I & A ::: Second Time

3 0 0
                                        

Awalnya aku berpikir; pertemuan kita hanya sekedar kebetulan saja. Namun, untuk kesekian kalinya aku tidak tahu, entah ini kebetulan atau memang ini adalah bagian dari rencana Tuhan.

◾◼◾

Pagi ini Irish tengah sarapan dengan keluarganya. Tidak ada yang mengeluarkan suara selain suara dentingan dari sendok dan garpu. Irish juga tidak ada niatan untuk memulai pembicaraan. Lagipula suasana sekarang sudah sering ia rasakan, dimana hanya ada keheningan dari keluarganya. Jika orang lain akan ditanyai apa yang akan mereka lakukan pagi ini? Lain halnya dengan Irish yang tak pernah diperhatikan. Mereka hanya sibuk masing - masing membuat Irish hapal dengan kegiatannya disetiap pagi.

Irish meneguk minumannya setengah lalu membersihkan mulutnya dengan tisu. Ia berdiri seraya mengambil tas di kursinya

"Irish pergi dulu ya" Pamitnya dengan mencium tangan kedua orang tuanya

"Kamu kesana naik apa Rish?" Tanya Vania pada putrinya

"Naik taksi Bu"

"Yaudah. Kamu hati-hati ya" Irish hanya membalas dengan anggukan kecil lalu melangkah keluar.

Irish menunggu taksi yang ia pesan beberapa menit lalu didepan gerbang. Ia melirik arlojinya yang terletak ditangan kirinya. Selang beberapa menit menunggu akhirnya taksi yang ditunggu pun datang. Tak perlu waktu lama Irish masuk dan taksi pun melaju membelah jalanan ibukota.
Hari ini Irish berniat mengunjungi toko kue ibunya. Karena sudah lama ia tidak menghandle toko kue itu. Sepenuhnya tanggung jawab ia serahkan dengan sahabatnya Yang bernama Rayana Puspita. Dia teman yang baik bagi Irish. Maksudnya sahabat. Irish memandang tulisan yang bertengger didepan toko itu kemudian memasukinya.

Pertama kali yang dilihatnya adalah Rayana, sahabatnya yang tengah sibuk melayani pelanggan yang hari ini memang lumayan banyak. Dengan segera Irish berjalan menghampirinya karena kasian melihat Rayana kewalahan. Rayana yang menyadarinya malah langsung pergi menghampiri Irish tanpa menghiraukan pelanggan yang sedari tadi protes meminta pesanannya dipercepat.

Pelukanlah yang Irish dapatkan dari sahabatnya itu. Sepertinya memang sudah lama mereka tidak saling temu dan ini untuk pertama kalinya pula mereka dipertemukan kembali.

"Astaga Irish, aku kangen banget sama kamu" Ucapnya disela menguraikan pelukan

Irish tertawa "Sama Ray. aku juga kangen sama kamu"

"Aduh. Kenapa tidak pernah kesini sih? Inikan toko kamu"

"Iya. Bukannya begitu. Hanya saja dirumah aku tengah sibuk atur skripsi buat wisuda nanti"

"Tapikan kamu bisa luangin waktu buat kesini dulu kek Rish. Jangan melulu sibuk ngurus skripsi nanti malah jadi stress"

"Jangan ngaco deh Ray" Irish melirik kearah pelanggan yang sudah ingin mencak-mencak mengeluarkan emosi karena sedari tadi pesanannya tak kunjung disiapkan

"Mending kita layanin pelanggan aja dulu. Kalau masalah cerita itu belakangan dari pada kita kehilangan pelanggan kan?"

Rayana balas melirik kearah tatapan Irish dan nyaris menimpuk jidatnya karena lupa dengan tanggung jawabnya. Iapun sesegera mungkin kembali untuk menyiapkan pesanan dari para pelanggannya dan tentu saja itu dibantu oleh Irish. Rasanya sudah lama gadis itu tidak melakukan kegiatan seperti yang dilakukan Rayana sekarang. Rasanya Irish kembali mendapatkan situasi yang berbeda. Semacam mendapatkan kebahagiaan meski terlihat sangat kecil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Between 'US'Where stories live. Discover now