3 - Reject?

Mulai dari awal
                                    

Sepanjang acara aku hanya diam saja tak melakukan apapun.Tidak ada teman untuk diajak biara, aku tidak mengenal sebagian besar dari mereka semua. Luna Rose sedang menyambut tamu-tamu penting. Dan Sean, dia tidak menganggap aku ada. Daritadi aku seperti orang bodoh.

Aku ingin sekali datang dan memberikan kado ini kepada Sean, tapi entah kenapa sekarang nyaliku benar-benar ciut.

Bagaimana nanti jika dia membuangnya? Apakah dia akan mengamuk karna aku hanya memberikan sapu tangan murahan ini? Apa dia tidak akan suka?

Aku menggelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiran-pikiran laknat itu. Baiklah, aku akan memberikannya nanti saat acara penobatan selesai.

Tetua mulai menaiki panggung disusul Sean. Ini dia acara inti. Ditengah-tengah panggung sudah ada cawan perak besar dan belati. Semua orang disini menjadi fokus kedepan menjadi saksi penobatan Sean sebagai seorang Alpha di Red Moon Pack.

"Apakah kau Sean Reid Palmer bersedia menjadi Alpha Red Mon Pack, dan bersumpah menjadi pemimpin yang bijaksana untuk rakyatnya, mengemban seluruh tanggung jawab sebagai seorang Alpha dan melindungi pack dan rakyatmu dengan nyawamu sendiri?"

Seharusnya ini tugas dari Alpha sebelumnya untuk membacakan sumpah pengangkatan Alpha baru, mengingat Alpha Jack tidak ada maka tetua bisa menggantikannya. Aku tau Sean pasti sangat sedih dinobatkan tanpa kehadiran ayahnya.

"Saya Sean Reid Palmer bersedia menjadi Alpha Red Moon Pack dan berjanji akan menjadi pemimpin yang bijaksana. Saya bersumpah akan melindungi pack dengan nyawa saya sendiri"

Sean mengucapkan ikrar dengan Alpha tone-nya. Sean mengambil belati di sebelah cawan dan menggores tangannya sampai darah keluar deras yang langsung jatuh kecawan perak tersebut.

Seperti Moon Goddes merestui Sean, cahaya bulan menyinari cawan dan membuatnya berkilau, seolah bulan ingin mengatakan mengatakan 'dialah Sang Alpha Sejati'.

Setelah penobatan selesai, Sean langsung berjalan kearah Microfon.

"Selamat malam semuanya. Aku ingin meminta waktunya sebentar. Terima kasih karena kalian telah meluangkan waktu malam ini. Aku Alpha Sean ingin memperkenalkan calon Luna Red Moon Pack kepada kalian semua." Suara Sean yang dalam terdengar keseluruh pesta

Aku mulai gugup saat Sean mengatakan itu, apa ini? Bolehkah aku berharap? Luna Rose menatapku dengan senyum bahagianya.

"Sarah Walsh"

Sarah langsung naik keatas panggung menghampiri Sean.
Tubuhku membeku. Kado yang kupegang tadi jatuh saking kagetnya. Aku melihat Sean penuh kekecewaan. Hancur sudah harapanku. Tidak. Dari awal aku memang tidak punya kesempatan. Walaupun begitu bagaimana bisa Sean melakukan ini. Kau benar-benar hebat dalam menghancurkan hatiku Sean!

"Dan untukmu Amoura. Aku tidak bisa menjadi matemu."

Rasanya dipesta ini hanya ada aku dan Sean sekarang. Kumohon Sean jangan lakukan ini padaku. Aku tidak bisa menanggungnya. Air mataku lolos begitu saja.

"I'm Sean Read Palmer Aplha from Red Moon Pack..."

TIDAK!! Kumohon jangan diteruskan Sean. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kuat berharap Sean tidak meneruskan kalimat sakral itu. Air mataku mengalir semakin deras.

"Reject you A..."

"TIDAAKK!!! HENTIKAN! CUKUP! CUKUP SEAN!!!"

Aku berteriak keras dan menutup telingaku kuat-kuat. Aku tidak sanggup jika harus mendengar ini. Aku tidak peduli jika menjadi bahan tontonan disini.

'Bawa aku pergi dari sini Amoura.' Keadaan Vee juga tak jauh beda denganku.

Aku berlari pergi meninggalkan pesta. Aku terus berlari sampai memasuki area hutan. Rasa sakit dikakiku yang kurasakan sebelumnya menghilang entah kemana digantikan perihnya hatiku sekarang.

Kata-kata Sean terus terngiang diotakku seperti kaset rusak.

'Jangan pernah bermimpi menjadi luna di pack ini, karena itu tidak akan pernah terjadi'

'DAN BAGAIMANA BISA DIA MEMBUNUH AYAHKU SENDIRI PADAHAL DIA ADALAH MATEKU!'

'APAKAH KAU BODOH HAH?! HARUSNYA KAU MATI SAJA!'

'Aku tidak bisa bersamanya mom, kumohon mengertilah'

'Dan untukmu Amoura, aku tidak bisa menjadi matemu'

'I'm Sean Reid Palmer Alpha from Red Moon Pack reject you...'

Aku memegangi kepalaku kuat, rasanya seperti ada batu besar yang menghantam kepalaku dan tombak besar yang menancap dadaku. Kata-kata Sean seperti senjata mematikan yang tidak mau berhenti menyerangku.

"AAKKHH"

Aku berteriak kencang mencoba mengurangi rasa sakit ini. Ini batasku. Ini batas kekuatanku untuk mempertahankanmu Sean. Kau terlalu menyakitiku dan lihatlah aku sekarang! Aku hancur. Karenamu aku hancur! Kau benar-benar iblis Sean!

"AKU MEMBENCIMU!! AKU SANGAT MEMBENCIMU!!"

Kalian tau, ikatan mate ini benar-benar membuatku gila. Mate tidak boleh terpisahkan. Jika sampai aku diriject oleh mateku maka wolfku akan mati secara perlahan begitutpun denganku. Itu bukan hanya kata-kata tapi memang sekuat itulah ikatan mate. Sangat kuat dari yang kalian bayangkan.

Aku tidak tau kemana kaki ini akan membawaku, tapi aku tidak akan kembali lagi. Gaunku juga sudah banyak yang robek karena goresan ranting.

Hiks.. hiks..hikss

Kakiku terus berlari sampai jauh dari perbatasan pack. Aku tidak tau sekarang dimana sampai aku berhenti karena ada jurang besar didepanku. Aku melihat kebawah. Air dengan gelombang yang cukup kencang. Cukup untuk membuatku nyawaku ke alam baka.

'Lakukan Amoura!' Vee memindlik, sepertinya dia juga sudah menyerah.

'Kau yakin Vee?'

'Tidak ada alasan untuk kita bertahan Amoura, Sean mencoba mereject kita. Kau tau aku bisa menghilang tanpa mate. Jadi lebih baik sekarang daripada harus merasakan kesakitan lagi. Kumohon Amoura' Suara Vee terdengar sangat pilu dipikiranku.

Aku mendongak keatas dan melihat bulan bersinar sangat cantik.

"Moon Goddes apakah kau melihatku sekarang?, inikah takdir yang Kau siapkan untukku? Jika iya, maka jangan salahkan aku jika aku membenci dan mengutukmu dengan semua kesengsaraan diujung nyawaku. Kau sungguh tidak adil"

Aku menatap bulan itu dengan semua kebencian yang kurasakan sekarang.
Aku memejamkan mataku dan membiarkan air mataku jatuh diterpa angin malam.

"Bukankah ini yang kau inginkan Sean?"

Aku menjatuhkan tubuhku kejurang didepanku.

'BYURR'

Dingin.

Gelap.

Sesak.

Tubuhku rasanya ditusuk ribuan jarum. Ini sangat menyakitkan dan menakutkan, tapi aku tidak menyesal. Aku tak bisa melihat apapun selain kegelapan. Kepalaku mulai pusing karena tidak ada oksigen. Aku membiarkan rasa dingin ini membunuhku secara perlahan. Aku menutup mataku dan membiarkan kesadaranku direnggut.

.

.

.

Hullaaa😘 aku update lebih cepet dari yang aku janjikan nihh😀 makasiii buat semuanya yg udah baca first story aku. Aku cuma penulis abal" yg ingin mencoba hal baru....
Aku sadar kalo tulisan aku jauuuhh dari sempurna, BUT!!! Kalian bisa langsung ngasih saran dan kritik dikolom komentar, aku akan menerima komentar kalian dengan hati terbuka😊.

Dan jangan budayakan jadi pembaca gelap, tinggalkan jejak kalian ukayy😉.

So see you in next part😘😘.

Love,
rainputh_26 ❤

Reject My Luna QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang