"Ihh Asel kenapa dibuang Barbienya? Asel bilang apa tadi? Barbienya jelek? Hu.." rengeknya dengan menatap tajam Rasel.

"Bukan Barbienya yang jelek, tapi Aranya yang jelek Hahaha....." ejek Rasel.

"Apa?!... Asel tuh yang jelek, bau, kalau tidur suka ngiler, wlee.... hahaha," ucap Rahel tak kalah mengejek.

"Nyenyenye biarin, dari pada Ara dah gede kalau tidur masih ngompol, hahaha.... Ara ngompol ihh jauh-jauh sana dari Asel  hus...hus.."

mendengar ejekan dari kakaknya, wajah Rahel pun berubah menjadi merah padam. Kemudian Rahel mengejar kakaknya yang sedang berlari menjauh dari Rahel.

"Ihh.. kakak!!, Sini kak jangan lari, awas ya kalau ke tangkap" ucap Rahel dengan mengejar kakaknya, "coba aja kalau bisa" kata Rasel dengan berteriak, dan terjadi lah aksi kejar-kejaran di ruang tamu.

Bugh...akh...

Mendengar suara teriakan itu Rasel berhenti, lalu menoleh ke belakang, ternyata Rahel sedang terjatuh, dan sampai menyebabkan lututnya berdarah.

"Hahaha.... Syukurin, dasar ceroboh udah gede lari aja ngk bisa hahaha.."kata Rasel mentertawakan Rahel yang sedang terluka tanpa mau menolongnya.

"Huaa...Asel jahat, hiks...nggak mau nolongin Ara hiks.." tangis Rahel langsung pecah. "Ish punya saudara cengeng amat, ya udah sini Asel bantu," ucap Rasel dengan mengulurkan tangannya.

"Hiks... Nggak mau, Asel jahat," tolak Rahel dengan menempis tangan Rasel. "Ya udah kalau ngk mau" cibir Rasel.

"Nggak mau, Asel jahat!"

"Ma tolongin Ara," teriak Rahel memanggil Yana, mamanya.

"Ara mama kan nggak ada di rumah, lagi pergi sama papa, sini biarin Asel yang bantu Ara, yaudah deh Asel minta maaf," kata Rasel dengan tulus.

Rahel terdiam sejenak, lalu menerima bantuan dari Rasel.

Skip>>

Tepat jam 12 PM

Tok...tok...

"Ara, ayo bangun!" teriak Rasel

Karena tidak mendapat jawaban dari Rahel, Rasel pun langsung masuk ke kamar yang kebetulan tidak dikunci

Ceklek...

"Hm.. kebiasaan pintu tidak di kunci" gumam Rasel

"Ara, ayo bangun!!" teriak Rasel tepat di telinga Rahel.

Mendengar teriakan Rasel yang membahana di telinganya, membuat Rahel terbangun dari mimpi indahnya.

"Hoamm... Apa sih Asel? teriak-teriak di telinga Ara, sakit tau nggak telinga Ara ini!" protes Rahel. "Dahlah, Ara ngantuk mau tidur," sambungnya.

"Eh..ehh jangan tidur dulu, ayo ikut Asel," cegah Rasel seraya menarik selimut yang membungkus Rahel.

"Kemana sih malam-malam gini?" tanya Rasel dengan polos.

"Uda pokoknya ikut Asel, kagak terima penolakan!"

Rahel akhirnya mengikuti ajakan Rasel, sesampai diruang tamu, keadaan sangat gelap, tak ada cahaya lampu sedikit pun, dan itu membuat Rahel sangat takut dalam ke kegelapan.

1 Detak 2 Detik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang