"Kenapa yang lain belum datang, 10 menit lagi masuk", kata Tenten menatap sekeliling kelas dan hanya mendapati 4 brandal, Shikamaru yang selalu tidur di kursi paling pojok, dan mereka ber4.

"Itu karena mereka belum siap dengan materi-materi yang akan keluar dari mulut Kurenai-sensei", kata Ino sambil tertawa, ia berhasil mendapat satu pukulan di lengan oleh Tenten.

"Tidak baik!", katanya.

"Atau adukan saja kepada Kurenai sensei?", tanya Hinata bercanda lalu tertawa.

Ino mempoutkan bibirnya, "Iya iya maaf", katanya, lalu mengeluarkan ponselnya dan terlihat jarinya yang bergerak bermain dengan layar ponselnya yang bercase pink.

"Bagaimana menurutmu Hinata?", tanya Ino memberikan foto seseorang yang terlihat seperti pria korea, Ino itu fangirl garis keras begitupun dengan Sakura, sedangkan Tenten dan Hinata hanya tau beberapa saja.

"Siapa?", tanya Hinata bingung.

"Pacar hayalan Ino, siapa lagi", jawab Sakura yang tadi sempat melihat juga apa yang dutunjukan Ino kepada Tenten.

"Bagaimana menurutmu, dia biasku tampan kan??", kata Ino sembari mencomot popcorn milik Tenten dan menghadapkan lagi ponselnya ke arah wajahnya.

"Kalau aku bilang tampan kau cemburu tidak?", tanya Hinata diikuti dengan tawa kecil, tangannya membuka bungkusan coklat dan memakannya.

"Hehe, tergantung, kalau kau mau merebutnya untuk di jadikan bias maka aku cemburu", jawab Ino tertawa.

"Plastik kok disukai?" cerocos Naruto menatap sinis Ino, Ino mendelik dan balas menatap Naruto sinis.

"Hey!! Sadar diri, dia tampan dan berbakat, dan kau hanya bisa membuat rusuh!!!" kata Ino tidak terima.

Kiba tertawa melihat ekspresi Ino "Kalau ada Sai, dia pasti sudah memukulmu," kata Kiba kepada Naruto yang hanya mendengus.

"Ada apa?" Sai masuk ke kelas dengan wajah bertanya miliknya.

"Tidak tau, tiba-tiba mengatakan kalau Ino kesal gara-gara Naruto atau Kiba maka kau akan memukul mereka... Mungkin," kata Tenten dengan mulut penuh kejujuran miliknya.

Sai tidak merespon lagi lalu duduk di mejanya, "Hih, dinginnya," kata Sakura dengan nada tidak suka.

Hinata tiba-tiba berdiri, "Aku akan ke toilet," katanya, TenTen menyahut, "6 menit lagi masuk, cepat," katanya yang di balas anggukan Hinata sebelum menghilang dari kelas.

Sasuke juga tiba-tiba sudah berdiri dan keluar dari kelas.

"Loh, dia mau kemana?" tanya Sai bingung menatap kepergian Sasuke.

"Paling ke rooftop," jawab Kiba.
.
.
.
Hinata membasuh tangannya di keran air setelah selesai dengan urusan pribadinya. Selesai mengelap tangannya, Hinata keluar dari toilet sekolah, "Eh!" Kaget Hinata ketika ia menabrak tubuh seseorang yang tengah berjalan.

"Maaf," kata Hinata sembari mendongakkan kepalanya, matanya membulat melihat Sasuke di depannya, orang paling misterius bagi Hinata.

"Jalan lihat-lihat," kata Sasuke dengan nada datar, ia menatap Hinata dari atas sampai bawah dari jarak dekat ini.

Hinata bergerak kikuk, "Maaf," ulang Hinata. "Hn, masuk sana sebentar lagi bel," kata Sasuke akan berjalan pergi sebelum suara Hinata menginterupsi dirinya.

"Kau sendiri? Ti-tidak masuk?" tanya Hinata sangat pelan dan dengan nada bingung, pasalnya Sasuke berjalan berlawanan arah dengan kelas mereka.

"Bicara yang benar, Kau tau kebiasaan aku apa," kata Sasuke, karena saat Hinata bicara tadi ia harus menajamkan pendengarannya.

