02: Meet Him

10.1K 381 16
                                    


II

// Meet Him //

Karla berjalan menyusuri koridor kelasnya bersama dengan Davin yang merangkul pinggang rampingnya layaknya sepasang kekasih. Seperti biasanya, Davin akan mengantarkan adik tercintanya ini terlebih dahulu menuju kelasnya setelah itu barulah dia berjalan menuju kelasnya sendiri. Padahal letak ruang kelas sebelas di SMA Pelita Nusantara itu berada di gedung B sedangkan letak ruang kelas dua belas berada di gedung C yang notabene jaraknya lumayan jauh tapi bagi Davin itu sama sekali bukan masalah. Yang terpenting adik tercintanya sampai di kelas dengan selamat dan tidak digoda laki-laki hidung belang di sekolahnya.

"Belajar yang rajin, ya. Nanti istirahat kakak kesini." Davin mengusap lembut rambut Karla.

Karla tersenyum. "Pasti, Kak. Kakak juga semangat ya belajarnya."

"Iyaa. Ya udah, kakak jalan ke kelas ya." Davin mengecup kening Karla sebelum berjalan meninggalkan adik tercintanya itu.

Setelah Davin berlalu dari hadapannya, Karla bergegas memasuki kelasnya dan disambut oleh godaan dari kedua sahabatnya.

"Enak ya yang pagi-pagi udah dapet kecupan hangat... Kita mah apa." Nara dan Luna serempak berpura-pura memasang ekspresi sedih.

"Mau dapet juga? Minta sana sama kakak lo masing-masing!" Tukas Karla kemudian berjalan menuju tempat duduknya.

"Apaan? Kakak gue tuh usilnya minta ampun, udah gitu gue digodain terus tiap hari. Gak kayak Kak Davin yang ngejaga lo setiap saat. Kakak lo udah pantes tuh dapet rewards sebagai pacar siaga." Ucap Luna yang segera mendapat anggukan setuju dari Nara. Sedangkan Karla hanya memutar bola matanya malas mendengar celotehan Nara. Ia lebih memilih mengeluarkan bukunya kemudian membaca-baca materi pelajaran daripada harus meladeni kedua sahabatnya.

***

Karla menatap jajaran buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak. Pandangan matanya tertuju pada sebuah buku tebal bersampul biru tua yang terletak di rak paling atas. Karena badannya yang mungil dan tidak terlalu tinggi, Karla agak kesulitan saat ingin menjangkau buku itu.

Gadis itu berusaha meloncat-loncat agar berhasil mengambil buku yang ia inginkan. Tapi sayangnya tak kunjung berhasil juga. Untungnya ada tangan lain yang membantunya mengambil untu buku itu.

"Kalo nggak nyampe, minta tolong dong." Suara bariton itu terdengar sampai ke telinga Karla dan otomatis membuat gadis itu menolehkan wajahnya ke arah suara tersebut.

Laki-laki itu tersenyum ke arah Karla. Menampilkan lesung pipi yang semakin membuat kadar ketampanan laki-laki itu bertambah. Karla sedikit terpana dengan senyuman laki-laki itu tetapi meskipun begitu, menurutnya senyuman kakaknya lah yang paling menawan.

"Makasih-" Karla menggantungkan kalimatnya. Matanya sibuk mencari badge nama yang biasanya tertempel di seragam setiap siswa SMA Pelita Nusantara.

Senyum tipis terukir di bibir Karla saat melihat nama Alvaro Ethan Wijaya terukir rapi di sudut kiri atas seragam laki-laki ini. "Jadi, gue panggil lo apa nih? Alvaro? atau Ethan?"

"Senyamannya lo aja mau panggil gue apa," jawab laki-laki itu.

"Oke kalo gitu gue panggil lo Ethan."

My Protective Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang