33 | Jam 11 Malam

26.6K 3.3K 701
                                    

Athena baru tiba di rumah pukul sembilan malam karena sebelumnya dia mengunjungi Ema di rumah Doni dan berbicara banyak hal di sana. "Ada Bude Tiana baru datang, non," kata Dito salah satu ART rumah yang membukakan pagar untuknya. Athena memberikan kunci mobilnya kepada Dito meminta tolong untung memasukan mobilnya ke garasi. Athena kemudian melepas sepatu haknya dan mendengar suara Budenya yang tengah tertawa bersama Hery.

"Riza!" Tiana melihatnya dan tersenyum lebar. "Sehat, sayang?"

Athena duduk di sebelahnya dan memeluknya seperti seorang Ibu. "Sehat, budhe."

"Kamu kemarin sempat ke Jakarta, kan? Kok nggak mampir ke rumah bude dulu?"

"Waktunya mepet, budhe. Riza ke sana cuma liat acara Grand Opening Nero aja. Besoknya pulang."

Tiana mengusap punggung Athena dengan pandangan sendu. Ketika Hery berdiri dari kursi pergi menuju ke dapur, wanita itu melanjutkan perkatannya, "Pasti capek ya sayang, punya tanggung jawab besar untuk keluarga."

Tiana sangat tahu bagaimana kehidupan Athena dari kecil. Ketika Reala Jovianka meninggal, Hery kembali mengurus perusahaan Caridad sementara menyiapkan Athena untuk menjadi pengganti Reala selanjutnya. Tiana selalu ke rumah dan mengasuh Athena seperti anaknya sendiri, membiarkan Tevanㅡanak semata wayangnya, juga menemani masa kecil Athena. Athena tidak bersekolah seperti anak pada umumnya. Dia melakukan home schooling dengan pengajar yang dipilih langsung oleh Hery. Mengikuti perkataan Hery untuk mengambil kuliah di Perancis hingga mendapatkan gelar Master di sana. Kembali ke Indonesia untuk mempersiapkan diri sebelum pada akhirnya dia berada di posisi teratas seperti sekarang.

Tiana tidak pernah melihat Athena mengeluh, menangis apa lagi. Ketika mainannya direbut oleh Ema, Athena diam saja dan Tevan yang pada akhirnya berseteru dengan Ema. Athena tidak melerai keduanya, hanya memperhatikan dengan pandangan datar. Dari situ Tiana tahu bahwa Hery mungkin berhasil membuat Athena menjadi sangat pintar, tapi tidak untuk beberapa hal. Athena tidak pintar dengan bagaimana dia menujukkan ekspresi senang atau sedih, juga tidak pintar mengutarakan perasaannya. Orang-orang akan mengira dia akan selalu baik-baik saja ketika sesuatu diambil darinya. Orang-orang akan mengira bahwa setiap perkataan mereka yang terlontar akan baik-baik untuknya. Nyatanya Tiana tahu ketika Athena menatap kolam ikan koi di belakang rumah, wanita itu merenung. Bingung harus apa dengan perasaannya sendiri. Hery benar-benar mendidik Athena seperti mesin yang siap untuk pekerjaan besar.

Athena tersenyum, seperti sudah biasa mendengar kalimat itu. "Sudah kewajiban Riza, budhe." Tiana tersenyum masam. Mengambil salah satu tangan wanita itu dan menggenggamnya erat. "Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga, Riza. Sekarang ambil waktu istirahat kamu. Pikirkan masa depan kamu sendiri."

"Masa depan Riza adalah ini, budhe." Tiana mengerut tidak mengerti. "Riza bekerja untuk keluarga kita. Eyang bilang, Riza punya tanggung jawab yang tidak dapat almarhum Mama selesaikan. Ini salah satunya. Masih banyak yang harus Riza lakukㅡ"

"Riza, kamu bekerja untuk hidup. Bukan hidup untuk bekerja. Apa kata-kata budhe sudah sangat jelas untuk kamu?" Tiana bisa menemukan wajah Realaㅡkakak iparnya di wajah Athena. Sangat ambisius dan mendominasi secara bersamaan. "Ketika bude tahu kamu dan Andrea sudah selesai, bude sangat panik."

"Kenapa?"

"Kenapa?" Tiana mengulang dengan nada sedikit heran. "Karenaㅡdemi Tuhan, Riza. Dia satu-satunya pria yang ada di samping kamu ketika yang lain menganggap kamu baik-baik saja." Tiana tahu betul bagaimana Andrea sangat mencintai keponakannya ini. Dia bisa mengetahui bagaimana kehidupan Athena setelah mengambil posisi besar di perusahaan itu dari Andrea. Athena terlihat bisa tertawa, tersenyum, atau menunjukkan semburat merah di wajahnya ketika menceritakan Andrea kepadanya. Athena jauh lebih terlihat hidup ketika bersama Andrea. Dan ketika dia tahu keduanya sudah selesai, dia sangat takut. Takut Athena yang dulu akan kembali.

SECRETARYOnde histórias criam vida. Descubra agora