Hinata menunduk, setelah Sasuke berbalik dan pergi, Hinata menghela nafas panjang dan berjalan menuju ke kelasnya.

Bel masuk berbunyi, para siswa dan siswi berhamburan memasuki kelasnya dan segera bersiap untuk pelajaran selanjutnya.
.
.
.
"Sedari tadi aku lihat Sasuke menatap kita," kata Ino tiba melirik ke arah parkiran dimana Sasuke, Kiba dan Naruto masih berbincang, kecuali Sasuke yang diam dengan ponselnya.

"Haha!! Mimpilah dulu!!" kata Sakura menjitak kepala Ino, membuat Ino mendengus, padahal ia lihat dengan jelas Sasuke sedari tadi menatap ke arah mereka, kearah tempat menunggu jemputtan.

"Tadi kulihat dia memang terus menatap kesini," kata Ino memukul lengan Sakura dan mendengus kesal, Sasuke sepertinya menyadari jika ia merasakan Sasuke menatap mereka, membuatnya mengalihkan pandangan.

"Aku duluan yah," kata Tenten yang sudah di jemput oleh supirnya, ia berlari sembari melambaikan tangannya.

"Byee!!!" Teriak Sakura dan Ino melambaikan tangannya, Hinata hanya tersenyum sembari balas melambaikan tangan.

"Tidak, Wow!! Mataku salah lihat, dia menatap Hinata," kata Ino lagi saat ia menatap ke arah parkiran.

"Ck, berulah lagi," kata Sakura.

"Mana mungkin dia menatapku, kami saling menyapa saja tidak pernah," kata Hinata setuju dengan perkataan Sakura, saat ia menatap ke parkiran jelas ia melihat Sasuke sibuk dengan ponselnya.

Hinata jadi teringat dengan kejadian di toilet tadi siang, mungkin saling tidak menyapa bisa berlebihan karena ia tadi siang juga berbicara dengan Sasuke.

"Owh, jadi kau ingin saling menyapa dan eyes contact dengan Sasuke begitu??" tanya Sakura menyadari perkataan Hinata dan menyikut lengan Hinata.

Hinata merona, ia menutup mulutnya. "Maksudku, mana mungkin dia menatapku sedangkan kita dekat saja tidak," kata Hinata.

Ino tersenyum menggoda ke arah sahabat imutnya yang satu ini, "Ohh, mari kita buat mereka dekat," kata Ino bercanda sembari mengerling ke arah Sakura.

"He-heyy!! Sudahlah," kata Hinata kesal sembari menggembungkan pipinya kesal.

Ino tertawa diikuti Sakura, "Bercanda, ayolah mana mungkin kami mendekatkan perempuan manis dan polos sepertimu dengan Sasuke si dingin brandal sekolah," kata Ino tersenyum.

"Iya, iya, aku duluan," kata Hinata saat melihat mobil kakaknya sudah datang.

"Byee," kata Sakura dan Ino melambaikan tangan panjang dan putih mereka kepada Hinata.
.
.
.
Sasuke tersenyum tipis, ia memasuki mobilnya dan menyalakan mobilnya. "Aku duluan," katanya dari jendela kepada Naruto dan Kiba yang duduk di motor besar mereka dan melajukan mobilnya menjauh.

"Kita disuruh menunggu dia disini, kita yang mengobrol, dia yang duluan pulang coba saja aku ikut Sai tadi, good job Sasuke!" kata Naruto kesal, Kiba hanya mendengus tanda ia setuju dengan perkataan Naruto.

"Sudahlah begitu-begitu dia teman kita, bagaimana kalau makan dulu?" tanya Kiba memakai helmnya dan menoleh ke arah Naruto.

"Kau traktir?" tanya Naruto memastikan.

"Iya," jawab Kiba menganggukkan kepala nya dan menyalakan mesin motornya.

"Oke!!".

.
.
.
tbc

Cerita baru🍉🍉🍉

Jangan lupa komen kalau ada kesalahan atau apapun, biar nanti Author perbaikin:)

Vote ya jangan lupa( ^ ^ )

She is mine || SH ✔Where stories live. Discover now