[💌] Tell me, was it worth it?

985 194 34
                                    

Tell me, was it worth it? We were so perfectBut baby I just want you to see

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tell me, was it worth it? We were so perfect
But baby I just want you to see

Dulu, Junho adalah kisah terbaik yang pernah Midam miliki dalam hidupnya. Ia menggantungkan harapan yang tidak pernah terpikirkan pada Junho, menyerahkan hatinya begitu mudah dengan harapan bahwa keping hati itu akan terjaga, kemudian berakhir menyerahkan semesta kecilnya ke tangan lelaki itu. Kepercayaannya terhadap Junho adalah muara dari semua perasaan yang dimilikinya. Dan kini, kekecewaannya terhadap Junholh yang menjadi muara utama dari semua perasaan yang dimilikinya atas lelaki itu.

Perasaan rindunya. Perasaan cintanya. Perasaan sayangnya. Segalanya kini berbenturan dengan kekecewaannya. Semuanya serasa berjalan dan berkembang dalam satu poros yang membuatnya gila, membuat kepala pusing.

Siapa yang sebenarnya yang egois dalam hal ini? Junho ataukah ia? Ia tak tahu bagian mana yang salah dalam hubungan mereka dulu. Dulu, mereka begitu sempurnya. Jangankan memikirkan untuk saling berpisah, bahkan untuk bertengkar pun mereka tak pernah melakukannya. Junho memperlakukannya sangat baik dan ia sungguh kekasih yang pengertian meski usia mereka terpaut lumayan jauh. Tapi hari itu, Junho mendadak mengatakan banyak kebohongan padanya, yang kemudian berakhir dengan membuat lelaki itu berpaling darinya.

Tapi apa yang salah dalam hubungan mereka dulu?

Jika Midam pernah menjadi orang egois dalam hubungan mereka, mestinya Junho mengingatkannya. Mestinya Junho pun tak ikut bertindak dengan emosi. Hubungan yang mereka jalin begitu sempurna, tapi berakhir begitu saja tanpa adanya kesalahan-kesalahan yang membuat mereka merenggang lebih dulu. Perpisahan tanpa pertengkaran berarti sebelumnya, Midam sungguh tak tahu di mana letak salah dalam hubungannya.

Bahkan jika Junho yang menjadi orang egois dalam hubungan mereka, mestinya ia menjelaskan dan tak membiarkan Midam hidup dalam ketidakmengertiannya. Malam itu, malam di mana hubungan mereka berakhir, Junho tidak mengatakan apapun untuk mencegahnya pergi, tapi juga ikut melangkah pergi.

Satu-satunya yang Midam percayai hingga saat ini sebagai alasan mengapa hubungan mereka berakhir adalah karena pada akhirnya Junho jenuh dengannya. Junho tak lagi ingin bersamanya untuk menggantung harapan mereka bersama. Junho menginginkan orang baru dalam hidupnya. Dan tentu saja itu bukanlah Midam.

Itulah kepercayaannya selama ini. Selama ia memendam sendiri luka dalam hatinya, berbalut cemas tiap kali ia melihat Junho, berbalut rindu tiap ia bertemu lelaki itu, berbalut iri terhadap kehadiran Eunsang di sisi Junho, namun juga berbalut kecewa tiap ia mengingat bagaimana lelaki itu membohonginya untuk alasan-alasan yang tidak mengertinya.

Tapi malam kemarin, Junho kembali padanya, melepaskan Lee Eunsang dari dekapannya. Mereka bertengkar. Untuk pertama kalinya sejak keduanya saling mengenal dan saling jatuh hati, mereka bertengkar. Hingga akhirnya Junho lancang menciumnya.

Kewarasan Midam hancur saat itu. Ia ingin menjadi egois saat itu untuk menahan Junho tetap di sisinya, namun sisi lain dirinya mengatakan bahwa ia takkan ada bedanya dengan Junho jika ia turut menyakiti Eunsang. Untuk beberapa saat malam itu, ia dilanda dilematis berat yang membuatnya hanya diam ketika Junho menciumnya, bahkan ia melupakan Junho yang memeluk pinggangnya posesif.

Nothing Like Us (FINISH)Where stories live. Discover now