11

436 95 18
                                    

10 Desember 2018, 23.00

Seobin menghela napasnya. Berkali-kali ia mencoba tidur, namun pikirannya sama sekali tak bisa diajak berkompromi. Ia tak tenang. Pikirannya masih tertambat di hari kemarin.

Lagi-lagi ada yang mengatakannya mirip dengan Wooseok.

Sebenarnya ada apa dengan dunia? Ia bahkan tidak pernah mengenal Wooseok. Bagaimana cara mereka melihat dan beranggapan bahwa Wooseok itu–

"Ih namaku tuh Yoon Woo—"

Sekelebat bayangan masa lalu muncul, membuatnya mengumpat pelan. Sial. Ia lupa lagi. Nama asli saudara kembarnya, ia lupa lagi. Bahkan setelah diingatkan berkali-kali pun ia tetap lupa.

"Namamu susah. Gampangan namaku."

Memori itu terus berjalan, membuat Seobin semakin berusaha mengingat bagian yang ia lupakan.

"Namamu tuh yang susah. Yoon Yuwi."

Seobin menggigit bibir lalu memejamkan mata, berharap dengan cara itu ia bisa ingat.

"Apaan Yuwi. Namaku Yoon Byung—"

Drrt~

"Anjeng!"

Dengan murka, Seobin bangkit dari posisi tidurnya saat merasakan kasurnya bergetar karena ponsel yang diletakkannya secara serampangan tadi. Dengan kasar diraihnya ponselnya lalu segera melihat siapa yang mengirim pesan padanya tengah malam begini.

Yohanjing
Bosq~

Seobin menghela napas mencoba sabar. Namun percuma. Dengan penuh emosi dibalasnya pesan itu.

Seobin?y.
Bangsat

Yohanjing
Baru ngechat dipisuhin
Ngajak berantem?

Seobin?y.
Kuyla
Gua gabut ni

Yohanjing
CANDA DOANG ET

Seobin?y.
yauds
Ngapain ngechat malem-malem?

Yohanjing
Ahaq:D
Begini bosq
Minta no WA nya Wooseok dong~
Ga bisa tidur nih gue mikirin dia mulu

Seobin?y.
Lo kalo bucin menjijikkan
Minggat sana
Gue ga punya no nya

Yohanjing
Yaahh:(
Kan kalian satu sekolah:(

Seobin?y.
satu sekolah ga mengharuskan gue punya no nya ya

Yohanjing
ya emang satu sekolah ga mengharuskan
emang kapan murid satu sekolah lo mengharuskan lo punya no nya Wooseok?

Seobin?y.
Seterah ya bangsat

Dan berakhir dengan Seobin yang memblokir nomor Yohan sambil mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Dosa apa sih gue punya temen macem anjing," gerutunya lalu menoleh ke samping, ke arah nakas di sebelah kasurnya. Sebuah foto berpigura terpajang di sana. Satu-satunya foto yang berhasil ia selamatkan dari tangan Papanya.

Foto itu diambil sepuluh tahun silam, saat usianya masih tujuh tahun. Di foto itu, ia jelas tersenyum lebar, dengan seorang anak lagi yang memiliki wajah serupa dengannya tengah tertawa hingga matanya menyipit tertutup pipi gembulnya.

Suatu Hari di Bulan Desember [Yoon Seobin X Lee Midam]Where stories live. Discover now