Meski tak lagi bersama, semesta nyatanya tak mampu merubah eksistensi nyata seorang Cha Junho dalam hati Lee Midam, karena sejak awal Midam telah menyerahkan separuh hatinya pada Junho.
Hingga Junho pergi membawa seluruh hatinya, seluruh bagian seme...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
There’s nothing like us There’s nothing like you and me Together through the storm
"Hyung pasti bisa melakukannya. Fighting!"
Midam tersenyum ketika melihat bagaimana Minkyu, Hyungjun, Jinwoo, dan Jungmoo menyemangatinya hari itu. Rasanya ia memiliki sedikit semangat dalam hari-hari beratnya setelah nyaris tak dapat melihat satu hal baik pun dalam hidupnya sejak berhari-hari ia kehilangan mentarinya.
Bisa karena terbiasa.
Itulah yang selalu dikatakan trainer saat mereka membimbing para trainee dan kini Midam melihat bahwa kenyataannya mulai berjalan sejalan dengan pepatah sederhana yang selalu diungkapkan banyak orang. Ya, bisa karena terbiasa.
Midam mengatakan bahwa ia telah terbiasa tanpa Junho di sisinya karena sejatinya ia masih berusaha membiasakan dirinya. Namun perlahan ia mulai terbiasa menerima kenyataan bahwa ia dan Junho benar-benar sudah berakhir. Mereka tak lagi memiliki harapan-harapan yang dulu pernah mereka bangun bersama.
Kisahnya dengan Junho sudah berakhir, bersama dengan runtuhnya semua harapan dan angan yang pernah dengan sederhananya menjadi penghias paling indah dalam perjalanan singkat mereka. Ia takkan mengharap bahwa akhir seperti ini tak pernah datang seperti sebelum-sebelumnya karena segalanya memang sudah berakhir.
Impian yang dibangunnya bersama Junho, cerita-cerita penuh tawa yang mereka untai tiap malam, harapan-harapan tak bertuan yang tertuang dalam tiap momen... semuanya sudah berakhir. Semua sudah usai. Tak ada yang bisa Midam harapkan.
Ia harus berdiri di atas kakinya sendiri, menghadapi kenyataan bahwa mentarinya telah tenggelam, meninggalkan mendung tanpa hujan yang dingin dalam kesendiriannya.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun membuat hyung menangis seperti ini lagi karena aku akan melindungi hyung..."
Kini, Junho tak perlu lagi melakukannya. Junho tak perlu bersusah payah lagi menjaga Midam, karena Midam akan menjaga dirinya sendiri. Ia tak bisa lagi bergantung pada Junho setelah kisah mereka selesai karena kini Junho telah memiliki Malaikatnya sendiri.
Ia akan terbiasa tanpa Junho karena ia akan memaksa dirinya untuk terbiasa tanpa kehadiran lelaki itu dalam hidupnya. Ia tak bisa selamanya mengharap bahwa segalanya hanyalah ilusi karena semua rasa sakit yang telah dirasakannya adalah kenyataan yang menyadarkannya akan fakta bahwa kisahnya dengan Junho telah usai.
Biarlah kini Junho berbahagia dengan pilihannya, meski Midam harus menelan pil paling pahit atas keputusan yang telah Junho pilih di atas kisah singkat yang pernah mereka rajut.
