Book #3 - satu

1.4K 132 28
                                    

Anjing.

Satu kata yang langsung terlontar dari mulut lelaki dengan kemeja flanel kebesaran itu begitu membaca sebuah pesan dari ponsel keluaran terbaru miliknya. Ia melirik jam tangan rolex di pergelangan tangan kiri dan sekali lagi mengumpat.

"Bangsat telat lima menit."

Setibanya di lobby fakultas isipol, lelaki itu menyandarkan punggungnya pada tembok sambil mengatur ritme napasnya yang sedikit ngos-ngosan karena berlari dari parkiran. Buru-buru ia mengetik pesan dan tak lama setelahnya ponselnya berdering.

"Sori, bang. Tadi macet parah di depan gelanggang. Mobil gue gak bisa gerak. Udah di lobby nih gue. Gitu? Okedeh. Gue tunggu di sini."

Sambil menunggu orang yang tadi ada di telfon mau menemuinya, lelaki itu mengedarkan pandangannya ke area lobby fakultas isipol. Salah satu fakultas yang sangat beken di kampusnya. Tapi juga salah satu fakultas yang ogah banget ia datangi kalau gak kepepet seperti saat ini. Konon, kabar yang beredar di seantero kampus kalau cowok-cowok dari fakultas ekonomi itu kena kutukan gak bakal bisa berhasil kalau menjalin cinta sama cewek-cewek dari fakultas isipol ini. Bukannya ia percaya takhayul atau apa. Tapi cewek-cewek di fakultas ini emang cantik-cantik dan tipe-tipe "semua cowok bisa gue habisin!"

Untuk ukuran cowok yang gamau harga dirinya diinjak-injak sama cewek, jadi mending dia mundur aja dan pilih cari cewek yang jauh lebih seksi di fakultas lain.

"Woi! Ngelamun apaan Lo?!"

"Bang!"

Seorang lelaki berambut gondrong datang. Keduanya pun saling bersalaman ala sohib sohib cowok.

"Jadi gimana bang?"

"Ash! Udah berapa kali gue bilang ke Lo jangan manggil bang? Kita ini seumuran!"

"Haha jangan gitu bang. Gue kan masih junior."

Setelah satu tahun tinggal di Singapura, ia memang harus menunda kuliahnya satu tahun dan saat temen-teman seangkatan nya sudah menginjak semester lima, saat ini ia baru semester tiga.

"Junior pala lu peyang?! Junior mana yang udah berani nyalonin jadi ketua mapala* semester kemarin?!"

"Hehe tapi kan akhirnya gak jadi. Bersyukur Lo karena menang tipis dua suara dari gue."

"Bangsat lu, ndra..." "Nih, berkas-berkas open recruitmen anggota baru tahun ini. Pastiin maksimal cuma semester lima yang bisa kita terima. Biar gak over load. Soalnya cewek-cewek semester akhir itu pada gatel pingin masuk cuma gara-gara lo. Heran juga gue."

Cowok yang dipanggil ndra itu hanya terkekeh. "Yaudah, gue cabut dulu. Nanti malem gue minta anak-anak mulai bikin posternya."

"Langsungan aja? Gakmau kantin dulu ngopi?"

"Tengs. Hawa fakultas lo serem banget. Ini aja perasaan gue gak enak banget. Kaya ada yang lihatin gue dari tadi."

"Serius? Jangan jangan..."

"Apaan?!"

"Jangan-jangan setan juga ada yang naksir sama lo!"

"Anjir!"

Sambetan berkas-berkas pun melayang ke muka cowok berambut gondrong itu. Diikuti kekehan keduanya.

***

Tes gelombang dulu?
*mapala = mahasiswa pecinta alam

THE UNWANTED YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang