16 | Gombalan dan Bakso

18.7K 4.6K 1K
                                    

"Bu."

Athena memutar badannya dan menemukan Jeffrey berlari kecil ke arahnya. "Pelan-pelan Jeff, nanti kesanㅡkan! Jatuh beneran!" Athena melangkah cepat keluar dari lift, mendekati Jeffrey yang tertelungkup menyapa karpet di lobi kantor. Kemudian berjongkok memerhatikan sekretarisnya mencoba berdiri sendiri.

"Ada yang luka?" tanya Athena dan Jeffrey menggeleng dengan desisan samar.

"Yang benar kamu?" Athena membantu Jeffrey berdiri dan menemukan hidung laki-laki itu memerah.

"Nggak apa-apa, bu. Cuma, hidung saya aja yang sakit." Jeffrey merasa tulang hidungnya mungkin retak karena menghantam karpet dengan sangat keras. Besok gue ke THT, deh.

"Mau ke rumah sakit aja sekarang? Mumpung sudah pulang jam kantor."

"Nggak bisa, bu. Saya ada janji."

"Oh ya? Yasudah nantiㅡ"

"Janji ngajak Ibu makan." Jeffrey tersenyum ketika Athena menatapnya dengan alis terangkat satu. "Saya mau ngajak Ibu makan, tapi kalau Ibu memang nggak bisa, mungkin lain waktu."

"Maaf, lain waktu saya nggak bisa." Athena berjalan mendahului Jeffrey lalu menoleh sedikit. "Tapi kalau sekarang bisa."

"Jago ngalus, anjir." Jeffrey menutup mulutnya yang kelewat kurang ajar. "Maaf, bu. Reflek."

Athena tidak peduli, kemudian masuk ke dalam lift bersama sekretarisnya. Tidak ada pembicaraan di antara mereka karena Athena sibuk dengan ponselnya. Lalu ketika tiba di parkiran, Jeffrey menyamakan langkahnya dengan Athena dan berkata, "Ibu tumben banget ngomong ngalus gitu. Dapat darimana, bu?"

Athena mendengusㅡterkesan sombong. "Kamu pikir, saya nggak bisa kayak gitu? Jangan ngeremehin saya."

Widih. Jeffrey menatap terkejut Athena dan tertawa sarkastis sebagai respon. "Makan dekat sini aja ya, Jeff. Saya malas bawa mobil keluar. Masih macet."  Athena memasukkan tas dan jasnya di dalam mobil dan mengganti sepatu hak tingginya dengan sandal jepit nevada yang Jeffrey lihat terakhir kali di kosnya.

"Iya, bu. Nggak apa-apa." Jeffrey menuju mobilnya sendiri dan meletakkan tas kantornya. Kemudian melonggarkan sedikit ikatan dasi di lehernya. Dengan cepat, Jeffrey menyusul Athena yang berjalan meninggalkannya. "Mau makan apa, bu?"

"Nasi."

Jeffrey tersenyum mencoba untuk tidak mengumpat dengan jawaban bodoh Athena. "Nasi padang?"

"Nasi putih."

"Nasi putih pakai ayam?"

"Ikan."

"Lele?"

"Nila."

Bentar. Kok ini omongannya makin nggak jelas, sih?! Jeffrey bergumam sendiri dan Athena meliriknya. Wanita itu tertawa ketika Jeffrey membuat bibir bawahnya maju ke depan seperti Mr. Bean.

"Kenapa muka kamu, Jeff?"

"Saya bingung. Mau ngumpat tapi nanti saya nerima surat SP. Tapi kalau nggak ngumpat rasanya sesak."

Dan Athena tiba-tiba mengerutkan dahi, "Apanya yang sesak?"

Kan, mulai lagi begonya. Jeffrey menghela napas dan menunjuk dadanya sendiri. "Di sini sesak, bu. Mau ngumpat tapi ketahan jadi sesak rasanya."

"Saya nggak ngerti maksud kamu apa, Jeff." Athena sekali lagi menemukan Jeffrey tersenyum mengeraskan rahangnya.

"Nggak apa-apa, bu. Intinya sekarang, Ibu mau makan apa?"

SECRETARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang