"Ihh..Asel kenapa ruangannya gelap?" tanya Rahel menahan tangis. Yang di tanya pun tak menjawab.

"Asel? Asel dimana?!" teriak Rahel

"Asel?" panggilnya sekali lagi. namun, Rasel tak menyauti.

"Hiks... Asel, Asel dimana? Jangan bercanda kayak gini ihh, Ara takut." tangis Rahel langsung pecah

Tiba-tiba lampu menyala dan "suprise..." Rahel terkejut lalu mengusap air matanya.

"Selamat ulang tahun Ara, uda umur 5 tahun masih aja cengeng," ucap Rasel seraya memeluk Rahel. 

"Selamat ulang tahun juga untuk Asel."

"Dan ya ini kado buat Ara dari Asel," kata Rasel menyodorkan kado.

"Dari Asel apa dari papa sama mama?" tanya Rahel polos. "Eh hehehe, di beliin papa sama mama tapi Asel yang ngasih ke Ara, jadi dari Asel lah" bales Rasel

Rahel pun hanya bisa mengerutkan dahinya, tanpa mengucapkan terima kasih.

"Selamat ulang tahun sayang," ucap Pradana dan Yana dengan mengecup dahi Rahel.

"Nih dari papa dan mama, untuk kalian berdua," kata Pradana dengan memberikan kado yang sangat besar melebihi tubuh Rahel dan Rasel, dengan berbalut kertas warna biru bercorak bulan bintang.

"Makasih Pa Ma, ini besar banget," kata Rasel dan Rahel bersamaan, dengan mata berbinar-binar.

"Aku buka ya?" 

"Jangan dulu, ntr aja, tiup lilin dulu" cegah Yana.

Lalu mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun, diikuti lagu tiup lilin.

"Ayo Asel, Ara. tiup lilinnya," suruh Pradana.

Rasel dan Rahel meniup lilinnya.

Setelah itu mereka menyanyikan lagu potong kuenya.

Rasel memotong kue dengan di bantu oleh kedua orang tuanya, begitupun dengan Rahel.

"Satu suap untuk mama."

"Untuk papa."

"Dan untuk Asel."

Tanpa sepengetahuan Rahel, Rasel diam-diam mengambil krim kue dan mengoleskan kepada Rahel.

"Hahahah selamat ulang tahun, hahahah Ara lucu deh."

"Ish Asel," teriak Rahel.

Rahel pun mengejar Rasel, dan mendapat gelak tawa dari sang orang tua.

Flashback off

"Huft..dulu keluarga kita bahagia kan sel?" tanya Rahel dengan senyum getir.

"Dan sekarang.." Rahel menarik nafas dalam-dalam, "..senyum saja tak ada di keluarga ini, semenjak kejadian itu," sambungnya dengan memandangi langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang.

Rahel memperlihatkan kalung bulan ke foto Rasel.

"Asel, lo inget kalung ini? lo beli dua, satu berbentuk bulan yang gue pakai dan satu lagi berbentuk bintang yang lo pakai. Tapi apakah lo sekarang masih pakai kalung itu? Kita berdua sudah janji akan pakai kalung ini sampai kapanpun, dan  dikeadaan apapun."

Rahel mengingat waktu Rasel membelikan kalung ini.

"Asel please Sel, lo harus datang di ultah kita, gue gak mau tau, untuk kali ini aja Sel, demi gue. Yaudah Sel kalau misalnya lo gak datang, gak papa."

Rahel berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya dan menaruh foto Rasel diatas nakas.

"Selamat tidur, Ara rindu Asel."

Tanpa Rahel ketahui, ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan Rahel dari balik pintu, dan orang itu hanya tersenyum getir, dia juga sangat-sangat merindukan anaknya itu.

"Papa juga rindu sama Asel."

🌠🌠🌠

Bersedih  dengan orang yang tepat lebih baik, daripada berbahagia dengan orang yang salah dan oleh karena itu bijaklah dalam memilih sahabat

🌠🌠🌠

Hai semua, apa kabar? Jangan lupa tinggalkan jejak.

Follow ta_taa24

1 Detak 2 Detik Where stories live. Discover now