Fathan sudah menunggunya kurang lebih 3 jam lamanya.

Rasa kasihan itu pasti muncul. Apalagi untuk orang yang dicintai. Meski ego selalu menyalahi aturan tentang cinta

Fathan menatap Aluna. Ada rasa bersalah yang terpancar diraut wajahnya. Mata yang selalu berbinar berganti dengan sinar ketakutan akan kehilangan wanita yang dicintainya

"Kakak, kenapa nggak pulang" tanya Aluna pada akhirnya

" sayang aku minta maaf atas kebodohanku kemarin. Aku tahu aku tak bisa menyembunyikan apapun yang membuatku merasa kalut. Aku nggak..."

" Sudahlah kak. Aku juga nggak berniat membahas masalah yang kemarin" potong aluna secepatnya

" tapi kamu nggak ngangkat telpon aku. Aku takut sayang. Aku nggak mau menghancurkan apa yang kumulai"

"Kak, kamu memang belum menghancurkannya. Namun hampir merubuhkannya"

"Aku minta maaf"
Aluna merasa dirinya egois untuk saat ini. Namun adakah hati yang rela menerima hati yang belum bisa melupakan hati yang lain?
Pastilah tidak!!

"Kakak nggak perlu minta maaf. Aku yang salah bukan kakak"

Aluna menggapai tubuh Fathan yang bersimpuh dihadapannya

"Kakak adalah lelaki terbaik yang aku kenal. Harusnya aku yang minta maaf atas segala kekanak-kanakanku. Aku yang terlalu egois"

Fathan memeluk Aluna yang menahan tangisan dari mata indahnya.

"Kamu tahu apa yang membuat aku jatuh cinta?" Tanya Fathan

Aluna menatap wajah Fathan dan menggeleng

" itu karena..." Fathan memnawa tangan Aluna kedada kirinya

"Karena pemilik tangan ini selalu membuat jantungku berdebar dan selalu menginginkannya"

" kakak gombal. Udah ah aku laper mau makan"

" tunda dulu dong laparnya. Baru juga romantisan" Fathan kembali cyek dengan tingkah Aluna
Masa lalu membuat hati takut memulai dengan yang lain. Tapi saat cinta muncul rasa itu tak lagi sama. Jika seseorang telah menemukan rumahnya untuk pulang. Untuk apa lagi menoleh ke belakang

"Oke sayang. Tapi bagaimana kalaw acara romantisnya kita kreasikan. Misalnya kakak masakin aku. Agar nuansa keromantisan itu lebih berwarna" Aluna terkekeh pelan

"Itu sih maunya kamu" Fathan menggerutu tapi ia tetap melaksanakan perintah Aluna
Sorenya Aluna dan Fathan bergegas kerumah sakit karena Reihan mengalami kecelakaan.

"Kak Reihan nggak papa kan" Aluna panik

"Tenang sayang Reihan pasti gak apa-apa" Fathan berusaha menenangkan aluna

"Aku takut kak" tubuh Aluna bergetar hebat. Ia trauma, mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali. Mengulang kembali cerita tentang kepergian orang tuanya. Dan saat ini tentang kakaknya. Oh tidak Aluna tidak akan sanggup lagi mengulang kisah itu

"Semua akan baik-baik saja. Reihan tidak akan meninggalkanmu. Sebaiknya kita ketempat Reihan sekarang"

Aluna dan Fathan menyusuri koridor rumah sakit.
Sesampainya mereka. Rasa lega menjalar disekujur tubuh Aluna. Melihat Reihan dengan wajah datarnya memarahi suster membuat Aluna tak bisa menahan air matanya

"Kak..." teriak Aluna

Reihan menoleh "baby, kenapa nangis. Hmm"

"Aku nggak sanggup kalau harus kehilangan kakak"

"Kakak nggak akan ninggalin kamu baby"

"Tapi aku takut banget"

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan"

"Kakak nggak papa kan?" Aluna melihat sekujur tubuh Reihan

"Nggak. Tadi cuman kecelakaan kecil. Luka kakak nggak parah kok"

------------''

3 tahun kemudian...

Hari ini adalah hari wisuda Aluna. Sebuket mawar merah dan sepasang cincin menjadi saksi lamaran Fathan ke Aluna. Dua jam setelah gelar disematkan untuk Aluna. Fathan berdiri dengan gagahnya di depan gedung fakultas. Menyampirkan rasa gugup fan gengsinya ia berlutut didepan Aluna sambil mengucapkan kata keramat bagi setiap wanita didunia ini

"Aluna, aku bukanlah pria romantis. Aku juga bukan pria yang berjanji membuat mu tersenyum. Aku hanyalah laki laki egois yang tak akan membiarkanmu dimiliki orang lain. Tolong jawab pertanyaanku dan aku hanya memberimu pilihan jawaban ya dan iya. Will you marry me?"

Aluna menggigit bibir bawahnya. Seakan apa yang dia impikan selama ini hanyalah hayalan semata. Aluna menoleh kebelakang melihat Reyhan. Anggukan Reyhan menjelaskan jika ia merestui Aluna dan Fathan

"Apa aku punya pilihan lain untuk menjawabnya"

Setetes air mata Aluna menandakan kebahagiaan yang tak bisa terjelaskan meski itu hanya satu dua tiga kata.
Fathan memeluk Aluna dengan erat. Ia belum yakin menang dalam perjuangan cintanya kemarin tapi hari ini, Ia yakin ia mampu mengalahkan perang bathin dengan masa lalunya. Karena Aluna lah masa lalu dan masa depannya yang harus ia jaga dan pertahankan

"Kak aku malu diliatin semua orang. Dosen yang lain juga merhatiin kita"

"Biarin aja, yang penting kamu udah nerima aku. Gak usah mikirin apa yang orang lain pikirkan. Yang mesti kamu pikirin sekarang.." fathan menjeda ucapannya

"Apa"Aluna mrnatap Fathan

"Aku" jawab Fathan sambil menaikkan kedua alisnya

"Hey kalian" panggil Rayhan
Aluna dan fathan masih sibuk berpelukan

Reyhan melerai mereka. Membuat fathan merasa kehilangan.

"Pelukannya kalian lancutkan setelah udah resmi. Dan lo than gue tunggu lamaran resminya nanti malam. Bawa om dan tante. Kalau gak jangan harap nikahin adek gue"

"Siap bro. Semua udah gue siapin dengan matang. Malahan mama maunya malam kemarin cuman gue nunggu adek dan terutama kakaknya siap dulu"

"Awas lo kalaw bohong. Gue kebiri lo"

" eh jangan dong ntar adek lo gak gue nafkahin bathin terus nyari cowok lain. Bisa gila gue."

"Ngga apa apa bro."ledek Reyhan

"Hus. Kakak ngomong apa sih, gak baik tau"aluna mencubit perut Reyhan

"Tenang sayang itu gak bakalan terjadi. Mana berani Reihan begitu. Emangnya kamu mau punya anak berapa. Aku maunya 12 yah"

"Iiihh kak Fathan belum juga nikah udah bicarain anak. 12 kakak bilang. Kalau mau segitu kakak yang hamil"

"Andai bisa sayang kakak kancuma bisa masss... auh sakit sayang" aluna menggigit lengan fathan

"Kakak mesum"

Vote dan koment yah...

Kecup basah dari Reyhan😚😚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang