01

32.6K 2.7K 167
                                    

Seorang pemuda terlihat tergesa-gesa menuju kearah sebuah kafe lumayan besar. Ia memiliki wajah yang amat cantik dan manis, bahkan melebihi perempuan, dengan postur ramping dan semampai walaupun dikategorikan kecil jika dibandingkan dengan anak laki-laki seusianya. Ia berumur 16 tahun dengan tinggi saat ini mencapai 161 cm dan berat hanya 43 kg, pemuda cantik itu terlihat mungil jika dibandingkan dengan teman sebayanya. Rambut cokelatnya yang terlihat halus melebihi telinga menambah daya tariknya sehingga membuat wajah itu semakin anggun. Kulitnya yang seputih susu terlihat berkilau di bawah sinar matahari. Kaki rampingnya yang terbalut celana hitam berbahan kain semakin melajukan langkahnya setelah melihat arloji yang menempel apik di tangan kirinya.

-Kling

"Ah, Sena, akhirnya kau datang. Kau ini kemana saja?"

"M-maaf kak Rei, aku tertidur sebentar tadi" Pemuda cantik yang dipanggil Sena itu membungkuk meminta maaf. Rei menghela nafas, merasa iba dengan kondisi lelaki mungil itu. Pria beta berumur 27 tahun itu tidak sanggup memarahi Sena karena ia tahu pemuda itu mengambil banyak pekerjaan part time untuk membiayai kehidupannya sendiri sehingga ia kelelahan. Ia banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan bersekolah. Karena dia yatim-piatu dan tidak memiliki kontak satupun dengan saudaranya yang lain, Sena hanya bisa menafkahi dirinya sendiri agar dapat bertahan.

Rei menghela nafas untuk yang kedua kalinya. Disaat kebanyakan teman sebayanya menikmati masa muda dengan bahagia dan bebas, Sena hanya bisa bekerja dan bekerja. Rei sendiri tidak dapat membantu terlalu banyak pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu karena Sena selalu menolak. Tetapi dia tetap merawat Sena diam-diam karena pasti sulit bertahan hidup sendirian diumur semuda itu.

Rei sekali lagi melihat pemuda cantik itu. Walaupun Sena belum melakukan pengecekan terhadap second gender nya, tapi firasatnya mengatakan bahwa pemuda ini seorang omega, pemuda itu sangat-sangat menawan, dia orang paling cantik yang pernah Rei tahu, itu cukup membuat pria beta itu yakin sekaligus khawatir. Dia semakin ingin melindungi pemuda manis ini. Omega laki-laki sangat spesial dan langka bukan? Mereka amat menawan dan menarik, tetapi mereka agak lemah dalam fisik seperti umumnya omega. Bagaimana jika Sena diganggu oleh para pria alpha? Dia benar-benar cemas dengan itu.

Bagaimanapun Sena sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, dia tentu tidak ingin sesuatu terjadi pada pemuda itu. Rei bahkan beberapa kali menawarkan agar Sena tinggal bersama di rumahnya, dia tinggal sendirian dan rumahnya cukup luas untuk menampung dua orang. Tetapi itu selalu ditolak oleh Sena. Dia hanya bisa berharap jika pemuda itu akan memiliki alpha baik yang akan menjaganya, atau bahkan mate yang sudah pasti akan merawatnya sepenuh hati.

"Istirahatlah di dalam sebentar. Kafe tidak terlalu ramai hari ini. Hana, Dio dan Wendy bisa membantuku mengatasi ini" Rei berucap lembut sembari mengusap pelan puncak kepala Sana.

"Tidak perlu, kak Rei. Aku tadi sudah tertidur, jadi-"

"Istirahatlah di dalam" Rei menepuk kepala Sena dua kali sebelum melenggang pergi meninggalkan lelaki manis yang bahkan belum sempat menyelesaikan perkataannya itu.

Memutuskan untuk menurut, Sena akhirnya berjalan menuju ruang istirahat yang juga berfungsi sebagai ruang ganti karyawan. Dia sejujurnya memang merasa lelah akhir-akhir ini, jadi dia dengan cepat kembali terlelap.

***

Kecantikan yang dimiliki Sena sangat luar biasa, dia benar-benar menawan dan murni. Dia juga memiliki tampilan polos yang manis. Pesonanya dapat memikat banyak orang. Kecantikannya benar-benar mutlak, dan orang-orang tidak akan bosan memandangnya, mereka malah akan semakin kecanduan dan terhipnotis dalam keindahan lelaki itu. Bahkan tidak akan berlebihan jika dia dibandingkan dengan sosok malaikat, apalagi sifatnya juga sangat baik.

Three MatesNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