BAB 6

5.8K 506 56
                                    

BAB 6

"Apa kau sudah lama?" Nigel menemukan teman baiknya yang sedang duduk di ruang pribadi sambil menikmati minuman.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya temannya tersebut.

"Kenapa kau tidak pulang lebih awal?" Nigel balik bertanya. Ia menuangkan minuman untuk diri sendiri dan sudah akan meneguk cairan keemasan tersebut sama temannya kembali bertanya.

"Apa kau masih belum menyerah untuk menemukannya?" Pertanyaan tersebut dipenuhi bisikan serta rasa penasaran yang membakar hingga ke ulu hati Nigel.

"Padahal aku belum meminumnya. Tapi kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang panas memenuhi tenggorokanku?" Nigel meletakan gelasnya kembali ke atas meja.

"Ayolah. Aku hanya penasaran," temannya yang tidak peka itu hanya menyeringai. Tahu jika Nigel tidak akan benar-benar marah kepadanya.

Untuk sesaat Nigel hanya menjalankan ibu jari di atas gelas dengan minuman yang belum disentuh miliknya. Setelah berhasil memantapkan hati. Akhirnya berkata sambil diikuti menenggak cairan keemasan tersebut dalam sekali sesap.

"Aku sudah menyerah."

"Apa kau serius?"

"Aku serius."

"Tapi bagaimana jika dia tiba-tiba muncul di acara pesta dansa di kediamanku?"

Nigel menatap temannya dengan sengit sambil setengah meneriakinya. "HEH!!"

Temannya hanya menaikan sebelah alis. Dan dengan cepat Nigel mengubah nada suara menjadi normal seperti biasa.

"Berhentilah bercanda, Westcliff!"

"Aduh. Aku kan tidak tuli," Teman Nigel yang bergelar Westcliff itu berpura-pura membersihkan sesuatu dari dalam cuping telinganya.

"Aku sudah menyerah terhadapnya. Dan jangan coba-coba mengatakan hal mengerikan seperti barusan lagi."

Seolah menyadari suara hati Nigel yang sedang tidak terlalu baik. Akhirnya laki-laki tersebut langsung meminta maaf.

"Maaf. Aku hanya penasaran, soalnya kau muncul di hadapanku dengan wajah tidak biasa." Kata Westcliff dengan tenang. Membuat Nigel menoleh dan menatapnya dengan pandangan curiga sambil bertanya.

"Memangnya ada apa dengan wajahku?"

"Tidak jadi ah. Kau pasti akan meneriakiku lagi jika aku bicara."

"Katakan saja," Nigel menyesap minuman dan menelannya. "Tidak apa-apa."

"Apa kau yakin?" Westcliff menatap dengan tidak yakin. Tapi setelah melihat Nigel mengangguk dan mempersilahkan—atau lebih tepatnya—setengah memaksa, akhirnya ia mulai menjelaskan alasan kenapa dirinya bertanya seperti tadi. "Jadi begini, saat kau muncul tadi. Wajahmu terlihat... bagaimana ya aku harus mengatakannya?"

"Katakan saja sesuai dengan apa yang ingin kau deskripsikan!" Nigel mulai jengkel. Ia khawatir pertemuannya dengan Miss Cheaver memberi efek samping pada raut wajahnya.

Dasar gadis kecil pembangkang.

"Kau tersenyum sendiri," Westcliff berdecak sambil menggelengkan kepala tidak percaya. "Terakhir kali aku melihat wajahmu secerah ini adalah tiga tahun yang lalu. Setelah kau berdansa dengan wanita misterius di pesta topeng rumah pedesaan Lady Arabella."

"Sepertinya kau senang ya melihat aku menderita?"

Nigel jengkel karena Westcliff kembali mengungkit soal wanita misterius yang membuatnya gila. Wanita itu bahkan membuatnya terus bepergian ke luar negri, dengan harapan bisa menemukan jejak, atau tidak sengaja menemukan petunjuk mengenai keberadaannya. Tapi sayangnya semua itu sia-sia belaka. Karena sejak pesta dansa malam itu, Nigel tidak pernah sekalipun bisa berdansa dengan wanita lain tanpa memikirkan keberadaannya.

Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang