Bab 1 Masa lalu

104 18 25
                                    

Barcelona, 2016

Seorang laki-laki berusia 23 tahun berjalan dengan ayahnya yang membawa gitar. Senyumnya merekah dengan sempurna. Dia mendapatkan gitar keinginannya. Sepanjang jalan untuk pulang ke rumah dia menggenggam erat gitar baru miliknya itu.

"Apa kau senang?" tanya Leonardo.

"Sangat senang, terima kasih Ayah." Dante tersenyum pada ayahnya.

"Kau sudah dewasa sekarang, cobalah belajar mengembangkan kebun anggur kita." Sudah berkali-kali Leonardo Xaviero merayu anaknya—Dante Xaviero untuk mengelola usaha perkebunan anggur miliknya, tetapi anaknya ini sangat berambisi menjadi penyanyi.

"Ayah tahu, aku tidak suka bekerja di kebun. Itu bukan hal yang aku suka," ujar Dante.

"Baiklah, tapi kau benar-benar harus menjadi penyanyi yang terkenal, agar bisa menghidupi keluargamu. Ingat kau sudah berusia 23 tahun." Dante tersenyum pada ayahnya. Dia sudah berencana membuat grup band dengan teman-temannya. Dia akan menjadi vokalisnya dan dia juga akan pamer caranya bermain gitar.

"Ayah, dengan wajah setampan ini, aku akan sukses tenang saja." Dante tertawa terbahak-bahak. Dia sadar. Semua wanita ingin menjadi pacarnya.

"Jangan dekati wanita ketika kau belum banyak uang dan mapan!" Leonardo menepuk bahu anaknya itu.

Perbincangan sambil berjalan itu terhenti di zebra cross. Dante berdiri di depan ayahnya dan melihat lampu lalu lintasnya berwarna merah. Tidak lama kemudian menjadi hijau dan merah lagi. Dia melangkahkan kakinya tanya melihat ke arah kendaraan lain berjalan.

"Dante! Awas!" teriakan Leonardo mengejutkan Dante. Ayahnya itu menariknya, tetapi yang terjadi adalah tubuh mereka berdua tertabrak dan melayang ke udara sebelum akhirnya terjatuh dan terseret ke aspal. Malangnya tubuh Leonardo terlindas mobil yang melaju dengan cepat itu. Gitar yang dibawa Dante ikut terlempar dan hancur bersamanya.

"Ayah!" teriak Dante. Laki-laki itu sempat menyaksikan tubuh ayahnya terlindas, tetapi dia juga tidak berdaya untuk hanya sekedar membuka matanya sangat sulit sekujur tubuhnya sakit. Baju Dante sobek dan berlumur darah. Wajahnya perih. Perlahan dia kehilangan kesadarannya dengan suara teriakan orang-orang yanga ada disekitarnya.

Disisi lain, seorang gadis remaja sedang merayakan hari ulang tahunnya. Dia menggelar pesta besar-besaran dengan seluruh keluarga dan teman-temannya. Rumahnya sudah dihias sangat cantik untuk pesta itu. Makanan, minuman, camilan, hadiah-hadiah berserakan di sana.

"Laura! Selamat ulang tahun, kau sudah berusia 16 tahun hari ini." Senyuman Daniela—teman Laura tulus.

"Ah, terima kasih. Apa kau membawa hadiah untukku?" tanya Laura. Dia mengerutkan keningnya dan menatap bodoh Daniela.

"Aku hanya bisa memberikanmu ini," ucap Daniela sambil menyerahkan papper bag berisi buku novel remaja yang sedang naik daun, karena Laura sangat suka membaca.

"Wah, ini buku. Terima kasih, tetapi aku sudah punya yang ini." Laura tersenyum mengejek temannya. Daniela hanya teman sebangkunya yang dia sama sekali tidak ingin mengenal gadis itu.

"Baiklah, silakan menikmati pestanya."  Laura tersenyum miris pada Daniela.

Laura berjalan menuju area tengah rumahnya. Dia asyik melihat rumahnya yang ramai. Semua teman-temannya sangat iri sekali dengan hidup Laura. Dirinya sudah benar-benar sangat beruntung terlahir dari keluarga yang kaya raya, tetapi hal itu membuatnya sangat sombong, terlebih lagi otaknya yang cerdas dan fisiknya yang sempurna semakin membuatnya meninggi.

"Laura," panggil Alejandro—Dia ayahnya Laura.

"Aku di sini." Laura menghampiri ayahnya yang ternyata bersama ibunya.

MY BEAST Where stories live. Discover now