03~Ingin Tahu

22.3K 2K 256
                                    

SELAMAT MEMBACA
OVERMORROW : 03
Aku ingin tahu siapa kamu. Kamu ... yang telah memberikan ku kekuatan lewat coretan tinta hitam

 yang telah memberikan ku kekuatan lewat coretan tinta hitam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~
FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@michael.diraksana
@zanna.zakeistha
~~~

"MAAFIN mama ya Ran. Lo jangan peduliin omongan mama yang tadi. Lo tau kan kalau gue nganggep lu itu sahabat gue. Cuma lo satu-satu nya orang yang bisa gue ajak cerita," ujar Zanna yang sedang duduk di atas kasur di sebelah Kiran.

Kiran tertawa pelan. "Santai aja, gue nggak bakalan marah cuma gara-gara tadi. Mama lo kayak gitu karena khawatir sama lo. Lagian gue utang budi sama mama lo. Kalau bukan karena Tante Jessica, mungkin gue nggak bias sekolah di sekolah yang sebagus itu. Dan gue nggak bakalan bias kenal sama lo," ujar Kiran.

"Khawatir apanya? Mama sama Papa nggak pernah khawatir sama gue. Yang mereka khawatirin cuma pandangan orang lain ke keluarga ini. Gue benci lahir di keluarga ini. Bahkan nangis pun gue nggak diijinin. Mereka piker gue apaan? Gue juga punya perasaan Ran," keluh Zanna.

Gadis itu hendak menangis namun ia berusaha menahannya. Hal itu membuat ia merasa sesak. Selama Zanna hidup, ia tidak pernah menginginkan sesuatu yang banyak. Dia hanya ingin kebebasan. Kebebasan yang memperbolehkannya melakukan apa saja. Menangis, tertawa, marah, kesal dan segalanya. Ia ingin hidup secara bebas, bukan hidup di dalam penjara yang memaksanya untuk menjadi orang lain.

Keluarga sempurna? Itu kata-kata orang yang amat Zanna benci. Sempurna apanya? Semuanya hanya omong kosong. Semuanya hanya kepura-puraan belaka. Keluarganya bukan keluarga bahagia, melainkan keluarga yang pura-pura bahagia supaya terlihat sempurna.

Mereka mungkin berpikir bahwa hidup Zanna benar-benar luar biasa. Zanna punya segalanya. Gadis itu punya kecantikan, kepopuleran, kekayaan, kedudukan. Dan semua itu terlihat benar-benar sempurna. Namun mereka tidak pernah berpikir bahwa ada satu hal yang lebih penting dari itu semua, yaitu kebebasan. Karena tanpa kebebasan, semua hal itu tak ada artinya. Tak ada gunanya mempunyai segalanya tetapi tidak bisa melakukan sesuatu sesuai keinginan.

Zanna ingin memberontak, namun gadis itu tidak punya keberanian seperti itu. Zanna hanya bisa mengikuti semua yang orangtuanya inginkan, dan menyingkirkan semua keinginannya. Entah sampai kapan ia bisa tahan untuk hidup seperti ini.

"Na, jangan nangis," pinta Kiran. "Besok ada pemotretan," lanjut gadis itu. Sebenarnya ia tidak tega untuk menahan Zanna supaya gadis itu tidak menangis. Akan tetapi ia terpaksa.

"Nggak bisa Ran, sesek," cicit Zanna. Matanya sudah berkaca-kaca. Airmatanya sudah hampir menetes.

"Tarik napas Na, terus hembusin pelan-pelan. Lo bisa!" Karin memberi semangat.

Zanna pun akhirnya mengikuti saran Kiran. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Udah nggak usah bahas yang sedih-sedih lagi. Mending bahas Mike, cowok yang buat lo kesel tadi," ujar Kiran mengalihkan pembicaraan.

OvermorrowWhere stories live. Discover now