06: Baikan

2K 115 2
                                    


VI

// Baikan //

Hari ini hari libur nasional. Karla bangun lebih pagi dari biasanya karena ia memiliki janji dengan Ethan untuk pergi ke toko buku bersama. Gadis itu membereskan tempat tidurnya dengan cepat sebelum masuk ke kamar mandi.

Setelah beberapa saat, Karla selesai mandi. Gadis itu membungkus rambutnya yang basah dengan handuk. Sementara menunggu rambutnya sedikit kering, Karla mengambil beberapa produk skincare yang ada di meja rias untuk dioleskan ke wajahnya.

Setelah selesai melakukan serangkaian morning skincare routine, Karla melepas handuk yang membungkus kepalanya. Gadis itu kemudian mengeringkan rambutnya dengan bantuan hair dryer agar lebih cepat.

Ponselnya yang berada di atas nakas tiba-tiba berbunyi. Satu pop up notifikasi chat muncul disana.

Ethan : belom selesai ya? gue udah di depan rumah lo nih, la.

Karla yang melihat notifikasi itu langsung cepat-cepat mengganti piyamanya dengan outfit casual. Gadis itu memoles wajahnya dengan bedak, sedikit blush on dan liptint agar wajahnya tidak terlalu pucat. Beruntungnya, ia dikaruniai alis dan bulu mata yang tebal sehingga ia tidak perlu repot-repot menggambar alis atau membuat bulu matanya lebih lentik dengan mascara.

Setelah semuanya selesai, gadis itu menyemprotkan parfum sebagai finishing touch. Karla buru-buru keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Disana ia melihat kakaknya sedang berbincang ringan dengan Ethan.

"Itu Karla-nya udah siap. Gue tinggal dulu ya," ujar Davin. Ethan mengangguk mempersilahkan Ethan pergi dari ruang tamu.

Saat Davin melewati Karla, laki-laki itu hanya melirik Karla sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Karla memperhatikan Davin sampai punggung laki-laki itu menghilang di balik pintu kamar. Gadis itu hanya menghembuskan nafas pasrah. Mungkin kakaknya masih kesal padanya karena ia masih dekat dengan Ethan. Nanti sepulang dari toko buku ia akan mengajak kakaknya berbicara secara empat mata.

"Udah siap kan, La?" Tanya Ethan menyadarkan Karla dari lamunannya.

Karla mengangguk. "Udah, kok. Ayo berangkat sekarang aja."

Ethan mengangguk kemudian mempersilahkan Karla masuk ke dalam mobilnya.

***

Sesampainya di toko buku, Karla langsung melangkah menuju rak buku kumpulan soal-soal latihan untuk ujian. Gadis itu membeli dua macam buku soal latihan dan beberapa novel fiksi remaja dan fiksi ilmiah kesukaannya.

"Lo suka novel juga, La?" Tanya Ethan.

Karla mengangguk. "Gue emang suka baca novel dari dulu. Lo sendiri suka novel juga? Suka novel genre apa?"

"Gue sih cuma suka novel Harry Potter. Bocah banget ya, gue?"

"Nggak juga, kok. Justru novel Harry Potter itu bagus loh menurut gue. Lo suka series yang mana?"

"Yang Harry Potter and The Cursed Child. Menurut gue itu bagus parah sih, lebih bagus daripada seri-seri novel Harry Potter yang sebelumnya."

Karla mengangguk. "Emang novel itu jadi salah satu karya J.K. Rowling yang paling bagus dan banyak diincar sama orang-orang. Nggak salah kalo lo suka juga."

"Lo tau banget kayaknya, La. Suka Harry Potter juga?" Tanya Ethan.

Karla menggeleng. "Bukan gue yang suka, tapi Kak Davin. Dulu Kak Davin koleksi semua seri novel Harry Potter dari yang pertama sampai yang terakhir. Jadi gue ngerti sedikit-sedikit sih tentang Harry Potter."

My Protective Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang