" Ternyata kamu disini." Sebuah suara mengagetkan Farah hingga kresek hitam yang dibawanya jatuh ke aspal jalanan.
" Ka ha Hanif?" Farah sekarang mulai panik, sejak kejadian kemarin ia menjadi takut dengan sifat kakaknya yang seperti psikopat.
Hanif menyeringai dan mencoba mendekat ke arah Farah. Farah mencoba mundur, namun keberuntungan tidak berada pada Farah. Ia justru menabrak pohon yang berada dipinggir jalan.
" Kak aku mohon, jangan paksa aku." Lirih Farah.
" Jangan maksa? Kamu yang membuat situasi ini FARAH!." Seketika tubuh Farah lemas ketika mendengar teriakan kakaknya.
Farah menangis dalam diam, dan mengucapkan dzikir dalam hatinya.
" Sekarang kamu ikut kakak, kita pulang dan selesaikan masalah ini dengan Fandy."
" AAAAAAA TOLOOOONG."
" Tidak seharusnya Anda berlaku seperti itu dengan perempuan." Satu ucapan membuat Farah menengok ke sumber suara.
Akmal?
" Lo mau jadi pahlawan di sore bolong hah?." Karena tidak terima Akmal menghentikan aksinya, membuat emosi Hanif memuncak.
Akmal mencoba tenang. " Bukan seperti itu, tapi tidak seharusnya Seorang perempuan mendapat perlakuan keji seperti yang Anda lakukan tadi." Sahut Akmal.
BUKKKKK
Sebuah tamparan dari Hanif membuat Akmal tersungkur.
" Bang Akmal." Aldi lah orang itu, ia juga berada di sana dan telah merekam semua kejadian itu.
" Siapa Lo?." Tanya Hanif heran.
" Gue? Kepo banget sih jadi cowo." Sahut Aldi santai.
" Banyak bacot Lo, ayo Farah kita langsung pulang."
" Pulang?." Akmal langsung berdiri dan memandangi Farah dan Hanif.
" Asal Lo tau, Farah ini adek gue. Dan sekarang gue mau bawa adek gue pulang."
Dibelakang Hanif, Farah menggelengkan kepalanya kepada Akmal. Memberi isyarat agar Akmal bisa membantunya supaya tidak dibawa oleh Hanif.
" Lo? Kakaknya? Kakak kok kasar sama adeknya." Tukas Akmal nada santai.
" Terserah gue, gue kakak nya gue tahu yang mana yang terbaik untuk adek gue."
" Kalau Lo maksa Farah pulang bareng Lo, nih video langsung gue kasih ke kantor polisi."
Seketika Hanif melotot kan matanya, ia bahkan tidak sadar aksi nya sudah direkam oleh dua laki-laki didepannya ini.
" Kurang ajar Lo berdua!."
" Eum, berhenti disana aja. Ga enak sama Orang-orang kalo berhenti nya didepan rumah temen aku."
" Emang ga papa? Kamu bisa jalan sendiri?." Tanya Akmal yang dibalas anggukan kecil oleh Farah.
Aldi yang duduk di depan disamping Akmal merasa seperti obat nyamuk. Akmal selalu mengajak ngobrol Farah tanpa henti, bertanya-tanya ini lah itu lah.
Mobil yang dikendarai Akmal sudah berhenti dipinggir jalan. Farah langsung turun dengan satu kresek yang dibelinya tadi untuk Raya sahabatnya.
" Mal, kamu beneran merekam kejadian tadi?."
" Iya, kalo kakak kamu gituin kamu lagi aku tinggal kasih video ini ke kantor polisi, gampang kan." Sahut Akmal santai.
" Makasih, sudah menolong aku." Ucap Farah, tentunya sambil menundukkan kepalanya.
" Hahahaha." Tak menjawab justru Akmal malah tertawa.
" Kenapa?." Tanya Farah heran melihat Akmal yang tertawa.
" Ngga, aku cuman mau ketawa aja. Gih kamu pulang, bentar lagi senja. Ga baik perempuan keluar senja."
" Yasudah, aku duluan ya. Makasih banyak, assalamualaikum."
Dengan langkah normal Farah berlalu meninggalkan Akmal yang senyum-senyum sendiri melihat Farah dari belakang.
" Woy, jangan gila sekarang. Kita pulang dulu ini." Ucap Aldi sambil melemparkan bungkus permen tepat ke wajah Akmal.
^_^^_^^_^
Hari sudah berganti menjadi malam, tak terasa saja. Mobil yang dikendarai Akmal sudah sampai dipekarangan rumahnya. Terlihat disana ada beberapa mobil yang terparkir, rupanya ada yang bertamu malam-malam begini.
" Ada tamu ya bang?." Tanya Aldi dibalas gelengan kepala oleh Akmal.
Daripada penasaran, mereka langsung memasuki rumahnm besar nan mewah itu. " Assalamualaikum."
" Wa'alaikumussalam, ini dia yang ditunggu-tunggu."
Terlihat disana seorang perempuan tua yang usianya diperkirakan sudah berumur kepala tujuh
" Nenek? Kok datang nya tiba-tiba ngga ngabarin dulu." Ucap Akmal sambil bersalaman sopan dengan neneknya diikuti Aldi.
" Al, bantuin bunda dong sini." Sebuah teriakan memanggil Aldi, langsung saja Aldi menurut.
" Kamu yang pulang ngga ngabarin nenek." Sahut nenek Diana menyindir cucu nya itu.
" Hehe, ngga sempat Nek."
" sibuk banget kamu. Udah siap belom?."
Akmal mengernyitkan dahinya bingung, siap apa coba?. " Siap apa Nek?."
" Itu, nikah."
Deg
" Soal nikah, belum Akmal pikiran. Masih mau fokus kuliah dulu.". Sahut akmal
" Nenek mau jodohin kamu sama cucu nya temen nenek, dia gadis yang baik dan taat sama agama. Perempuan seperti itu kan idaman kamu?."
Perasaan Akmal sudah dari tadi tidak enak. Benar saja, ternyata neneknya punya maksud yang lain.
" Akmal ngga bisa, Nek. Aku ingin fokus kuliah."
To Be Countinued
Assalamualaikum semua nya, masih suka kan sama cerita Akmal?😊
Mohon maaf ya kalo telat banget update nya, ga sempet nulis soalnya lagi sibuk banget. Untuk sekarang sih jadwal aku udah kosong, jadi kedepannya insyaallah ngga terlalu lama lagi update nya.
Wassalamu'alaikum
VOUS LISEZ
Akmal ( On Going )
Roman pour Adolescents"" Wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula. "" (QS An-Nur:26 ) Akmal Rai...
14#Call Call Call
Depuis le début
