01: The Beginning

16.6K 480 11
                                    


I

// The Beginning //

Karla Athalia Dirgantara. Gadis berusia enam belas tahun yang sekarang resmi menjadi murid kelas sebelas di SMA Pelita Nusantara. Soal tampang? Jangan ditanya. Karla merupakan salah satu gadis populer di sekolah yang menjadi incaran kaum Adam. Tidak hanya modal tampang, tapi dia juga memiliki segudang bakat dan prestasi yang menjadikannya sebagai murid kebanggaan guru-guru di sekolahnya.

Untuk masalah cinta? Jangan tanyakan itu karena tentu saja nilai Karla nol besar dalam hal ini. Bukan karena tidak ada laki-laki yang ingin berdekatan dengannya. Bahkan banyak laki-laki yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hati Karla. Siapa juga yang tidak mau berpacaran dengan gadis cantik, manis, ramah dan berprestasi seperti Karla? Hanya saja, kakak laki-lakinya melarangnya keras untuk berpacaran dan hal itu membuat Karla dongkol setengah mati dengan kakaknya itu.

"La, dicari sama Kak Reno tuh. Orangnya di depan kelas." Luna, sahabat karib Karla memasuki kelas dan langsung menghampiri Karla yang kini sedang duduk manis di bangkunya.

"Cie, Karla, diapelin terus sama Kak Reno. Beruntung banget ya hidup lo, La. Dikelilingi sama cowok-cowok ganteng," goda Nara, sahabat Karla pula.

Ketiganya–Karla, Luna dan Nara memang sudah menjadi sahabat karib sejak duduk di bangku kelas satu SMP hingga saat ini.

Karla menutup novel yang dibacanya kemudian menatap Nara dan Luna secara bergantian. "Lo berdua bilang aja gue lagi ke toilet atau kemana gitu yang penting gue nggak mau nemuin Kak Reno. Gue takut Kak Davin marah lagi."

"Ck, Kak Davin kan lagi latihan basket, La, jadi nggak bakal ketahuan lah." Ucap Nara. "Kak Reno udah nungguin lo daritadi, lho. Sayang orang ganteng dianggurin." 

Otak Karla otomatis memutar kejadian beberapa bulan lalu.

Pada waktu itu sekolah dipulangkan pagi dikarenakan guru-guru ada rapat penting. Davin yang waktu itu tidak bisa mengantar Karla pulang ke rumah karena ada latihan basket, akhirnya menyuruh gadis itu pulang menggunakan taxi.

Kemungkinan hari itu nasib Karla sedang sial karena tidak ada satupun taxi atau angkutan lain yang lewat. Dengan perasaan kesal, akhirnya gadis itu memutuskan untuk berjalan kaki menuju halte bus terdekat. Berharap ada bus yang berhenti dan melewati rute menuju rumahnya. Namun nihil. Sudah sekitar tiga puluh menit ia menunggu di halte bus tapi tidak ada satupun bus yang melewati rute menuju rumahnya.

Saat ingin bangkit dari duduknya, gadis itu mengerutkan dahinya karena sebuah motor ninja hitam berhenti di dekatnya. Karla tidak dapat melihat dengan jelas siapa pengemudi ninja itu karena wajahnya tertutupi oleh helm full-face. Karla beringsut mundur saat pengemudi ninja hitam itu berjalan mendekatinya.

Berbagai macam pikiran negatif bersarang di otaknya. Bagaimana jika orang itu adalah pencopet? Namun Karla segera menepis semua pikiran negatifnya. Mana mungkin pencopet naik motor ninja?

Karla menghembuskan nafasnya lega saat orang itu melepas helm full-facenya. Ternyata orang itu adalah Reno. Kakak kelasnya yang cukup tampan yang menjadi idola sekolah setelah Davin-kakaknya.

"Karla, kan?" Ucapnya waktu itu. Karla mengangguk.

"Kenapa belum pulang?" Tanya Reno. "Nungguin siapa?"

My Protective Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang